[2] And I Cried Like a Baby Coming Home from The Bar

11.9K 2.7K 437
                                    

Zahera Syanala tidak bisa mengangkat kepalanya, bahkan kedua tangan mencengkeram erat bed cover yang menyelimuti paha atas sampai ujung kakinya. Sebab, senakal-nakalnya ia hidup selama delapan belas tahun, belum pernah sekalipun ia terbangun di kamar cowok asing pada pagi hari. Bukan hanya itu saja, kaus yang saat ini ia kenakan pun bukan miliknya, artinya ada seseorang yang mengganti pakaiannya.

Situasi yang saat ini sedang ia alami sangat ambigu, membuatnya tidak bisa berpikiran positif dan tentu saja mendatangkan ketakutan pada dirinya. Dalam diam mencerna perihal serangkaian kejadian yang menimpanya, ia terus berusaha denial mengenai kemungkinan dirinya kehilangan keperawanan oleh cowok asing yang tidak ia kenal dan sepertinya lebih muda darinya.

Sial, apa ia sungguh melakukan one stand night? Ini benar-benar membuatnya panik dan merasa bersalah pada dirinya sendiri, tidak bisa menjaga keperawanannya yang berharga.

"Kak, ini coba diminum dulu. Katanya air kelapa bisa hilangin pusing setelah mabuk." Cowok yang tidak Zahera kenali itu berdiri di samping ranjang, menyodorkan gelas kaca berisi air kelapa.

Zahera berusaha menenangkan diri dengan menarik napas perlahan dan menghapus beragam pikiran buruk. Walaupun tetap saja jantungnya berdebar sangat cepat, keringat dingin, dan ingin menangis lantaran bingung. Setelah lebih tenang, Zahera mendongak untuk melihat wajah cowok asing pemilik kamar ini. "Makasih." Ia berusaha tersenyum, mengambil gelas dari cowok itu.

Cowok itu tetap berdiri di pinggir ranjang. Kali ini tanpa berbicara apapun. Hanya diam mengamati Zahera.

Zahera pun tidak langsung meminum air kelapa dari cowok itu, masih memegang gelas dengan kedua tangan. Bukan takut diracuni, ia hanya kembali berpikir. Dan ketika ia sudah mengambil keputusan, lantas ia kembali mendongak untuk menatap cowok itu. "Boleh gue tanya sesuatu?"

"Boleh," jawab cowok itu tanpa berpikir lama.

"Kita partner ons?" tanya Zahera, memamerkan senyum manis yang sebenarnya sangat susah payah ia lukis.

"Ons?" Cowok itu membulatkan bola mata, bibirnya sampai terbuka kecil. Terlihat takjub mendengar kata yang baru ia dengar.

"Iya, ons. One stand night."

Cowok itu menatap bingung Zahera tanpa kening mengernyit dan bola matanya yang besar berkedip beberapa kali.

"Cinta satu malem," ujar Zahera, semakin memperjelas makna ONS.

"Itu.... semacam istilah apa, ya?" tanya cowok itu akhirnya dengan kepala sedikit miring dan penasaran mengenai kata asing yang baru ia dengar.

Zahera langsung melongo, tidak menyangka bahwa dirinya akan mendengar pertanyaan seperti itu untuk pertama kali dalam hidupnya. Serius cowok itu tidak mengerti dengan istilah cinta satu malam? Apa pikiran Zahera saja yang terlalu jauh dan berpikir negatif mengenai alasan dirinya ada di kamar cowok asing? Mendadak Zahera menyesal bertanya seperti itu.

"Maksud gue, kita ini..... semalem kan gue mabuk berat..... jadi apa saat gue mabuk kita berhubungan seks? Berhubungan badan. Ons itu istilah buat dua orang yang berhubungan badan dalam satu malem." Zahera menghela napas seraya memijit keningnya. Rasanya ia ingin mengubur dirinya sendiri karena menjelaskan sesuatu yang berbau seksual kepada cowok asing. Sangat memalukan.

"Oh, jadi ons itu berhubungan seks." Cowok itu mengangguk mengerti. Namun, tak bersalah lama ia merapatkan bibir dan wajahnya mendadak merah merona. Baru saja sadar bahwa gadis yang ia tolong menanyakan sesuatu yang mengarah ke tuduhan dirinya terlibat kejadian tidak senonoh.

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang