Chapter 54: Darah Demon

1.6K 234 11
                                    

Luna Pov

"Jadi, silahkan siapa yang mau duluan?"tanya Viy

Aku melihat ke arah Luke, sebelum akhirnya meberanikan diriku dan maju.

"Jika boleh, aku duluan,"kataku ke Luke

"A-ah silahkan kak,"kata Luke

"Myu myu,"Bahamut terlihat seperti menyemangatiku.

Jujur, aku agak khawatir dengan ritual ini, takutnya kenapa-napa makanya, aku duluan agar ya... biar kalau terjadi sesuatu aku yang kena dulu batunya... maaf ya Viy kalau aku kedengaran tidak memercayaimu! Tapi, tugasku untuk melindungi Luke.

"Kalau begitu, berlutut di tengah ruangan!"perintah Viy

Aku pun berjalan dan berlutut di tengah ruangan yang berbentuk lingkaran ini. Jujur, aku agak deg deg an... takut gitu...

"Luna, tenang saja... ini tidak akan sakit,"kata Viy yang sepertinya mengetahui apa yang terlintas dalam pikiranku. Aku pun mengangguk

"Kalau begitu, ayo kita mulai," kata Viy.

Tiba-tiba munculah sebuah lingkaran sihir di lantai, membuatku berlutut di tengah lingkaran sihir tersebut.

Tiba-tiba munculah sebuah lingkaran sihir di lantai, membuatku berlutut di tengah lingkaran sihir tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Gambar bukan milik author)

Dari lingkaran sihir tersebut, aku dapat merasakan sihir yang kuat. Lingkaran sihir tersebut pun bersinar dengan terang. Aku menutup mataku karena sinar yang terang tersebut.

"Bukalah matamu,"aku dapat mendengar suara laki-laki.

Aku pun membuka mataku dan melihat seseorang laki-laki. Dia memiliki rambut biru yang gelap, jujur dia terlihat mirip sekali dengan ayah. Aku pun berdiri dari posisi berlututku.

"Uh....,"aku tidak tahu mau bilang apa.

"Namaku Astaroth, demon serta penemu Keluarga Astaroth yang pertama. Aku juga ayah dari Duke Astaroth,"kata Astaroth

"Uh... Lord Astaro-"

"Panggil saja Asta,"kata Astaroth memotong perkataanku

"Lord-" Astaroth memberikanku tatapan tajam. Aku pun berdeham.

"Ekhem! Asta,"kataku, Astaroth pun ternyum puas.

"Kalau begitu uh... kita sekarang berada dimana?"tanyaku

"Kita berada di dalam pikiran atau mindscape mu,"jawab Astaroth, oh... mindscapeku... tunggu dulu, mindscapeku?!... berarti dia-

"Dan boleh aku beri tahu, kamu memiliki pikiran yang... menarik...,"kata Astaroth, mukaku memerah. Dia tahu semua yang ada di pikiranku...

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainWhere stories live. Discover now