Life Together.

By Naoki_biaza

104K 14.2K 995

"ibu mengenalnya?" tanya namo "hm ibu mengenalnya, dia cinta pertama ibu, dia ayah mu" ucap becky melirik sek... More

Mother and Child
Pertemanan
Aneh
bapak tua
Kakak
kompak
wow
awal dari semuanya
kakek problematik
badut
mencegah
kali kedua?
takut anak
namo dengan lukanya
always beside
hm 1699
bapak anak
black pink
hujan
demam
perihal hotwheels
ada aja
gwenchana
ayah
derita lajang
taramakjreng
yakan
loh heh
iya
yailah
cucu
cucu part dua
dunia namo
pertemuan adalah kabar
menarik
namanya juga hidup
bom waktu
putus asa
gwenchana part dua
mood berenang
bapak-bapak prik
terserah reza
otw nikah
hari-hari bingung
jadi nikah ini mah
heboh memang
The Wedding
dikira maling
ngambek
awikwok banget ni ayah
serba serbi
nah loh
gara-gara tiktok
cewe emang gitu
Kim Nam Gil katanya
Drama
adegan dewasa
apel bentuk naga
jangan selingkuh
ayah ikut
cowok semua
di usir
kesayangan kok di lawan
pingsan
rugi dong
gambar
rasa bersalah
ras terkuat
solid
kala itu
senyum aja terus
suami takut istri
Today is namo day
keluarga cemana
Today is namo day part II
20 tahun
Ironman
RUMAH.
Epilog
Terserah
info A1

ada ada aja

1.2K 183 16
By Naoki_biaza

"ayah" ucap bimo saat melihat orangtuanya datang

namo menggelengkan kepalanya melihat bimo, laki-laki itu benar benar memanggil ayahnya bahkan sampai ibunya juga datang.

"apa yang terjadi?" ucap ayah bimo melihat anaknya

"ada apa dengan wajah mu? siapa yang melakukan ini?" ucap ibunya memegang wajah bimo

"dia, dia yang membuat wajahku seperti ini" ucap bimo menunjuk namo

"ck" gumam namo terkekeh menggelengkan kepalanya melihat bimo

"ya siapa kamu berani memukuli anakku" ucap ibu bimo melihat namo

"kenapa kamu membuatnya terluka seperti ini" ucapnya lagi

"karena dia memukulku terlebih dahulu" ucap namo datar

"ck, itu tidak mungkin anakku tidak mungkin berani memukul orang seperti itu" ucap ibu bimo

namo terkekeh mendengar ucapan ibu bimo, dia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi.

"benarkah?" ucap namo tertawa kecil

"sepertinya kamu tidak mengenal baik anakmu" ucap namo melihat ibu bimo

"apa?" ucap ibu bimo meninggikan suaranya

"hentikan" ucap ayah bimo melihat istrinya

"ayah lakukan sesuatu dia sudah memukuli aku" ucap bimo melihat ayahnya

"tenang saja" ucap ayah bimo mendapatkan anggukan dari anaknya

"apa yang sebenarnya terjadi, kenapa anak saya berakhir di kantor polisi dan terluka seperti ini" ucap ayah bimo melihat polisi yang sedari tadi memperhatikan mereka

"sebenarnya aku tidak tau apa yang terjadi, keduanya mengatakan hal yang berbeda-beda" ucap polisi itu melihat ayah bimo

"anakmu mengatakan bahwa dia tiba tiba di pukuli" ucap polisi itu

"sedangkan dia" ucap polisi itu menunjuk namo

"dia mengatakan bahwa anakmu mengganggu salah satu murid perempuan, dia menolong perempuan itu tapi anakmu memukulnya" ucap polisi itu melihat ayah namo

"anakmu penguntit, murid perempuan itu mengatakan bahwa anakmu sudah beberapa hari mengikutinya dan menggangunya" ucap namo datar

"ayah itu tidak benar, aku tidak mungkin melakukan itu" ucap bimo mencari pembelaan pada ayahnya

"ayah ibu tau sendiri bagaimana aku, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu" ucap bimo

"kamu pasti berbohong anakku tidak mungkin melakukan hal seperti itu" ucap ayah bimo

namo memejamkan matanya mendengar semua ucapan orangtua bimo, demi tuhan dia tidak memperdulikan ucapan mereka, tapi namo memejamkan matanya karena merasakan pusing di kepalanya yang sedari tadi semakin terasa sakit.

"lihat wajahnya apa dia terlihat seperti penguntit?" ucap ayah bimo

"benar anak kami tidak mungkin melakukan itu" ucap ibu bimo

"bukankah di sini kamu yang terlihat seperti penguntit?" ucap ibu bimo melihat namo dari atas sampai bawah

"penampilan mu bahkan seperti preman" ucapnya lagi melihat namo

"aku yakin kamu yang mengganggu anakku dan memukulinya sampai wajahnya memiliki banyak luka seperti ini" ucap ibu bimo

namo terkekeh mendengar ucapan ayah dan ibu bimo, mereka gambaran orangtua yang selalu menutupi kesalahan anaknya, pantas saja anaknya kurang ajar pikir namo.

"benar aku yang memukulinya" ucap namo

"tapi aku memiliki alasan memukulinya" ucap namo

"dia kurang ajar dan memukulku terlebih dahulu, karena itu aku memukulinya sampai seperti itu" ucap namo

"namun saat aku menjelaskan yang sebenarnya terjadi, dan mengatakan bahwa anakmu yang memulai duluan kalian tidak mempercayai ku dan malah membelanya" ucap namo

"kalian bahkan tidak menanyakan apapun, hanya membela anakmu" ucap namo

"kalian mencoba menutup mata" ucap namo

"setelah melihat semua itu aku jadi berpikir pantas saja anakmu kurang ajar" ucap namo

"ternyata genetik orangtuanya" ucap namo dengan tawanya

"apa? apa kamu mengatakan kami kurang ajar?" ucap ayah bimo meninggikan suaranya

"kamu memahaminya" ucap namo datar

"bukankah seorang anak tidak akan kurang ajar pada orang lain jika orangtunya mendidiknya dengan benar?"  ucap namo

"jadi menurutmu aku dan istriku tidak mendidik anakku dengan benar?" ucap ayah bimo menatap kesal namo

"kamu memahaminya lagi" ucap namo tersenyum smrik

"ya kamu tidak punya sopan santun?" ucap ayah bimo meninggikan suaranya mendekati namo

"siapa kamu berani mengatakan semua itu padaku, siapa kamu berani mengatakan aku kurang ajar dan tidak bisa mendidik anakku" teriak ayah bimo mencengkram kerah hoodie namo

polisi yang sedari tadi diam memperhatikan kaget saat melihat ayah bimo mencengkram kerah namo, dia langsung mendekati dan memisahkannya.

"aku bisa memasukkan mu ke penjara karena sudah memukuli anakku dan menuduhnya yang tidak tidak sialan" teriak ayah bimo tidak memperdulikan beberapa polisi yang mencoba memisahkannya

namo membiarkan laki laki itu mencengkram kerahnya, dia tidak ingin menjawab apapun, percuma saja meladeni orang seperti ini pikirnya.

"berhenti jaga sikap kalian, kalian berada di kantor polisi" teriak polisi itu

bimo tersenyum smrik melihat namo hanya diam, sepertinya dia takut pikirnya saat melihat namo tidak melawan.

"ayah dan anak sama saja" gumam namo melihat laki-laki yang mencengkram kerahnya tadi di bawa menjauh darinya

"panggil saja keluargamu agar ini cepat selesai" ucap polisi tadi melihat namo

"biarkan orang dewasa yang menyelesaikan ini, jika terus seperti ini tidak akan selesai selesai" ucap polisi itu

"meskipun kejadiannya benar seperti apa yang kamu katakan tapi kamu tetap bersalah karena memukulinya, dan kamu juga tidak punya bukti dengan apa yang kamu katakan tadi" ucapnya lagi melihat namo

"baiklah" ucap namo tidak punya pilihan, mau tidak mau dia harus memberitahu ibunya.

---------------------------------------------------------------------------

"sebentar" ucap becky melihat freen, dia melihat namo menelponnya.

"siapa?" ucap freen melihat becky seperti ingin menjawab telpon

"namo" ucap becky di angguki freen

freen melanjutkan makannya setelah mengetahui siapa yang menelpon gadisnya, sedangkan becky langsung menjawab teleponnya anaknya.

Telpon pov.

"ibu" ucap namo saat becky menjawab telponnya

"ada apa?" ucap becky

"ibu sibuk?" ucap namo

"tidak, kenapa?" ucap becky

"ibu maaf" ucap namo

"apa yang terjadi kali ini?" ucap becky, pasalnya dia sudah hafal jika namo meminta maaf seperti ini sudah pasti anaknya ini membuat masalah.

"masalah kecil" ucap namo

"dimana kamu sekarang?" ucap becky

"kantor polisi" ucap namo

"apa?" ucap becky kaget meninggikan suaranya

"masalah kecil apa sampai kamu berada di kantor polisi" ucap becky

"aku akan menjelaskan nanti, ibu bisa kesini dulu?" ucap namo

"aku tidak bersalah aku berani bersumpah" ucap namo

"kamu yakin tidak bersalah?" ucap becky

"bersalah sedikit" ucap namo mengingat dia sudah memukuli bimo

"tunggu saja ibu langsung kesana" ucap becky

"baiklah, maaf merepotkan" ucap namo langsung mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban ibunya.

Ending telpon pov.

freen menatap bingung becky, dia sudah menghentikan makannya sedari tadi saat becky mengatakan kantor polisi, selama menunggu becky selesai menelpon dia bertanya tanya apa yang terjadi.

"ada apa? siapa yang di kantor polisi?" ucap freen melihat becky

"namo" ucap becky langsung berdiri dari duduknya

"apa?" ucap freen kaget

"kenapa dia ada di sana?" ucap freen

"sudah pasti membuat masalah" ucap becky beranjak pergi namun freen menahan lengannya

"kamu mau kemana? menemui namo?" ucap freen mendapatkan anggukan dari becky

"pergi bersamaku, ayo" ucap freen langsung menarik becky pergi menuju mobilnya

---------------------------------------------------------------------------

namo mati-matian menahan sakit di kepalanya, dia menutupi rasa sakitnya seolah tidak merasakan apa apa, tapi yang membuat dia jengah sedari tadi orangtua bimo yang terus berbicara omong kosong, bahkan polisi yang membawanya pun terlihat kesal melihat orangtua bimo.

"lebih baik berhenti berbicara" ucap polisi itu melihat ayah bimo

"tunggu sebentar orangtuanya juga datang mari selesai secara baik baik" ucapnya lagi

"itu benar, berhenti berbicara" ucap namo

"jika terus berbicara kamu akan malu saat nanti mengetahui anakmu yang bersalah" ucap namo

'anakku tidak mungkin seperti itu" ucap ayah bimo

"teruslah menutup mata" gumam namo

namo merasakan kaos bagian belakangnya semakin terasa basah, sedari tadi dia bertanya tanya sendiri apa dia keringatan? kenapa kaosnya bisa basah pikirnya.

namo melihat kebelakang saat mendengar suara becky memanggilnya, dia melihat ibunya datang namun tidak sendirian seperti biasanya, kali ini ada freen di sebelahnya.

"ibu" ucap namo melihat becky menghampirinya dia langsung berdiri dari duduknya

"kamu orangtuanya?" ucap ayah bimo melihat freen dan becky bergantian

"iya, aku ayahnya" ucap freen mendahului becky yang ingin berbicara

"kenapa? apa yang terjadi?" ucap freen datar melihat ayah bimo

"anakmu memukuli anakku" ucap ayah bimo

"lihat anakku sampai terluka seperti itu" ucap ayah bimo menunjuk anaknya

freen tersenyum saat melihat wajah bimo memiliki banyak luka karena ulah anaknya, ternyata benar anaknya jago bela diri pikirnya.

sedangkan becky menggelengkan kepalanya saat melihat wajah bimo yang terluka karena anaknya, dia langsung melihat namo dan menatapnya.

namo yang melihat ibunya menatap dirinya hanya bisa tersenyum dan mengangkat kedua tangannya "peace"  gumamnya

"aku minta maaf karena ulah anakku dia terluka seperti itu" ucap becky

"aku akan mengganti rugi dan bertanggung jawab biaya pengobatannya" ucap becky

"mari selesaikan ini secara baik-baik" ucap becky tersenyum melihat keluarga bimo

"benar seperti itu lebih baik, sudah begitu saja" ucap polisi yang sedari tadi memperhatikan

"ibu" ucap namo mendengar ucapan ibunya

"aku tidak bersalah kenapa ibu meminta maaf" ucap namo

"ini salahnya dia yang memulai" ucap namo melihat ibunya

"berhenti berbicara" ucap becky melihat namo

freen memerhatikan namo, entah kenapa dia mempercayai ucapan anaknya yang mengatakan namo tidak bersalah.

"ada bukti anakku memukuli anakmu?" ucap freen melihat ayah bimo

"bukti? lihat anakku dia terluka karenanya bukti apa yang kamu mau?" ucap ayah bimo terkekeh

"hanya saja sepertinya anakku tidak mungkin memukuli anakmu tanpa sebab" ucap freen

"sepertinya anakmu juga bermasalah di sini" ucap freen

"kakak stop" ucap becky melihat freen agar tidak memperpanjang masalah

"sebentar" ucap freen melihat becky

"kamu tidak perlu meminta maaf sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" ucap freen

"belum tentu itu salah anak kita" ucap freen

"bapak tua aku mendukung mu" bisik namo di telinga freen

"tenang saja teman" bisik freen terkekeh

"pak polisi kamu sudah mengecek cctv di tempat kejadian?" ucap freen melihat polisi yang sedari tadi diam

"belum, sepertinya tempat itu tidak ada cctv" ucap polisi itu

"ayolah itu baru sepertinya" ucap freen

"ada kemungkinan bahwa di sana ada cctv" ucap freen

"bukan kah jika ada cctv kita bisa langsung mengetahui siapa yang memulai duluan?" ucap freen terkekeh melihat bimo dan ayahnya

bimo terdiam mendengar ucapan freen, dia merasa takut jika ada cctv di sana.

"periksa saja, jika ada cctv pun aku yakin anakmu yang memulai duluan" ucap ibu bimo melihat freen

"benarkah?" ucap freen melihat ibu bimo

"bagaimana jika kenyataannya anakmu yang memulai duluan?" ucap freen tertawa membuat ibu bimo terdiam

"itu tidak mungkin" ucap ayah bimo melihat freen

"baiklah, lihat saja nanti" ucap freen

"ada tiga cctv di sana, tapi yang dua sudah mati hanya ada satu" ucap polisi itu setelah mengecek

"aku tidak yakin cctv itu mengarah ke tempat kejadian atau tidak" ucapnya lagi

"tidak masalah, lihatlah saja dulu" ucap freen

"baiklah, aku akan meminta videonya pada pemilik cctv itu" ucap polisi itu

"tidak perlu, aku membawanya" ucap seseorang membuat semua orang melihat ke arahnya

bimo melebarkan matanya saat melihat siapa orang itu, sedang namo tersenyum tipis, ternyata perempuan yang tadi ia tolong dan namo masih mengingat wajahnya.

"siapa kamu?" ucap polisi itu melihat perempuan yang tadi namo tolong

"aku nela, murid perempuan yang dia ganggu" ucap nela menunjuk bimo

"aku juga yang memanggil polisi tadi" ucap nela

pasalnya setelah dia meninggalkan namo dan bimo tadi dia tidak langsung pergi, dia melihat perkelahian namo dan bimo, karena panik dia langsung menelpon polisi untuk menghentikan perkelahian antara keduanya.

"ah kamu yang menelpon tadi" ucap polisi itu mendapatkan anggukan dari nela

"aku akan menjelaskan semuanya di sini" ucap nela

nela mengatakan semua tentang bimo yang menyukainya, dan memaksanya menjadi pacarnya, termasuk bimo yang mengikutinya beberapa hari ini yang membuatnya tidak nyaman, dia juga memberitahu awal mula terjadinya perkelahian antara namo dan bimo.

"ibu ayah itu tidak benar, dia juga berbohong" ucap bimo melihat orangtuanya

"aku tidak mungkin melakukan itu" ucap bimo

namo dan freen tersenyum setelah mendengar apa yang nela katakan

"benar seperti itu?" ucap polisi itu melihat nela

"hm, aku tidak bohong" ucap nela mengangguk

"itu bohong, dia melakukan itu karena mereka berdua pacaran" ucap bimo

"dia mengatakan itu hanya untuk membela pacarnya" ucap bimo

"mereka pacaran?" ucap freen melihat bimo

"hm" ucap bimo mengangguk

"Omo" gumam freen kaget menutup mulutnya melihat namo

"namo" ucap becky menuntut jawaban, kenapa pacar anaknya perempuan, tidak mungkin anaknya tidak normal pikirnya.

namo melihat semua orang melihat ke arahnya, dia juga melihat tatapan mematikan ibunya.

"itu tidak benar" ucap namo tegas

"aku masih normal, dia bukan pacarku" ucap namo tegas, dia tidak mau orang orang mengira yang tidak tidak tentangnya.

"itu benar, kita tidak berpacaran, tadi aku hanya mengarang memberitahu bimo bahwa kita pacaran agar bimo tidak menggangguku lagi" ucap nela menjelaskan

"aku bahkan tidak mengenalnya" ucap nela

freen dan becky menghela nafas lega mendengarnya, pasalnya mereka sudah berpikir jauh.

"jadi bagaimana?" ucap freen melihat orangtua bimo

"mendengar dari yang di bicara dia" ucap freen menunjuk nela

"anakmu yang bermasalah di sini" ucap freen tertawa kecil

"meskipun begitu tidak ada bukti anakku yang memukul anakmu terlebih dahulu, dia hanya bercerita, bisa saja dia mengarang" ucap ayah bimo

"aku tidak mengarang memang bimo yang memukul duluan" ucap nela

"jika tidak percaya lihat saja ini, ada video cctv di dalam sana, aku memintanya tadi sebelum kesini" ucap nela menyerahkan flashdisk kecil yang ia bawa

flashdisk itu langsung di ambil oleh polisi tadi, dia langsung melihat video cctv yang ada di sana, dia melebarkan matanya saat melihat bimo memukul belakang kepala namo menggunakan balok.

"lihatlah saja, dari sini kalian bisa tau siapa yang bersalah" ucap polisi itu memperlihatkan laptopnya yang menampilkan video cctv, membuat bimo semakin takut.

namo membiarkan semua orang melihat video cctv, dia tidak ingin melihat sama sekali toh dia sudah tau siapa yang bersalah, dia mundur beberapa langkah menjauh sedikit dari meja polisi itu.

"ya sialan bagaimana bisa kamu memukul anakku memakai balok" teriak freen melihat bimo

"kamu tidak apa apa?" ucap becky menatap khawatir namo

"aku tidak apa apa" ucap namo mengangguk, padahal dia sedang menahan rasa sakit di kepalanya.

"aku tidak akan membiarkan mu lepas begitu saja sialan" teriak freen menghampiri bimo langsung mencengkram kerahnya

freen merasa sangat marah saat melihat bimo memukul anaknya memakai balok, tadi dia masih bisa santai tapi setelah melihat video itu dia merasa kesal dan marah.

"kakak stop" ucap becky menahan freen agar tidak melakukan hal yang tidak tidak

freen tidak memperdulikan becky dan polisi yang mencoba menghentikannya, dia terus memberontak ingin memukul bimo.

sedangkan bimo hanya menundukkan kepalanya, bahkan orangtuanya saja tidak berbicara apapun setelah melihat video yang melihatkan anaknya yang bersalah.

namo memejamkan matanya melihat keributan yang ada di hadapannya, dia merasakan pusing kembali di kepalanya, kali ini dia sampai meringis merasakan sakit itu.

namo memegang kepalanya yang terasa sakit, dia memegang tengkuknya agar bisa menahan rasa sakitnya, namun dia merasa tangannya basah saat memegang tengkuknya, dia langsung menarik tangannya untuk dilihat.

"darah" gumamnya melihat darah di tangannya

namo langsung menghapus darah di tangannya menggunakan bajunya, dia tidak mau ibunya melihat dan menghawatirkannya.

"kenapa kalian diam saja" ucap freen melihat orangtua bimo

"tadi kalian terus berbicara kenapa sekarang hanya diam saja setelah melihat apa yang anak kalian lakukan" ucap freen meninggikan suaranya

"kakak" ucap becky

"ini tidak bisa di biarkan becca, kita harus memberinya pelajaran padanya karena sudah memukul namo" ucap freen

"aku tau, kakak tenang dulu" ucap becky melihat freen yang terlihat emosi

"bagaimana aku bisa tenang melihat anakku di pukul seperti itu?" ucap freen

becky ingin menjawab freen tapi terhenti saat dia melihat namo tiba tiba terjatuh kehilangan kesadarannya

"namo" ucap becky langsung menghampiri namo yang sudah tidak sadarkan diri

freen melebarkan matanya melihat namo tidak sadarkan diri, dia langsung menghampirinya.

"panggil ambulans" teriak polisi itu menyuruh temannya

"namo" ucap freen memegang tengkuk namo

"namo sadarlah" ucap freen menepuk nepuk pipi anaknya

"namo" ucap becky sudah terisak melihat anaknya

freen menarik tangannya dari tengkuk namo saat merasakan tangannya terasa lengket dan basah, dia melebarkan matanya saat melihat darah di tangannya.

"tidak mungkin" ucap freen kaget

semua orang kaget saat melihat tangan freen yang terkena darah, terutama bimo dia mengingat sudah memukul bagian belakang kepala namo.

freen menarik hoodie namo untuk melihat dari mana asal darah itu, dia melebarkan matanya saat melihat tengkuk namo sudah banyak darah dan kaos putih yang namo pakai sudah tercampur dengan darah anaknya.

freen langsung melihat ke arah bimo, dia menatap marah bimo.

"apa yang kamu lakukan pada anakku sialan" teriak freen menghampiri bimo

"jika terjadi sesuatu pada anakku akan aku pastikan aku sendiri yang akan membunuhmu" teriak freen mencengkram kerah bimo

"aku benar-benar akan membunuhmu sialan" teriak freen mendorong tubuh bimo sampai tersungkur.

Terimakasih<3
jangan lupa vote dan komen ya
maaf kalau tidak nyambung atau banyak kurangnya🙏🏻
Kritik dan saran di persilahkan

Continue Reading

You'll Also Like

84K 10K 40
(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.
3.2M 47.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
18.6K 1.3K 16
" Becca, gw suka sama Lo." " Lo gila, gw cewe freen ya kali gw suka sama lo. Sorry gw ngga gesrek." Aduhh...Becca yang terjatuh dari meja belajarnya...
10.1K 519 31
Cinta ada Karna terbiasa begitu lah yang dirasakan oleh perempuan cantik yang bernama Freen Sarocha Chankimha. Berawal dari perjodohan dari sang ayah...