Chapter 60: Apa yang Terjadi?

1.4K 186 17
                                    

Luna Pov

Sudah beberapa hari semenjak hari pertama kami di semester dua. Beberapa hari ini aku agak curiga, mengapa? Biasa sekarang Alicia sudak komplain teriak-teriak. Tapi, entah mengapa dia sekarang diam. Huh... mencurigakan...

Di sisi lain, hari-hari berjalan seperti biasa dan aku masih memata-matai Ryu dan Siena. Dan benar adanya kalau mereka sebenarnya bisa dibilang terlihat dekat.

Kalau begitu Ryu adalah tiket untuk mengeluarkan Siena dari pertunangannya. Hum... kalau begitu, aku harus bertanya pada Ryu dulu.

Sekarang aku sedang duduk di kantin, lebih tepatnya kami sedang sarapan sebelum memulai pelajaran. Aku melihat ke arah yang lain, mereka sedang makan sambil berbicara sedikit.

Austin berbicara dengan Luke, William dengan Keith, Allan dengan Elroy. Ok serius, aku jadi nyamuk... seseorang... aku beneran nyamuk astaga.

Aku melihat ke arah sekitar. Huh, aku nyamuk sendirian... Bahamut tidak ada bersamaku. Jika kalian bingung Bahamut dimana, dia sedang tidur di kamar. Untung nya aku sudah meninggalkan makanan jadi, kalau dia lapar dia tinggal makan.

Huh... aku jadi rindu Bahamut... kalau ada Bahamut pasti kita akan menjadi nyamuk bersama. Tapi kerena dia tidak ada di sini, aku jadi nyamuk sendiri... sudahlah lupakan.

Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, yang lain selesai makan. Kami semua murid kelas S berjalan ke kelas kami. Hari ini tenang.... kayak tenang banget.

"Kalian sudah selesai mengerjakan tugas kalian?"tanya William

"Tentu saja sudah,"balas Keith

"Kalau tidak Bu Fia pasti akan marah,"kataku

"Tapi aku senang tugasnya lumayan gampang,"kata Elroy

"Iya, biasanya susah-susah,"kata Luke

"Hm~ beberapa hari ini entah mengapa tenang sekali,"kataku

"Iya tapi, aku entah mengapa punya firasat buruk,"kata Austin

"Sama,"balasku

Iya beberapa ini tenang tapi, entah mengapa aku merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Hum... aku tidak menyukai perasaan ini. Apa yang akan terjadi? Aku harus berhati-hati...

Akhirnya, setelah beberapa menit berjalan kami sampai di kelas. Kami pun masuk kelas dan duduk di tempat kami masing-masing.

Tidak berapa lama kemudian, Bu Fia datang bersama Ryu. Kami pun memulai pelajaran. Hah... it's gonna be a long day...

Time Skip~

Benar adanya, aku merasakan ngantuk, capek, males, lapar, semua menjadi satu paket. Ini menyebalkan... ayolah sebentar lagi istirahat...

Aku pun melirik ke arah time pocket dan melihat jamnya. Ayolah... countdown.... sebentar lagi...

Lima... empat... tiga... dua... satu...

"Ok kalau begitu, sampai di sini saja pelajarannya, kalian boleh makan siang,"kata Bu Fia sebelum akhirnya bersama Ryu, mereka keluar kelas.

Yea..!!! Istirahat!!! Aku kira aku akan mati kelaparan tapi ternyata aku masih hidup! Aku kaget tapi hey! Itu kenyataannya! Aku akhirnya bisa makan!

Akhirnya kami pergi keluar kelas menuju kantin. Setelah sampai di kantin, kami mengambil sebuah tray makanan lalu pergi mencari tempat duduk yang kosong.

Saat kami ingin makan, secara tiba-tiba ada seorang murid laki-laki yang tidak sengaja menyenggol meja kami. Akibatnya, teh yang berada di cangkir Luke jatuh ke lantai.

Murid tersebut yang menyadari apa yang terjadi langsung membungkukkan badannya dan meminta maaf.

"Maafkan aku! Aku tidak sengaja menyenggol meja kalian! Tenang saja, aku akan membersihkan dan mengganti cangkirnya,"kata murid tersebut

"A-ah, tidak apa-apa. Terima kasih ya sudah mau membersihkan,"kata Luke

"Tentu saja! Lagipula ini salahku,"kata murid tersebut, murid itu pun mengambil semacam kain lalu membersihkan cangkir yang hancur dengan cepat.

Luke pun berdiri ingin mengambil cangkir lain namun, Austin memberhentikannya.

"Ambilah punyaku, kamu pasti haus. Lagipula, aku belum meminumnya. Aku akan mengambil untukku sendiri, jadi jangan khawatir,"kata Austin

"E-eh? Apakah tidak apa-apa?" tanya Luke

"Tentu saja tidak apa-apa,"kata Austin

"Kalau begitu, terima kasih ya Austin,"kata Luke

"Sama-sama,"kata Austin tersenyum, dia pun berjalan untuk mengambil teh untuk dirinya sendiri.

Luke pun meminum teh yang berada di cangkir Austin. Setelah meminum sedikit teh yang berada di dalam cangkir Austin, Luke melanjutkan makanannya. Namun beberapa menit kemudian Luke berdiri.

"Luke, ada apa?"tanyaku bingung, semua yang duduk di meja kami melihat ke arah Luke dengan bingung, kecuali Austin yang masih mengambil teh.

Luke pun menutup mulutnya dan dia pun batuk. Aku khawatir... sangat khawatir, apalagi saat batuknya tidak berhenti.

"Luke ada apa? Kamu kenapa?" tanyaku yang langsung berdiri dan berjalan ke sampingnya.

Aku menaruh tanganku di pundak Luke. Ada apa? Apa yang terjadi? Luke kenapa?

"Seseorang panggil seorang guru,"kataku ke murid kelas S yang lainnya.

Luke masih batuk namun, kali ini lebih parah. Batuknya sekarang mengeluarkan darah. Ada apa? Apa? Apa yang terjadi? Luke?

Seketika itu juga, Luke hilang keseimbangan dan dia terjatuh.

"Luke!"teriakku kaget

Alicia Pov

Hehehe~ saatnya aku memulai rencanaku. Aku akan membuat Austin jatuh cinta dengan ramuan cinta ini.

Ugh! Ramuan ini lebih baik sepadan dengan apa yang harusbaku bayar. Aku harus membayar lima koin emas untuk satu vial kecil!

Jika tidak sepadan maka aku akan komplain ke penjualnya. Ugh! Tapi sudahlah, aku akan menjadi ratu walaupun, aku harus menggunakan ramuan cinta. Asalkan aku tidak ketahuan, jika ketahuan akan menjadi bahaya...

Tentu saja ramuan cinta dilarang di semua kerajaan. Orang-orang takut karena ramuan cinta dapat berbahaya. Memang bisa berbahaya tapi, apa peduliku? Asalkan aku bisa menjadi ratu.

Aku melihat ke arah instruksi yang diberikan oleh sang penjual. Aku hanya perlu mengatakan kata yang tertulis di kertas lalu menyebutkan nama orang, tempat makanan atau minumannya, dan berapa tetes yang aku mau.

Aku melihat Austin dan yang lain mengambil tray makanan mereka. Secara diam-diam, aku mulai membaca apa yang ada di kertas.

"Meyfora potio, cangkir teh Austin de Rithris,"kataku dengan suara kecil

Aku melihat ke arah vial yang kau pegang. Vial yang tadinya penuh jadi habis isinya. Hehehe~ orang ini bilang kalau satu vial ini berisi sekitar 20 tetes.

Dia bilang untuk satu orang cukup satu tetes. Tapi, apa peduliku? Hehehe~ jika hanya satu tetes pasti tidak berhasil maka, aku akan memakai semuanya. Austin akan menjadi milikku. Milikku untuk selamanya!

Namun, semua pikiran tentang kemenanganku hilang seketika juga. Aku melihat Austin yang memberikan cangkirnya ke Luke. Tidak, tidak, tidak! Ini tidak seharusnya terjadi.

Sialan! Sialan kau Luke! Dia meminumnya... tidak! Ini tidak seharusnya terjadi! Bagaimana bisa ini terjadi?! Argh!

Aku seharusnya menang! Tidak! Sial! Aku tidak bisa menteleportasi balik ramuannya ke dalam vial. Tidak! Tidak mungkin!

Aku mendengar satu teriakan yang membuyarkanku dari lamunanku.

"Luke!"teriak sih anjing betina saat melihat adik tercintanya yang jatuh pingsan.

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainWhere stories live. Discover now