[10] I am An Architect, I'm Drawing Up The Plans

8.5K 2.3K 659
                                    

Selain sebagai pelajar yang tahun ini kelas 12, Zahera juga seorang model fashion yang sudah bekerja sama dengan beberapa brand lokal atau internasional. Kegiatannya di dunia model sama sekali tidak mempengaruhi kehidupan sekolahnya. Sebab, ia hanya mengambil pekerjaan model sebagai freelance, bukan pekerjaan tetap yang memiliki kontrak mutlak. Biasanya, ia akan melalukan pekerjaannya sebagai model ketika memiliki waktu luang, menyesuaikan jadwal sekolah serta jadwalnya bermain bersama teman-teman.

Usia Zahera masih delapan belas tahun, masih muda. Oleh karenanya ia masih ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya dibandingkan bekerja menghasilkan uang. Rutinitas sebagai model hanyalah hobi bagi Zahera. Sedangkan gaji yang ia terima dari hobinya itu hanya sebagai bonus. Sebagai anak bungsu dari ayah yang bekerja sebagai dokter dan ibu yang bekerja sebagai fashion designer, Zahera tidak memiliki masalah keuangan sampai harus membuatnya bersekolah sembari bekerja.

Karena ibunya seorang fashion designer, Zahera lebih sering menjadi model dari brand ibunya dibandingkan orang lan. Meskipun demikian, ia tetap digaji oleh ibunya.

Seperti saat ini, di sore hari sekitar pukul empat sore, Zahera berada di ruang studio untuk melakukan pemotretan. Ia mengenakan dress keluaran terbaru dari brand ibunya. Pemotretan belum selesai. Zahera masih berada di depan background putih, menunggu kelanjutan apakah hasilnya sudah memuaskan atau belum. Sedangkan Anelia berdiri di depan sana, sedang melihat hasil pemotretan sekaligus berdiskusi. Mengingat Anelia tipe yang perfeksionis, maka sudah dipastikan pemotretan ini akan berlangsung lama.

"Ra, coba sini sebentar!" Anelia mengayunkan tangan memanggil Zahera dan meminta anak perempuannya itu menghampiri untuk ikut berdiskusi.

Zahera melangkah, keluar dari background putih. "Kenapa, Bu?" tanyanya ketika sudah ada di samping Anelia.
 
"Choose the one you think is the best." Anelia memberikan kamera kepada Zahera, meminta Zahera memilih salah satu foto yang menurutnya bagus dari lima foto yang ada.

Zahera menatap serius layar LCD kamera, menggeser bolak bali untuk menentukan pilihan. "This one." Setelah memilih foto terbaik menurutnya, ia tunjukkan pilihannya kepada Anelia.

"This? Why?" Anelia menatap pilihan foto Zahera, sedikit meragukan pilihan anaknya itu.

"Yeah, just hit the spot," jawab Zahera.

"Well, I accept your choice. Satu lagi pemotretan yang terakhir, ya, Ra. Kamu ganti pakaian yang udah Ibu siapin di ruang ganti."

"Oke, Bu." Zahera menurut, melangkah menuju ruang ganti. Walaupun lelah, ia harus tetap bersikap profesional, sekalipun ia bekerjasama dengan ibunya sendiri.

Di ruang ganti yang berukuran lumayan besar, ia mengganti pakaiannya. Dari yang mengenakan dress, kini memakai kemeja dan rok levis yang panjangnya nanggung. Kemudian, ia keluar dari ruang ganti yang langsung disambut oleh staf yang bertanggungjawab untuk makeup dan menata rambutnya.

"Muka kamu udah keringatan," ujar staf itu, Mbak Ayu.

"Iya, panas banget, Mbak," keluh Zahera, duduk di bangku lipat yang disediakan oleh Mbak Ayu.

"Mau touch up lagi?" tawar Mbak Ayu.

"Aku aja sendiri."

"Oke." Mbak Ayu memberikan tas makeup yang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk semua jenis makeup tersimpan rapi.

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang