My Cool Enemy (END)

Bởi IchiraSherry

212K 12.2K 4.2K

[Follow Dulu Sebelum Membaca] "Baiklah, persiapkan diri kalian, dua hari lagi kalian menikah!" "APA?" "APA?" ... Xem Thêm

1. Blue Devil
2. Clarisa Anastasia
3. Cast
4. Numpang
5. Tentang Revan
6. Masih tentang Revan
7. Kesialan Risa
8. Rindi dan Revan
9. Es Krim
10. Kemarahan Revan
11. Teman Baru
12. Menemukan Fakta (1)
13. Perubahan Revan
14. Menemukan Fakta (2)
15. Sebelum Liburan (1)
16. Sebelum Liburan (2)
17. Liburan
18. Malam Kita
19. Malam yang Panjang
20. Satu Kamar
21. Jalan-Jalan
22. Penguntit?
23. Kembali ke Rutinitas
24. Suka
25. Dismenorea
26. Perut
27. Ricuh
28. Gosip lagi
29. Kepo
30. Kejadian tak Terduga
31. Janji Revan
32. Pernikahan Kilat
33. First Night
34. Pindahan
35. Bertemu Alfa
36. Nasi Goreng
37. Alfaroz dan Gerion
38. Kagum
39. Bertengkar
40. Salah paham
41. Menjauh
42. Ketahuan
43. Jujur
44. Bodoh?
45. Ulah Gerion
46. Strategi (17+)
47. Misi Pertama
48. Misi Kedua
49. Musnahkan Gerion
51. Bioskop
52. Apartemen Kevin
53. Kebenaran Terungkap
54. Karma
55. Hamil?
56. Kecewa & Khawatir
57. Mencari Revan
58. Don't Cry
59. I Love You
60. Kembali Sekolah
61. Posesif
62. Ngambek
63. Kencan
64. Papa?
65. Sarga
66. Marmut Dan Es Batu
67. Ngidam Ala Risa
68. Hukuman
69. Bingung
70. Hilang?
71. Untuk Sarga
72. Sebuah Keputusan
73. Lulus
74. Makasih Risa (END)
75. Extra Part 1
76. Extra Part 2
Tambahan
Judul Baru

50. Galau

2.1K 157 37
Bởi IchiraSherry

🍃🍃

"Sebentar saja."

Risa memberikan ijin kepada Alfa untuk memeluknya, membiarkan cowok itu mencurahkan suasana hatinya sekarang. Lagipula sepertinya Alfa ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Makasih." Risa bisa merasakan ketulusan dalam ucapan Alfa.

"Untuk?"

"Semuanya, lo yang udah merubah hidup gue."

"Bukan gue, tapi lo sendiri," ucap Risa.

"Iya, lewat tubuh kecil lo yang di kirim Tuhan."

"Udah Al, lebay ih, kita hidup di dunia ini untuk saling membantu. Lo baik sama orang, suatu hari nanti ada orang yang akan baik sama lo, begitu pula sebaliknya. Hidup memang seperti itu," ujar Risa.

"Dan beruntungnya gue, orang baik itu lo," ucap Alfa.

Alfa bersyukur bertemu dengan Risa. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan nyatanya justru mempererat hubungan mereka. Alfa bertemu Risa di Albana Coffee, waktu itu ia sedang marah pada papa dan mamanya. Ia melihat seorang gadis duduk sendirian di kafe, Alfa menghampirinya dan menggodanya, di luar dugaan, Risa gadis yang berbeda.

Pertemuan-pertemuan berikutnya membuat mereka lebih dekat, bahkan Risa lah yang bisa meluluhkan hati papanya dan memperbaiki hubungan anak dan papa itu.

Alfa bahkan mengikuti anjuran Risa untuk tidak merokok lagi. Ia tinggalkan benda yang mengganggu kesehatan itu. Dan hari ini, Risa juga yang meminta ijin papa Alfa untuk menuntaskan permasalahannya dengan Gerion. Awalnya papa Alfa menolak tapi kemudian ia setuju karena Alfa berjanji untuk meninggalkan kehidupan negatifnya dan ingin menjadi lebih baik.

"Risaa.."

Alfa dan Risa menoleh mendapati Revan yang menatapnya dengan marah. Risa langsung melepaskan pelukan Alfa dan menjauh.

"Gue pinjem bentar, jangan marah sama Risa, tadi gue yang paksa."

Revan berjalan mendekati Risa dan menggenggam tangannya.

"Semua anggota lo udah pulang, gue dan Risa juga mau pulang, ayoo Ris!" ajak Revan.

"Tunggu, boleh kita bicara sebentar Van?" Revan menatap Alfa, kemudian beralih pada Risa.

"Lo tunggu di motor Ris!" Risa mengangguk dan segera menuju motor Revan. Kini dua cowok itu saling pandang.

"Ada apa?" tanya Revan.

"Makasih, lo dan teman lo udah bantuin gue," ucap Alfa dengan tulus. Sudah dua kali ini Revan membantunya melawan Gerion. Meskipun hubungan keduanya tidak baik sebelumnya, namun Alfa menghargai Revan yang tulus membantunya.

"Udah?"

"Bukan itu yang pengen gue bilang." Alfa gemas sendiri dengan sikap dinginnnya Revan.

"Lalu?"

"Kaku amat sih lo, santai dikit ngapa, senyum, jangan jutek banget."

"Gue pulang,"

"Eh tunggu, gue cuma mau bilang...jagain Risa baik-baik dan jangan pernah sakitin dia," ucap Alfa.

Revan menoleh, ia mengangkat sudut bibirnya keatas, "Itu urusan gue."

"Gue tau semuanya. Gue harap lo tegas dengan pilihan lo, jangan menyakiti Risa dan jangan juga menyakiti orang lain." Alfa mengepalkan tangannya.

"Udah gue bilang, itu urusan gue. Kenapa lo peduli sama Risa?" Revan menatap tajam Alfa.

"Gue sayang sama Risa. Gue gak ingin lihat dia terluka. Dan..." Alfa menaikkan sudut bibirnya, "Jika suatu hari nanti lo memilih yang lain dan Risa melepaskan lo, gue janji, gue akan berjuang!"

Revan melangkah mendekati Alfa. Ia menepuk pundak Alfa, "Lo gak perlu berjuang, gue gak akan melepaskan Risa."

"Baguslah, tepati janji lo itu."

🍃🍃

Revan menuju tempat Risa menunggu. Suasana hatinya sedang tidak baik sekarang. Perkataan Alfa seakan menjadi tamparan keras baginya. Ia masih punya hal yang harus segera ia selesaikan. Beberapa hari ini Revan terlalu bahagia bersama Risa, ia bahkan melupakan Rindi. Gadis itu memang sibuk beberapa hari ini, dia di minta sekolah untuk mendapingi adik-adik kelas 11 yang akan mengikuti olimpiade.

Risa melihat Revan berjalan ke arahnya.

"Udah selesai?"

"Hm, ayo pulang!"

Risa segera naik ke motor Revan. Ia mengerutkan keningnya. Ada apa dengannya? Kenapa raut mukanya begitu? Apa marah ke gue? Apa yang dibicarakannya dengan Alfa? batin Risa.

Sesampainya di rumah, Revan lebih banyak diam daripada bicara. Ia hanya menjawab singkat ocehan Risa. Risa merasa bingung, bahkan saat di kamar suaminya itu langsung berbaring di kasur tanpa mengatakan apapun.

Risa berbaring di samping Revan, ia menghadap punggung suaminya itu.

"Van?"

"Hm."

"Lo marah ya sama gue?"

"Gak, tidurlah Ris!"

"Lo jadi aneh setelah ngobrol sama Alfa, apa yang kalian bicarakan?"

"Gak ada, gue capek, tidur Ris!"

"Tapi gue--"

"Gue bilang tidur Ris!"

"Kok lo marah?"

Risa kesal. Ia berbalik memunggungi Revan. Kenapa sih? Orang gue nanya doang.

Kenapa gue jadi marah ke Risa? apa yang sudah lo lakuin Van? batin Revan

Revan berbalik, ia memandang punggung Risa. Rasa bersalah menyelimuti batinnya. Revan mendekat dan memeluk Risa dari belakang.

"Maaf ya, gue diemin sebentar."

"Hm, udah tidur sana, katanya capek." Risa masih kesal.

"Lo marah?"

"Gak!"

"Beneran?"

"Hm."

Revan menghela napas pelan. Ia menarik Risa untuk menghadap padanya. Risa malas memandang wajah Revan, tapi ia tak punya pilihan lain.

"Gue mau tidur," ucap Risa agak kesal.

"Maafin dulu."

"Iya, dimaafin, udah ya."

Revan menarik tubuh Risa mendekat, mencium keningnya dan memeluk erat tubuh istrinya itu.

"Van.. Apaan sih!" wajah Risa tenggelam di dada Revan.

"Tidur gini aja."

"Gue gak bisa napas, bego!"

"Hahaha, biarin!"

"Mati dong gue."

"Gak boleh!"

"Lo mah ngeselin."

"Ngeselin tapi ngangenin."

"Kok situ PD banget?"

"Orang ganteng bebas."

"Gue pengen muntah."

"Udah berapa bulan?"

"Apanya?"

"Hamilnya."

"Kok Hamil?"

"Katanya mau muntah?"

"Ya gak gitu juga maksudnya."

"Gue hamilin ya? Hahaha."

"Pakai apa?"

"Mancing?"

"Gue kan nanya!"

"Mau sekarang?"

"Apanya?"

"Nyetak anak."

"Caranya?"

"Mancing?"

"Gue nanya!"

"Mau sekarang?"

"Apanya?"

"Nyetak anak"

"Bodo amat, mau tidur."

"Hahaha."

Terus aja sampai pagi dan gak tidur😅

🍃🍃

Keesokan paginya, Risa berangkat sekolah seperti biasanya. Risa sampai di kelas dan mencari keberadaan Vanya, namun tak dapat ia temukan. Tas Vanya berada di kelas, itu artinya gadis itu sudah ada di sekolah. Risa berjalan keluar kelas, mungkin saja Vanya ada di kantin.

Risa melewati kantin dan tak menemukan gadis itu. Setelah ia berjalan mencari Vanya akhirnya ia menemukan gadis itu. Risa melotot menyaksikan pemandangan di depannya.

"Lo habis ngapain sih, muka lo begitu?" Vanya mengamati wajah Deo bekas tonjokan tadi malam.

"Bantuin Alfa nyerang Gerion," jawab Deo.

"Hah? Berati Risa juga ada di sana?" tanya Vanya.

"Iya, tapi dia gak ikut berkelahi." Deo melirik gadis di sampingnya.

"Trus gimana? Menang?" tanya Vanya.

"Menang dong, kan ada gue." Deo tersenyum lebar.

"Ya emang ada lo, tapi gak ngebantu banyak!" Vanya tertawa mengejek.

"Aduududuuhh.." Deo memegang dadanya kesakitan.

"Eh kenapa De, lo sakit? Kena tonjok di dada?" Vanya khawatir dan memegang dada Deo.

"Gak sih bercanda, khawatir banget!" Deo tertawa.

"Hah? Sialan lo!" Vanya memukul lengan Deo dan memalingkan muka.

"Ecieeeee.. Kalian pacaran?" Risa yang daritadi memperhatikan dari jauh tak tahan untuk menyapa.

"Eh Ris, se..sejak kapan disini?" tanya Vanya gelagapan.

"Daritadi, kalian aja serasa dunia milik berdua makanya gak tau."

"Parah lo De, udah jadian gak bilang-bilang, gue merajuk nih." tiba-tiba Daffa sudah duduk di sebelah Deo. Di sebelah Daffa ada Kevin dan Revan juga.

Deo tak menjawab malah cengar cengir sendiri.

"Kalian beneran udah pacaran?" tanya Kevin.

"Enggak!" Vanya tampak malu.

"Belum." Deo meluruskan.

"Yaudah, jadian aja sekarang." Revan ikut berbicara.

"Apaan sih kalian, Ris bantuin dong," ucap Vanya.

"Bantuin apa? Lo tinggal bilang iya, beres!" Risa tertawa.

Vanya melirik Deo, cowok itu malah bercanda dengan sahabat-sahabatnya.

"Yuk Ris balik ke kelas." Vanya menarik tangan Risa.

"Vanya tunggu."

"Apa?" Vanya berbalik menatap Deo.

"Mau jadi pacar gue?"

Semua yang di dekat situ berteriak menyoraki Deo dan Vanya, termasuk anggota Blue Devil dan Risa. Deo dengan berani menyatakan cintanya di depan orang banyak. Deo dan Vanya terkenal suka bertengkar, nyatanya cinta itu tumbuh diantara keduanya.

"Lo.. Lo bercanda ya?" Vanya salah tingkah.

Deo mendekati Vanya dan memegang tangannya, "Gue serius Vanya, jadi gimana?" Vanya melihat keseriusan di wajah Deo.

"Terima."

"Terima."

"terima."

Vanya menatap Risa, kemudian ia mendapat anggukan dari sahabatnya itu.

"Iya, gue juga suka sama lo," ucap Vanya malu.

Aseeeekk

Cieeeee

Jadiaaan jugaa

Pecaaah telooor

Traktiraaaan

Terdengar teriakan-teriakan dari sekitar, Vanya dan Deo saling tatap dan tersenyum malu.

"Gue bangga sama lo De akhirnya setelah bertahun-tahun lo gak jomblo lagi." Daffa menepuk punggung Deo terharu.

"Kita harus syukuran dong," ucap Kevin.

Daffa melirik ke arah Kevin. Kevin dengan sigap mengunci tubuh Deo. Daffa sudah bersiap di depan, ia mengeluarkan jarinya dan mulai menggelitik cowok yang baru diterima cintanya itu. Vanya dan beberapa murid disitu tertawa dengan tingkah konyol Blue Devil.

Memanfaatkan atensi semua orang yang mengarah ke Deo, Revan mendekati Risa. Ia melihat wajah Risa berseri melihat sahabatnya bahagia.

"Hei, kapan kita kayak gitu ya?"

"Maksudnya?" Risa terkejut Revan berdiri di sampingnya.

"Terbuka dengan hubungan." Revan tersenyum miris.

"Bukanya semua tergantung lo?" Risa tersenyum kecut mengingat hubungannya denga Revan dan juga Rindi. Dalam lubuk hatinya, ia sangat merasa bersalah pada gadis itu.

"Gue tau, gue akan menyelesaikan semuanya segera."






Tbc

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

3.3M 288K 53
"Masak jatoh aja dinikahin sih sama cowok songong kek Alaska, ogah banget gue!" -Aleanka Dara Anderson "Beruntung banget gue jatuh diatas lo, jadi k...
74.6K 2.9K 27
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. salam untuk para pembaca yang di rahmati Allah SWT. Di sini ada kata kata Al-Qur'an serta Hadits. Semog...
239K 14K 61
- BELUM REVISI MASIH BANYAK TYPO YG BERTEBARAN. HARAP HATI-HATI. - 🌻 Rank : 2 in #teenlife from 1.96k stories (05/21/21). 🌻 Rank : 1 in #teenlife f...
306K 23.3K 106
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...