[54] So What Am I Defending Now?

5.5K 1.6K 2K
                                    

Dikit lagi cerita ini tamat😭

Spesial chapter aku update di karyakasa ya dengan harga perchapter tiga ribu rupiah buat yang mau baca.

Nanti aku tulis 5 atau 10 spesial chapter. Di spesial chapter juga ada kisah nira aris, malpi kia😍👍

Chapter spesial yang ada di karyakasa termasuk konten mature 21+🌚🌚

🎈🎈


"Gimana pengumuman kelulusan masuk universitas, Kak Nala?" Syakia mengayunkan perlahan ayunan yang ia duduki.

"Hmm.... baik-baik aja. Kakak keterima." Zahera berayun-ayun lebih kencang dari Syakia. Baru menyadari jika bermain ayunan ternyata menyenangkan ini.

"Aku senang dengarnya. Kakak bisa kuliah di Inggris." Syakia tersenyum kecut.

"Hm." Zahera memandangi kedua kakinya melayang ketika posisi ayunan ada di atas.

"Tapi juga sedikit sedih. Ah, bukan berarti aku nggak senang. Aku senang dengar Kak Nala kuliah di Inggris. Aku juga... walaupun Kak Nala kuliah di Inggris, kita tetap bisa berkomunikasi. Terus... aku bisa menyusul Kak Nala ke Inggris kalau lagi libur nanti. Eh, bukan berarti aku minta Kak Nala terus hubungin aku. Tentu aja Kak Nala harus fokus kuliah dan pasti sibuk belajar. Jadi sesempatnya Kak Nala aja," jelas Syakia terburu-buru dan gugup. Senyum yang terpatri di bibirnya nampak canggung

Zahera tertawa oleh sikap Syakia yang salah tingkah. "Iya, iya, Kakak paham. Kakak juga bakal sering kabarin kamu kok. Kamu jangan lupain Kak Nala, ya?"

Syakia memegang erat rantai pengikat ayunan. "Mana mungkin aku melupakan Kak Nala? Kak Nala adalah orang yang berharga buat aku." Sorot matanya yang menatap Zahera begitu tulus, tidak ada kebohongan dari kata-katanya.

Zahera pun bisa merasakan ketulusan Syakia. Membuatnya menghela napas sembari tersenyum getir. Ternyata bukan hanya mengucapkan perpisahan dengan Zyakiel saja yang sulit, tetapi mengucapkan perpisahan kepada Syakia sama sulitnya.

"Aku senang bisa kenal Kak Nala." Syakia berayun lebih cepat, ia tersenyum lebar. Rambutnya yang dikuncir satu berkibar di udara.

Zahera pun merasakan perasaan yang sama. Ia senang bertemu dan kenal dengan Syakia. Kehadiran Syakia membuat Zahera merasa memiliki adik perempuan. Setiap waktu yang ia habiskan bersama Syakia sangat menyenangkan.

Zahera berharap di masa depan nanti, saat ia sudah selesai meraih impiannya, ia bisa kembali menikmati waktu yang menyenangkan bersama Syakia.

"Kia, kamu nanti mau SMA di mana?" tanya Zahera.

"Aku mau sekolah di Brawijaya. Aku mau ke tempat di mana Mas Kiel dan Kak Nala pernah berada di sana."

Zahera terkekeh. "di manapun kamu berada, Kakak cuma berharap kamu ada di tempat yang tepat."

"Iya."

"Nanti kalau kamu jadi anak SMA, kamu harus cari teman yang baik. Kalau ada teman yang toxic, harus kamu cut off. Jangan nggak enakan. Karena jadi orang ngga enakan itu nggak enak. Oh, terus soal hubungan asmara, Kakak nggak mau banyak berkomentar. Kamu boleh jatuh cinta sama siapapun, asal dia cowok yang baik."

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang