Chapter 88: Evidence

1K 143 7
                                    

Luna Pov

Aku bangun dari tidur nyenyakku dan melihat time pocket, jam 5.35. Aku melihat ke arah Bahamut, dia masih tertidur. Aku pun berdiri lalu pergi untuk mandi.

Jika kalian bingung, kemarin setelah dari ruang kepala sekolah, kami semua memutuskan untuk latihan. Lalu setelah latihan, kami pergi makan malam dan setelah itu balik ke kamar kami masing-masing.

Hah... aku dapat merasakan kepalaku yang mulai pusing karena memikirkan masalah Rilevare... berbicara tentang masalah... Inilah saatnya... saat dimana kita akan menjatuhkan Alicia... hehehehe~ lebih baik kamu berhati-hati, Alicia...

Setelah selesai mandi, aku menggendong Bahamut yang baru saja bangun, aku pun pergi mengambil crystal yang dapat merekam suara. Lalu memasukkannya ke dalam kantong.

"Myu myu,"kata Bahamut

"Ok ok, ayo kita ke kantin,"kataku

Aku berjalan ke kantin sambil memnggendong Bahamut. Sampai di sana, aku melihat sekitar kantin, huh... sepi sekali... biasanya jam segini udah lumayan banyak muridnya...

Luke, Austin, dan yang lain juga hilang. Mereka sepertinya akan datang siangan... huh.. tumben.

Bahamut pun keluar dari pelukanku lalu terbang di sampingku. Aku pergi mengambil tray makanan lalu, duduk di tempat yang kosong. Aku langsung memakan sarapanku.

Tidak berapa lama kemudian, Luke dan yang lainnya datang. Mereka mengambil tray makanan lalu duduk bersamaku. Kami memakan sarapan kami sebelum akhirnya pergi ke kelas.

"Screee...,"kata Rave sambil mengepakkan sayapnya.

"Kyu kyu,"balas Bahamut

"Aku bingung apakah mereka saling mengerti satu sama lain?" tanya Luke

"Sepertinya begitu, terkadang mereka komunikasi sendiri," balas William

"Kau-"kata seseorang dengan kesal. Aku, Luke, dan yang lain langsung menengok ke arah asal suara tersebut dan menemukan... Alicia...

"Iya siapa yang kamu maksud? Kita ada banyak jadi, bisakah beri tahu siapa yang kamu maksud?" tanyaku

"Jangan jadi sok pinter di depanku ya! Orang yang aku maksud adalah kamu!"kata Alicia dengan kesal. Aku memutar bola mataku...

Mau aku bilang 'memang aku lebih pintar daripada kamu' tapi, aku menahan diriku. Aku tidak ingin membuat masalah. Aku harus menjatuhkannya dan aku tidak akan gagal. Jika aku membuat masalah, bisa-bisa aku juga kena. Jadi, tahan dirimu Luna.

"Ok, lalu apa yang kamu mau dariku?"tanyaku senyum kecil yang aku paksa. Kayak serius... kalau kalian lihat, senyumku itu kelihatan palsu banget.

"Suruh adik kotormu itu untuk menjauh dari Austin! Jangan berani-beraninya dia mendekati Austin!"kata Alicia dengan keras.

Senyum palsu ku seketika itu juga hilang, aku memgerutkan keningku. Aku dapat melihat yang lain memberikan tatapan tajam ke arah Alicia. Aku juga dapat melihat Austin yang menarik Luke dengan pelan, agar dia berdiri di belakangnya.

"Ekhem! Sepertinya kalian ke kelas terlebih dahulu, aku akan berbicara dulu dengan Alicia," kataku menyuruh yang lain pergi.

"Bahamut, kamu juga pergi ikut Luke ok?"tanyaku ke Bahamut, Bahamut terlihat enggan sebelum akhirnya mengangguk.

Semua kecuali Alicia, setuju. Mereka pun berjalan ke kelas. Setelah semuanya pergi, aku menengok ke arah Alicia dengan tatapan dingin. Berani-beraninya dia...

"Berani-beraninya kamu menghina Luke,"kataku

"Emang kenapa? Itu kenyataan, kamu dan dia sama saja. Tanah yang berada di bawah sepatuku," kata Alicia

"Hah! Kami terutama Luke, bukanlah tanah yang bisa saja kamu injak. Mengapa? Karena berbeda denganmu, Luke dapat memenangkan hati Austin dengan gampang,"kataku

"Kau... berani-beraninya...," kata Alicia

"Apa? Aku berani? Tentu saja aku berani. Kau tahu kalau tanpa ayah, kamu tidak akan hidup sebagai putri marquess,"kataku

Alicia menatapku dengan tatapan membunuh. Aku dapat melihat mukanya yang sangat merah karena menahan amarah.

"Lancang sekali kamu berbicara padaku seperti itu!"kata Alicia

"Apa? Tentu saja aku lancang. Kamu menghina Luke dan mencoba untuk menjadi ratu. Tapi diakhirnya, kamu gagal karena Austin menyukai Luke," kataku.

Aku pun memasukkan tanganku ke dalam kantong secara diam-diam. Lalu, aku memberikan sedikit sihir ke crystal perekam. Aku yakin, crystal perekam sudah nyala, sekarang tinggal tunggu Alicia mengatakan semuanya...

"Aku belum gagal! Austin akan menjadi milikku! Keith, Allan, Elroy, William, mereka semua akan menjadi milikku! Padahal aku sudah seharusnya menang!

Tapi karena adikmu! Adikmu dan kamu yang selalu saja menghalangiku! Aku menaruh ramuan cinta itu agar Austin menjadi milikku! Jika saja laki-laki kotor itu tidak meminumnya, maka Austin sudah pasti menjadi milikku!" teriak Alicia

"Kamu yang menaruh ramuan cinta itu...,"kataku dengan pelan

"Tentu saja aku! Aku, Alicia, seorang karakter utama cerita! Aku harusnya menjadi ratu! Itu adalah takdirku!"teriak Alicia

Aku pun memasukkan tanganku ke dalam kantong lalu mematikan crystal perekam dengan memberikan sihir ke crystal tersebut.

"Pfft...,"kataku menahan tawaku

"Apa yang lucu huh?!"pekik Alicia

"Ha~ lucu iya... ini lucu karena pada dasarnya kamu, yang menggunakan ramuan cinta tetap saja tidak dapat memenangkan hati Austin. Sedangkan Luke, dia yang jadi korban namun, dia yang Austin terima dan cintai.

Aku anggap ini lucu karena, pada dasarnya kamu sudah kalah dari Luke. Tidak, kekalahanmu bukan dimulai dari saat Luke meminum teh yang berisi ramuan cinta itu.

Kekalahanmu, sudah ada sejak kita debut. Ya... sejak itu kamu sudah kalah. Austin jatuh cinta, pada pandangan pertama...," kataku sambil menyeringai

"Kau... aku belum kalah!"teriak Alicia

"Iya, bilang apapun yang kamu mau yang jelas, aku akan pergi ke kelas. Pelajaran sebentar lagi dimulai,"kataku meninggalkan Alicia yang berteriak ke arahku. Aku hanya menghiraukannya dan tetap berjalan.

Hehehe~ saatnya memberikan crystal ini ke Pak Asmos...

Time Skip~

Sekarang adalah waktunya makan siang. Aku, murid kelas S, Bahamut, dan Rave sedang makan di kantin.

"Kakak terlihat semangat,"kata Luke

"Ahahaha~ mood kakak lagi baik, itu saja,"balasku

Yep... mood ku lagi bagus, mengapa? Karena aku berhasil merekam Alicia. Hal yang perlu aku lakukan adalah memberikan rekaman suara ini pada Pak Asmos. Hah~ aku berasa sangat senang. Tapi... sekarang masalah nya adalah Sesil dan Cherlyn...

Hm~ untuk Sesil aku tidak perlu melakukan hal yang terlalu drastis. Aku yakin jika Alicia jatuh, maka Alicia akan membawa Sesil bersamanya. Untuk Cherlyn... hm... sepertinya untuk dia akan harus aku pikir dulu.

"Kalau begitu karena aku sudah selesai makan, aku permisi dulu sebentar. Aku ingin bertemu kepala sekolah Pak Asmos, kalian pergi saja ke kelas duluan," kataku

"Baiklah,"kata William

Bahamut pun terbang dan duduk di bahuku, aku mengelus kepala Bahamut. Lalu, kami berdua pergi ke ruang kepala sekolah.

Sampai di sana, aku mengetuk pintu ruang kepala sekolah. Dari dalam, Pak Asmos menyuruhku masuk.

"Luna? Ada apa?"tanya Pak Asmos

"Pak Asmos, aku memiliki rekaman yang menarik yang perlu bapak dengar,"kataku ke Pak Asmos.

It's time for the fake heroine to fall...

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainWhere stories live. Discover now