Chapter 18: Hari Pertama (2)

3.4K 403 14
                                    

Luna Pov

Bu Fia membagikan buku-buku kosong dan sebuah pena sihir. Lalu, Bu Fia pun menjelaskan masa lalu Arethea.

"Dahulu kala, sebelum adanya Arethea, semua hanyalah kegelapan. Tidak ada apa-apa sama sekali, suatu hari datanglah seorang dewi. Nama dewi itu adalah Dewi Thea. Dengan kekuatannya, Dewi Thea pun membuat dunia.

Dunia yang penuh dengan sihir, Dunia Arethea. Setelah Arethea dibuat, Dewi Thea pun membuat para mahluk sihir dan ras-ras lain. Seperti manusia, demon, elf, dwarf, dan masih banyak lagi. ..... blah... blah.. blah..."jelas Bu Fia

Aku tidak terlalu mendengarkan. Kenapa? Aku sudah membaca ini di buku berkali-kali. Tapi, walaupun begitu, aku tetap menulis beberapa hal penting di buku. Takut nanti ujian kalau nggak ada catatan.

Setelah beberapa jam menjelaskan pelajaran dan hal-hal lain, kami akhirnya diperbolehkan untuk makan siang. Akhirnya.... aku sudah bosan, capek, ngantuk, dan lapar.

Aku pun melihat ke arah Luke, Austin, dan Keith.

"Mau makan bareng?"tanyaku

"Tentu saja kak,"kata Luke

"Um... aku boleh ikut?"tanya Elroy dengan malu

"Boleh,"balasku

"Oh! Gimana kalau kelas S makan bareng?"tanyaku ke yang lain

Tanggung soalnya, tinggal sisa Allan dan William. Sekalian aja kelas S makan bareng gitu ya. Daripada ini duduk sendiri-sendiri.

".... (sigh) ya sudah"kata William, Allan pun mengangguk

"Kalau gitu ayo ke kantin, aku sudah lapar,"kataku

Kami pun berjalan ke kantin. Selama perjalanan, kami ditatap terus. Nyebelin.... namun, aku mendengar beberapa komentar para perempuan yang ada di sekitar.

"Berani-beraninya dia dekat dengan para laki-laki kelas S,"

"Ugh, bi***,"kata seorang perempuan lain

"Dia beruntung sekali... bisa dekat dengan laki-laki ganteng,"

"Iya... terus masuk kelas S lagi,"

Jujur, aku beruntung, beruntung karena dapet tontonan gratis. Bisa lihat ini para cowok yang jatuh cinta, ke uke atau seme mereka. Muehehehe, aku beruntung sekali...

FS gimana ya kalau tahu ini? Hm.....

Setelah beberapa menit berjalan, kami pun sampai di kantin. Setelah sampai di kantin, aku langsung memesan makanan. Setelah kami semua sudah mendapat makanan masing-masing, kami langsung duduk di tempat kosong.

Selama makan aku dapat merasakan tatapan membunuh Alicia. Napa lagi tuh anak? Iri? Bilang aja sih langsung.

"Hm... banyak sekali orang yang melihat,"kataku

"Hah... menyebalkan,"kata Keith

"Aku setuju,"kata William

"Sebenernya udah biasa sih...,"kata Austin

"Apakah sesering itu?"tanya Luke

"Setiap kita keluar dari istana,"balas Austin

"Wow,"kataku, pasti menyebalkan banget.

"Pertanyaan, sesering apa kamu mendapat surat lamaran?"tanyaku bingung

"Dari skala satu sampai sepuluh, sembilan,"jawab Austin

Semua melihat ke arah Austin dengan agak bersimpati. Aku berasa agak kasihan. Aku pun lanjut makan namun, secara tiba-tiba seseorang menggebrak meja tempat kami duduk.

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainWhere stories live. Discover now