[9] He Got That Boyish Look That I Like In A Man

Começar do início
                                    

Orion menatap iba Zyakiel. Ia masih berdiri di samping bangkunya sesudah meletakkan kembali camilan ke atas meja. "Bentar. Nal, Kiel nolong lo pas lo lagi mabuk?" tanyanya tiba-tiba baru teringat sesuatu.

Zahera mengangguk ragu. "Iya. Pas gue digodain sama cowok brengsek."

Satu tangan Orion memegang punggung kursi miliknya yang kosong. "Di mana kejadiannya?"

"Di depan club," jawab Zahera, sama sekali tidak mengerti alasan Orion bertanya.

"Kiel, bisa jelasin kenapa lo bisa ada di depan club malem? Lo main ke club malem?" tanya Orion, suaranya yang tegas tidak selaras dengan senyuman manisnya.

"Saya nggak pergi ke club malem! Saya nggak boleh masuk karena belum punya KTP," jawab Zyakiel cepat, takut kepada Orion.

"Terus siapa yang ngide buat lo ke club?" Orion masih bertanya dengan senyuman manis.

Zyakiel memalingkan wajah. "Itu.... itu... Itu...." Suaranya lemah, terputus-putus, dan tidak pernah sampai ke kalimat selanjutnya.

Malviro menoleh ketika merasa seseorang sedang mengintai dari jauh. "Woy! Cale, sini lo!" teriaknya, memanggil cowok yang berdiri di salah satu stand penjual makanan. Yang diteriaki buru-buru memalingkan wajah. "Cale, lo udah liat gue, nggak usah sok buang muka. Sini lo!" teriak Malviro lagi.

Meski tidak ingin, Ricale tetap menghampiri para seniornya dengan langkah lesu. Sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengannya, terutama ketika ia melihat ada Zyakiel sedang dikelilingi oleh mereka.

"Apa?" tanya Ricale yang sudah bergabung dengan mereka dan berdiri di belakang Zyakiel.

"Cale, kenapa Kiel bisa ada di club malem?" tanya Orion, kali ini tidak ada senyuman yang terpaksa, melainkan tatapan dingin bagaikan tombak es yang siap menghunus dada Ricale.

"Nggak tau. Kesasar kali," sahut Ricale gugup, memalingkan wajah.

"Mana ada orang kesasar ke club malem!" celetuk Malviro.

"Lo pasti yang nyuruh Kiel ke club malem," tuduh Sagatara.

"Jangan ngajarin Kiel yang nggak-nggak!" omel Orion.

"Beraninya lo menodai kesucian adek kandung gue!" hardik Malviro.

"Dia bukan adek lo," protes Orion. "Adek gue," tambahnya.

Kemudian, terjadi lah adegan saling mengklaim bahwa Zyakiel adalah adik mereka. Sagatara saja sampai ikutan berdebat memperebutkan Zyakiel. Membuat Zahera yang sedang mengamati menjadi bingung. Penasaran mengapa mereka memperlakukan Zyakiel seperti anak kecil.

Sedangkan Zyakiel yang diperebutkan justru menatap bingung mereka sembari tertawa pelan yang terkesan dipaksakan.

Zahera menopang dagu dengan sikunya yang bertumpu pada meja, posisinya miring menghadap Zyakiel. Entah kenapa terasa menyenangkan mengamati Zyakiel. Cowok itu cukup ekspresif, tetapi terkadang berusaha menyembunyikan ekspresi atau bisa dibilang terkadang ekspresi cowok itu tidak sesuai dengan keadaan. Kemudian, Zahera baru menyadari jika dari banyaknya camilan di atas meja, hanya biskuit yang dimakan oleh Zyakiel. Setelah biskuit habis, Zyakiel pun mengemut permen kaki yang sampai sekarang tak kunjung habis.

First Girlfriend To BrondongOnde as histórias ganham vida. Descobre agora