[50] I'll Be Usin' For The Rest Of My Life (yeah, ooh)

6K 1.9K 6.2K
                                    

Sebenarnya belajar itu paling asik dilakukan sendiri, lebih konsentrasi dan tidak terganggu oleh hal lain. Sebenarnya juga, belajar bareng kekasih adalah sesuatu kegiatan yang terbilang sia-sia, bukannya belajar justru pacaran.

Namun Zahera memiliki pendapat lain mengenai belajar bersama kekasih. Baginya, belajar bersama kekasih ibarat main ponsel di dekat charger. Ketika batre ponsel sudah hampir habis, maka tidak perlu lagi mencari charger karena sudah tersedia di sampingnya.

Hari minggu yang cerah disinari sinar matahari secara merata dan mendatangkan kehangatan juga menambah energi untuk menjalani aktifitas. Dan di tengah kesibukan orang-orang yang sibuk mencari tempat tujuan liburan, Zahera memilih menghabiskan waktunya sejak pagi sampai siang di perpustakaan kota. Tidak datang sendiri, ia datang bersama Zyakiel.

Seperti biasanya, banyak pengunjung perpustakaan yang mencari tempat nyaman untuk membaca buku atau mengerjakan tugas, sama seperti Zahera. Saking banyaknya pengunjung perpustakaan, sampai-sampai semua bangku sudah terisi sekalipun yang paling ujung.

Zahera yang sedang berkutik dengan buku-buku soal memutar pulpen di jarinya. Keningnya yang mengernyit sebagai tanda dirinya sedang berpikir keras. Lalu ia menoleh ke samping, lantas senyumnya pun terbit ketika melihat kehadiran Zyakiel.

Selain menemani Zahera, Zyakiel juga ikut belajar bersama. Perpustakaan memang tempat yang membuat orang jadi ingin belajar karena ketenangan yang ada di perpustakaan membuat konsentrasi lebih tajam.

Zahera menopang dagu, masih menatap Zyakiel sembari tersenyum.

Menyadari dirinya sedang diperhatikan, Zyakiel pun menoleh seraya tersenyum. "Kak, kamu kenapa liatin aku terus?" Zyakiel langsung salah tingkah lantaran terus diperhatikan, menutup kedua mata Zahera dengan telapak tangannya.

"Aku cuma lagi cuci mata," jawab Zahera sembari tersenyum.

"Cuci mata kenapa liatin saya?"

"Kalau cuci mata kan emang liatin pemandangan yang indah. Salah satunya kamu."

Zyakiel menurunkan tangannya dari kedua mata Zahera. Lalu ia melipatkan kedua tangan di atas meja dan menidurkan kepalanya di atas kedua tangan terlipat itu. "Saya juga mau cuci mata," balasnya.

Zahera sampai melotot mendengar perkataan Zyakiel. Dia yang gemas langsung mengacak-acak rambut Zyakiel. Semakin lama brondongnya semakin pandai membuatnya salah tingkah.

Zyakiel tersenyum, menikmati sentuhan tangan Zahera di rambutnya. "Kak Nala kemaren Diana dan beberapa teman SMP saya ngeDM saya. Mereka minta maaf atas yang pernah mereka lakuin ke saya. Mereka juga bilang nggak akan mengusik saya lagi."

Zahera mengangkat tangannya dari atas kepala Zyakiel. "Bagus dong?"

"Kak Nala, ya? Kak Nala yang buat mereka minta maaf? Emangnya apa yang Kak Nala lakuin ke mereka?"

"Rahasia." Zahera tersenyum licik.

"Mereka nggak nyakitin Kak Nala, kan? Sebenarnya saya sempat ragu ngajak Kak Nala reunian waktu itu. Saya takut Kak Nala dipermalukan dan disakitin sama mereka."

"Terus sekarang masih nyesel?"

"Nggak. Saya malah berterimakasih sama Kak Nala karena udah mau dateng ke reunian nemenin saya."

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang