[46] I'd Beg You On My Knees To Stay

6.2K 1.8K 6.5K
                                    

Mendengar Zahera memperkenalkan dirinya sebagai pacar Zyakiel berhasil mengubah raut ekspresi Diana. Bahkan dengan spontan Diana memperhatikan Zahera dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia juga melirik Zyakiel yang berdiri di samping Zahera. Ketika Zyakiel yang diperhatikan tersadar dan tanpa sengaja balik menatap, tetapi tak berlangsung lama karena Zyakiel langsung memalingkan wajah. Respons Zyakiel tersebut membuat kesal Diana.

"Pacar? Jadi lo pacarnya Kiel? Sejak kapan?" tanya Diana, berusaha ramah.

"Udah hampir satu tahun," balas Zahera, juga ramah.

Zahera dan Diana saling melepaskan pegangan tangan mereka dengan masih menampilkan senyuman ramah. Berbeda dengan Zyakiel yang terlihat tidak nyaman.

"Kiel, aku mau ke kamar mandi dulu ya sebentar." Zahera memeluk lengan Zyakiel dengan manja. Sengaja memamerkan kemesraan mereka di depan Diana. Bahkan ia menyempatkan diri melirik Diana, lalu tersenyum ketika mendapati Diana mengepalkan kedua tangan dengan tatapan tajam.

Zyakiel yang beberapa saat lalu dilanda ketegangan merasa lebih rileks ketika Zahera memeluknya dan merasa bahagia ketika Zahera tersenyum manis kepadanya.

Benar, sekarang dan dulu berbeda. Sekarang Zyakiel sudah baik-baik saja. Sekarang Zyakiel tidak seorang diri. Ada Zahera di sampingnya, ada Zahera yang akan selalu memihaknya. Itu saja sudah cukup membuat Zyakiel lega dan baik-baik saja.

"Iya, Kak. Hati-hati," ujar Zyakiel.

"Nanti kalau kangen susulin aku aja, ya. Tapi aku juga nggak bakal lama karena nggak mau lama-lama jauh dari kamu," tutur Zahera manja, sengaja memprovokasi Diana.

"Iya, saya akan tunggu di sini dan jadi anak yang baik selama nggak ada Kak Nala." Zyakiel terkekeh pelan.

Zahera mengelus pipi Zyakiel, sangat gemas oleh kekasihnya yang imut. Jika saja mereka ada di tempat sepi, Zahera pasti sudah memeluk erat Zyakiel dan mencium pipinya itu.

Sebentar, mencium pipi?

Sepertinya itu agak sulit untuk terwujud. Sebab kekasihnya itu masih kekeh menjaga kesucian. Ugh, bisa gila Zahera lama-lama harus menahan diri seperti ini.

Zahera menghela napas, berusaha menenangkan pikirannya yang kemana-mana. "Oke, aku pergi dulu. Diana gue tinggal sebentar, ya." Dia dengan ramah pamit kepada Zyakiel dan Diana.

"Iya, Kak," sahut Diana. Dengan sendirinya memanggil kakak karena bagaimana pun umur Zahera lebih tua darinya.

Seperginya Zahera, ekspresi Zyakiel berubah datar dan tidak nyaman. Bahkan Zyakiel juga hendak melangkah menjauh. Yang sayangnya, harus mengurungkan niatnya tersebut ketika mendengar apa yang dikatakan Diana.

"Lo mau pergi? Kenapa setiap kita ketemu, lo selalu berusaha kabur menjauh dari gue?"

Zyakiel menoleh ke belakang. "Nggak ada alasan buat saya berduaan sama kamu," balasnya dingin.

Diana tersenyum. Dia menghampiri Zyakiel dan memegang tangan Zyakiel seenaknya. "Kiel, bukannya kita harus membahas masa lalu yang menyenangkan? Reuni ini diadakan buat kita mengenang masa SMP."

Zyakiel menarik tangannya, begitu enggan disentuh oleh Diana. Dia menghadap Diana. "Masa lalu yang menyenangkan? Bagian mananya yang menyenangkan?" tanyanya dengan tatapan tajam.

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang