[23] I was enchanted to meet you

8.3K 2.4K 1.4K
                                    

Perasaan cinta yang hadir selalu memiliki alasannya. Hanya saja terkadang beberapa orang melupakan alasan mengapa ia jatuh cinta. Dalam kasus Rubyiana, ia masih mengingat jelas alasannya jatuh cinta kepada Zyakiel dan menjadikan teman kelasnya itu sebagai cinta pertamanya.

Awal masuk sekolah di Brawijaya sebagai murid ajaran baru, Rubyiana yang memiliki paras menawan berhasil menarik perhatian cowok-cowok di sekolah, bahkan sampai senior. Bukannya merasa senang, Rubyiana justru merasa tidak nyaman dan sedikit kelelahan. Tidak jarang ia mendapat chat dengan maksud PDKT.

Suatu hari Rubyiana yang seorang diri di kelas selepas bel pulang sekolah, mengeluh dan mengomel sendiri terkait cowok-cowok menyebalkan yang terus saja mengganggunya. Tiba-tiba saja pintu kelas yang seharusnya tertutup dibuka dari luar. Jelas hal tersebut membuat Rubyiana terkejut bukan main. Rubyiana dikenal sebagai gadis anggun, kalem, cerdas, ramah, dan baik hati. Sedangkan omelannya dengan suara lantang tadi adalah bentuk makian dengan kata-kata cukup kasar untuk didengar.

"Maaf, saya mau ambil headset." Cowok yang baru saja membuka pintu kelas meminta izin.

Rubyiana yang merasa tertangkap basah menahan malu dengan perasaan cemas. Pasti cowok itu mendengarnya marah-marah. Bagaimana jika cowok itu menyebarkan gosip buruk tentangnya? Bagaimana jika dirinya dianggap munafik?

Tanpa menunggu respons Rubyiana yang termenung, cowok itu berjalan cepat menghampiri mejanya. Setelah mengambil headset dari kolong meja, cowok itu melangkah hendak keluar kelas.

"Lo dengar?" tanya Rubyiana terburu-buru.

Cowok itu sudah memegang gagang pintu, tetapi memutuskan membalikkan tubuh menghadap Rubyiana.

"Pasti dengar, kan?" desak Rubyiana. Ia yang merasa dirinya munafik menghela napas berat sembari menutupi wajah dengan tangan.

"Menurut saya wajar kalau kamu merasa risi sama perlakuan mereka. Kamu punya hak buat nolak. Akan lebih baik kalau kamu lebih tegas buat menolak sesuatu yang nggak kamu suka, bukan cuma ngomel diem-diem."

Rubyiana tertegun mendengar nasihat dari cowok itu. Ia jauhkan tangannya dari wajah, menatap cowok itu. "Jadi lo benar-benar dengar?"

"Maaf, saya nggak bermaksud nguping." Cowok itu menggaruk pipinya dan sorot matanya ke lain arah.

"Jangan bilang siapa-siapa soal omongan gue," pinta Rubyiana.

"Iya, saya paham." Cowok itu tersenyum manis, lalu menarik gagang pintu dan meninggalkan kelas.

Rubyiana masih terpaku menatap pintu yang kembali tertutup rapat. Padahal mereka sekelas, tetapi Rubyiana baru menyadari kehadirannya. Bahkan ia bertanya-tanya apakah cowok itu memang teman kelasnya?

Semenjak itu, tanpa sadar Rubyiana selalu terpaku pada cowok itu. Diam-diam memperhatikan cowok itu. Ia juga baru tahu bahwa cowok itu bernama Zyakiel. Murid berprestasi dengan nilai ulangan yang selalu sempurna. Rubyiana juga baru tahu jika Zyakiel berteman akrab dengan Ricale, si cowok populer. Benar-benar perpaduan yang sangat aneh.

Dari rasa penasaran tumbuh perhatian dan berubah menjadi cinta. Siklus cinta pertama yang dialami Rubyiana diusianya yang baru enam belas tahun. Hanya dengan memandangi Zyakiel dari kejauhan saja mendatangkan euforia yang sulit dijelaskan.

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang