[1] With You, I'm Drunk In The Back Of The Car

Mulai dari awal
                                    

"Kak, kok diem aja? Bisu, ya?"

"Kaka cantik banget, sih!"

"Cantik-cantik kok bisu, Kak?"

Gadis itu tetap diam dan berusaha mencari jalan lain untuk melewati mereka. Namun, lagi-lagi jalannya dihalangi oleh ketiga cowok brengsek itu. Tidak lupa mereka tertawa. Bagi mereka mungkin menyenangkan mempermainkan gadis yang sedang mabuk sepertinya.

"Kak, mending main dulu sama saya." Salah satu cowok dengan kurang ajarnya menarik tangan gadis itu.

Namun, dari arah belakang. Tanpa pernah ia duga sama sekali. Tangannya yang lain ditarik, membuat tubuh yang semula melangkah maju menjadi melangkah mundur.

"Kak, saya udah cari Kakak dari tadi. Saya udah bilang tunggu di depan kelab, kan?"

Suara yang tidak asing, tetapi tidak ia kenali. Kemudian, seseorang berdiri tepat di belakangnya karena ia bisa merasakan belakang punggungnya menyentuh dada bidang. Ia pun menoleh ke belakang dan dengan pandangan tidak fokus ia melihat sosok cowok yang sebelumnya sedang teleponan di depan kelab.

"Untung aja saya berhasil ketemu Kakak," ujar cowok itu, tersenyum.

Kepalanya yang sedang sakit tidak bisa mencerna satu pun perkataan cowok itu. Mengapa cowok itu berbicara seolah mengenalnya dengan baik?

"Maaf, kalian siapa, ya?" Cowok itu menatap ketiga cowok di depannya yang terlihat bingung dan sedang fokus memperhatikan interaksi antara gadis yang mereka godain dengan cowok yang baru hadir.

Sebelum ketiga cowok itu membuka mulut, gadis itu sudah terlebih dulu berbicara, "nggak kenal! Gue nggak kenal mereka!" ketusnya, menatap tajam ketiga cowok di depannya.

Ketiga cowok itu langsung salah tingkah dan sedikit panik. Takut perilaku mereka sebelumnya akan dilaporkan ke pihak berwajib.

"Maaf, kita salah orang. Permisi."

"Permisi."

"Kita duluan."

Tanpa menjelaskan apapun, ketiga cowok brengsek itu beranjak pergi. Melangkah cepat seolah ingin segera melarikan diri dan tidak ingin terlibat apapun dengan gadis yang mereka godain.

Cowok itu melepaskan tangan gadis yang ditolongnya, menghela napas lega karena semuanya berakhir baik-baik saja. "Kakak, baik-baik aja?" tanyanya, sekadar memastikan.

Gadis itu tidak langsung menjawab, terdiam dengan bahu bergetar. Dan tiba-tiba saja ia menghadap cowok itu dalam keadaan menangis. Tentu saja cowok itu mengernyitkan kening, bingung.

"Kakak, baik-baik aja?" tanya cowok itu lagi, kali ini bertanya lebih hati-hati.

"Lo..... lo.... beneran sialan!" pekik gadis itu, tangisannya semakin kencang.

"Heh? Sialan?" Cowok itu bingung karena tidak merasa melakukan sesuatu sampai dirinya pantas dikatai sialan.

"Lo bilang lo mutusin gue buat fokus sama kuliah! Tapi lo malah jadian sama cewek lain! Brengsek! Lo bener-bener brengsek! Lo mainin perasaan gue! Lo bahkan nggak tau kalau selama ini gue selalu kangen sama lo! Sialan! Bajingan!" Gadis itu menangis kencang sembari memaki dengan kata-kata yang sedikit kasar.

"Kak..... saya.... bingung...." tutur cowok itu, tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini.

~to my first love~

Sakit kepala yang luar biasa membangunkannya dari tidur nyenyak, ditambah silau cahaya yang menembus kelopak mata. Sembari memegangi kepalanya, ia mengerjapkan mata beberapa kali. Perlahan kelopak mata yang tertutup rapat itu terbuka. Silau cahaya matahari membuatnya kembali memejamkan mata. Bukan hanya berusaha membuka mata, ia juga berusaha duduk dari posisi tidur nyamannya. Untuk kedua kalinya ia memaksakan kelopak mata terbuka, kali ini mengabaikan silaunya terik matahari.

"Aduh," rintihnya sembari memegangi kepala.

Tunggu, sebentar. Ada yang aneh. Kasur lebar dengan seprai biru dongker, kamar bernuansa hitam yang memiliki rak buku besar serta komputer game, dan, dan.... ini kamar siapa? Bukan kamarnya!

Kamar ini lebih mirip kamar cowok yang menyukai game, komik dan anime karena ada beberapa barang yang menggambarkan kesukaan si pemilik kamar.

"Kakak, udah bangun?"

Dia termenung, berhenti mengamati sekitar. Suara cowok. Suara cowok yang terdengar familiar di telinganya, tetapi tidak ia kenali. Dengan kaku dan gejolak perasaan penuh prasangka buruk, ia paksa kepalanya menoleh ke sumber suara. Jantungnya berdebar kencang dan di dalam kepalanya berkecamuk banyak skenario buruk.

"Pusing?" tanya cowok itu, terlihat khawatir karena gadis yang duduk di atas ranjangnya hanya diam saja.

Gadis itu menelan saliva susah payah, mengamati sosok cowok asing yang sedang duduk di bangku meja belajar tidak jauh dari keberadaannya yang ada di atas ranjang. Cowok asing itu mengenakan jaket dan celana training panjang. Rambutnya hitam, tetapi sedikit kecokelatan dengan model two block. Kulitnya putih dan bersih, terutama di bagian wajah. Bola mata yang besar dengan alis tebal dan bulu mata lentik. Juga, bibirnya yang berbentuk bulan sabit, tetapi bagian atas lebih tipis dibanding bawah. Dan ketika cowok itu sedang menunggu reaksi si gadis, tanpa sengaja ujung dua gigi kelinci yang lucu membuat bibir cowok itu sedikit terbuka.

"Lo..... siapa?" tanya gadis itu dengan tampang melongo, masih berusaha mengingat apa yang terjadi semalam sampai dirinya bisa tidur di kamar asing dan siapa cowok itu?

🎈TO MY First LOVE 🎈


Gimana chapter ini?

Siapa yang kangen cerita ini?

Jangan lupa vote dan spam komen

Jangan lupa follow :

@palupiii07

Makasih💕

First Girlfriend To BrondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang