[30]My Heart's Been Borrowed And Yours Has Been Blue

8.7K 2.3K 3.2K
                                    

Ombak yang bergelombang dengan teratur mengayunkan kapal ferry hingga mengikuti gerakannya yang bagaikan menari-nari. Hamparan pemandangan lautan luas yang mengepung kapal ferry itu berpadu dengan sinar matahari hingga membuat silau pandangan. Membuat siapapun spontan akan menyipitkan mata. Di atas kapal ferry berukuran sedang, beberapa orang berdiri di pembatas besi untuk mengambil gambar atau sekadar menikmati pemandangan indahnya lautan. Meski tetap ada ketakutan ketika membayangkan ada apa saja di balik lapisan air yang tak sepenuhnya memperlihatkan isi lautan tersebut.

"Panas banget! Kita berangkatnya kesiangan nih!" keluh Renata yang duduk bersandar pada besi pembatas. Walaupun ia memakai baju crop dan celana pendek pun, tetap saja tidak bisa mengusir gerah. Wajahnya sudah merah dan dipenuhi keringat.

"Gara-gara anak monyet satu ini!" Orion menendang Malviro hingga jatuh tersungkur.

"Sialan lo, Ris! Iya! Iya, emang salah gue bangun kesiangan!" ngaku Malviro yang terduduk di lantai geladak kayu dengan mengenaskan.

"Makanya kalau udah tau besok mau pergi nggak usah segala lo dugem! Bego!" Orion yang masih dendam kali ini menendang lengan atas Malviro. Tidak ada pembelaan dari Malviro, dia hanya pasrah menerima sembari berteriak dramatis. Tidak pula ada yang membela Malviro karena mereka sependapat dengan Orion.

"Bundaaaa!!!" rengek Malviro, meminta bantuan pada Nirail.

Nirail yang sedang merekam adegan pembantaian Malviro menyudahi rekamannya. "Aris, udah, berisik," katanya.

Tentu saja Orion langsung menurut dan berhenti membantai Malviro yang kini akting menangis sembari tiduran lalu guling-guling ke sekitar.

Semula mereka berencana menaiki kapal pagi-pagi buta supaya bisa menikmati pemandangan indah terbitnya matahari. Namun rencana mereka dihancurkan oleh Malviro yang sama sekali tidak ada kabar. Bukan hanya tidak ada kabar saja, Malviro bahkan tidak ditemukan di rumahnya. Kalian mau tahu di mana cowok itu ditemukan? Di masjid dekat kelab malam yang cowok itu kunjunginya.

Jadi konsepnya bertobat setelah membuat dosa, kah?

Orion dan Sagatara langsung menyeret teman mereka itu kembali ke rumahnya dan bahkan memandikan paksa supaya cepat. Bisa kalian bayangkan, orang yang semalam habis mabuk dan paginya pengar diseret paksa dan dimandikan? Sudah pasti itu pengalaman terburuk Malviro. Seolah dirinya dicelupkan ke dalam air dan dijemur di bawah lelehan api neraka. Membuatnya pusing dan mual. Namun apakah teman-temannya perduli? Oh tentu tidak, itu konsekuensi yang harus diterima Malviro.

Zyakiel yang sedari tadi hanya menonton setiap adegan menghebohkan antar seniornya menghampiri si pelaku kehebohan. Dia bertekuk lutut di depan Malviro yang terbaring sembari sesekali menutup bibir menahan muntah. Menyadari matahari di atas sana tidak lagi mengenai wajahnya, Malviro pun membuka matanya dan mendapati wajah datar Zyakiel di atasnya.

"Kamu adik aku, ya?" tanya Malviro ngaco.

"Nggak," jawab tegas Zyakiel.

"Tapi di dalam mimpi aku kamu adik kesayangan aku."

"Najis."

Malviro langsung memegangi dadanya, berlagak kesakitan seperti ditancap pisau. "Dik, kata najis mu lebih menyakitkan dari pada ditolak cewek."

Zyakiel tidak memperdulikan drama Malviro, ia menempelkan botol ke pipi Malviro. "Air jahe. Minum ini buat hilangin mabuk."

Malviro tidak lagi kesakitan, kali ini ia menatap berbinar Zyakiel. "Sudah ku duga kamu adik ku."

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang