Chapter 14: Debut (2)

4.2K 526 134
                                    

Austin Pov

Sebagai seorang putra makhota, kehidupanku bukanlah kehidupan normal seperti anak-anak pada biasanya. Dari kecil aku harus belajar cara memimpin, menggunakan pedang, etika, dan masih banyak lagi. Adikku pun juga sama, namun pelajarannya tidak seberatku.

Terkadang, aku berasa seperti ingin menyerah. Namun, aku tidak mau menyerah. Aku menolak untuk menyerah.

Hal yang paling menyebalkan adalah para wanita yang selalu saja mencoba membuatku menjadi fiance/tunangan mereka. Aku merasa jijik, bayangkan make up tebal dan dress yang terlihat berlebihan.

Lebih buruk lagi adalah, mulai dari umur 14 di setiap debut, aku harus menari dengan satu perempuan. Dan selama 3 tahun itu, wanita yang aku ajak menari sama saja.

Belum juga, para putra noble yang berpura-pura baik. Berpura-pura agar aku mau menjadi teman mereka, menjijikkan. Mereka mengikuti perkataan orang tua mereka.

Orang-orang sama saja, hanya mau penampilan dan statusku sebagai pangeran.

Jujur, aku merasa kesal. Apakah aku harus menari lagi dengan perempuan-perempuan yang sama? Aku tidak mau...

Aku melihat dari depan singgasana ayah. Mereka semua sama saja, tapi ada yang sangat berlebihan. Perempuan dengan dress pink yang glitter nya berlebihan, dia berdiri lumayan depan sehingga aku dapat melihatnya dengan jelas. Aku dapat melihat make up nya yang tebal sekali.

Aku sedikit merinding melihat cewek itu. Aku harus menjauhinya. Ada aura yang membuatnya harus aku jauhi.

Aku pun melihat ke arah agak belakang dan menemukan satu cewek dengan dress berwarna merah dan coklat. Namun, mataku tertangkap oleh seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya.

Laki-laki itu memiliki rambut dan mata berwarna biru. Dia memiliki aura yang membuatku ingin melindunginya. Melihatnya saja sudah membuatku deg deg an. Apa yang terjadi padaku?

Aku pun berjalan ke arah mereka. Dari dekat, laki-laki itu terlihat lebih lucu. Walaupun sebenarnya aku ingin bertanya pada sang laki-laki, aku bertanya pada sang perempuan. Dia terlihat shock sebelum akhirnya menerima undangan untuk menari denganku.

'Yah... lebih baik menari dengan perempuan ini daripada perempuan yang lain,'pikirku merinding

Dan jujur, ini sebenarnya agak canggung. Karena, tidak seperti wanita lain yang saat menari bersamaku langsung berisik, dia hanya diam saja. Biasa para wanita langsung bertanya beribu hal.

"Jadi... siapa namamu?"tanyaku canggung

"Lunastra de Arleano,"jawabnya

"Perempuan yang mempunyai empat elemen?"tanyaku agak kaget

"Iya,"jawabnya

"Katakan dengan jujur yang mulia, apakah tadi barusan anda melihat ke arah adikku?"tanya Luna. Dia tahu... tunggu dulu... adik?

"Adik?"tanyaku

"Iya, Luke adalah adikku,"kata Luna

"Jadi, namanya Luke,"kataku dengan pelan, nama yang indah. Sangat cocok untuknya...

"Iya, apakah yang mulia ingin aku kenalkan ke Luke?"tanya Luna

"Tentu saja,"balasku

Akhirnya, kami pun selesai menari. Luna pun mengantarku tempat dimana Luke berada.

"Ah, kakak!"kata Luke dengan senang

"Luke, perkenalkan ini Pangeran Austin de Rithris. Pangeran Austin, ini adikku, Luke de Arleano,"kata Luna

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainDär berättelser lever. Upptäck nu