[6] Lead To Where I Can't Stop Go There Every Night

Start from the beginning
                                    

"Now, i'm not selfish anymore. And i hope you're happy with girl you love." Zahera tersenyum, sorot matanya yang menatap Rayanfa dipenuhi kejujuran.

Rayanfa tersenyum kecut mendengar perkataan Zahera, seperti ada yang meremas jantungnya erat-erat. Ia memalingkan wajah dan lebih memilih menghadap depan ke arah panggung. "She's not the girl I love." Suaranya yang lemah tidak terdengar seperti penolakan, melainkan permohonan supaya Zahera tidak berpikir demikian dan percaya kepadanya.

Zahera terdiam, tidak tahu harus merespons bagaimana. Ia sudah tidak bisa mengikuti topik pembicaraan Rayanfa karena ia tahu akan kemana ujung pembicaraan ini dan Zahera tidak menginginkannya.

"She's just the girl my mom likes," tambah Rayanfa, pandangannya tetap lurus ke depan.

Zahera tertunduk, kedua tangannya mengepal. Hampir satu tahun lebih cowok itu meninggalkannya dan menghilang dari kehidupannya. Selama satu tahun lebih Zahera berjuang melupakannya dan mencoba dekat dengan cowok lain yang akhirnya selalu gagal karena Zahera terlalu takut kejadian dirinya ditinggalkan akan terjadi lagi. Kemudian, sekarang, setelah Zahera sudah selesai dengan perasaannya dan tidak sengaja mengirim chat dalam keadaan mabuk, cowok itu datang lagi. Beranggapan bahwa Zahera belum move on dan cemburu dengan kekasih barunya. Padahal Zahera sudah menjelaskan jika dirinya hanya kesal, tetapi cowok itu tetap kekeh dengan pendiriannya bahwa Zahera belum bisa move on. Cowok itu pun kembali muncul di hadapan Zahera dengan penyesalannya yang berharap Zahera kembali luluh.

Ah, sangat melelahkan. Perasaan bimbang yang Zahera rasakan ini sangat menyesakkan. Ada satu masa ketika Zahera yakin dirinya sudah selesai dengan Rayanfa dan bahkan dirinya sering dekat dengan cowok lain walaupun tidak pernah sampai ke tahap pacaran. Namun, semua cowok yang dekat dengan Zahera selalu memiliki kemiripan dengan Rayanfa. Memiliki vibe bad boy yang hot dan lebih tua dua atau tiga tahun darinya. Seolah-olah Zahera mencari Rayanfa di dalam diri cowok-cowok yang dekat dengannya. Ia juga pernah merasa sedih ketika menyadari Rayanfa memiliki kekasih baru.

Perasaan yang rumit tersebut membuat Zahera tidak tahu apakah dirinya masih mengharapkan Rayanfa atau sudah melupakan Rayanfa?

"Lo udah mutusin mau kuliah di mana?" tanya Rayanfa, memecahkan hening di antara mereka yang terjadi beberapa saat. Kini ia sedang menatap Zahera yang mematung dengan kepala tertunduk.

Zahera tersentak mendengar pertanyaan Rayanfa yang berhasil menariknya dari lamunan. Ia pun berusaha mengontrol perasaannya, lalu menoleh dan tidak lupa mengumbar senyum. "Gue niatnya mau kuliah di Jakarta aja, tapi ada pikiran buat lanjut S2 di luar negri. Ya, doain aja kehidupan gue berjalan sesuai rencana."

Rayanfa melebarkan senyumnya. "Udah sampe mikirin S2, ya?"

"Ya, gitu." Zahera tertawa kecil.

"Gimana sama cita-cita lo jadi penyanyi, aktris? Masih lanjut jadi model?"

"Gue kurang yakin. Rencana masa depan gue masih berubah-ubah."

"Semoga semua mimpi dan cita-cita lo terkabul."

"Amin." Zahera memandangi wajah samping Rayanfa sembari tersenyum. "Kak, wanna be my friend?"

Rayanfa kembali menoleh ke Zahera, bola matanya yang membesar menandakan bahwa ia cukup terkejut mendengar tawaran Zahera. "Just friend?"

First Girlfriend To BrondongWhere stories live. Discover now