Chapter 67: Luke Sembuh

Comenzar desde el principio
                                    

Entah mengapa, aku dapat melihat Alicia dari tempat aku duduk, dia sedang duduk bersama Sesil. Aku dapat melihat mereka berdua yang terlihat geram dan kesal ke arahku.

Hah... melihat mereka saja aku harus menahan diriku untuk membunuh mereka. Terutama Alicia... karena kamu, Luke jadi sakit... aku akan pastikan kamu mendapat balasannya.

Austin Pov

Aku duduk di samping Luke sambil melihatnya tertidur. Aku khawatir, bagaimana jika dia tidak akan bangun? Bagaimana jika dia... tidak Austin jangan berfikir seperti itu, Luke akan sembuh. Aku yakin Luke akan sembuh.

Dia terlihat sangat... tenang. Setelah diberi Bunga Theralou, Luke terlihat lebih tenang. Dia terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Melihatnya seperti ini, membuat ku ingin melindunginya. Aku tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi... aku tidak tahan melihat Luke yang seperti ini.

Terlihat sangat sakit dan lemah. Aku ingin melihatnya sehat dan tersenyum sama seperti sebelum semua ini terjadi.

Aku akan melindungimu selama nya... aku mencintaimu jadi, kumohon Luke... bangun... aku tidak kuat melihatmu seperti ini.

Luke Pov

Sakit, itu yang dapat aku rasakan. Sekujur tubuhku berasa sakit dan panas, seperti dapat membakar ku. Aku menutup makataku berharap agar rasa sakit ini menghilang.

Namun, secara tiba-tiba rasa sakit dan panas tersebut menghilang seketika itu juga. Aku pun membuka mataku dan melihat bahwa sekelilingku gelap.

Gelap hitam pekat... dimana ini? Kakak? Austin? Semuanya? Dimana ini?

"Kamu perlu tenang,"kata seseorang

Aku mengenali suaranya, itu adalah suara yang berbicara padaku saat tournament. Suara yang membantuku. Aku mengenali suara ini, suaranya mirip dengan....

Aku menengok ke arah asal suara tersebut. Ternyata benar...

"Kakak?"tanyaku kaget dan bingung.

Di depanku berdirilah Kak Luna, namun berbeda dengan Kak Luna yang biasa aku lihat, Kak Luna yang ini memiliki mata berwarna kuning, bukan warna biru yang biasa aku lihat. Selain itu, dia dipenuhi aura gelap sama seperti sihir kegelapan.

"Iya, bisa dibilang begitu,"kata Kak Luna. Walaupun berbeda, aku dapat merasakan auranya sama dengan Kak Luna.

"Kenapa kakak bisa ada di sini?" tanyaku bingung

"Aku... bukan Luna yang kamu ketahui,"kata Kak Luna

"Eh?"tanyaku bingung

"Bisa dibilang aku adalah wujud dari sihir kegelapan mu,"kata Kak Luna

"Wujud sihir kegelapanku?" tanyaku, makdudnya apa?

"Sihir kegelapan adalah salah satu sihir spesial, berbeda dengan sihir cahaya. Beberapa pemilik sihir kegelapan memiliki sihir yang dapat mengambil wujud seseorang.

Aku, sihir kegelapanmu mengambil wujud kakakmu. Ini karena, kakakmu lah orang pertama yang paling kamu sayangi. Belum lagi, kakakmu menyelamatkan mu saat kamu kecil.

Sehingga, aku mengambil wujud kakakmu. Aku adalah wujud sihir kegelapanmu yang terbentuk karena perasaanmu. Biasa aku hanya melihatmu dari dalam namun sekarang, kamu sudah tidak membutuhkanku lagi,"kata Kak Luna

"Eh? Maksud kakak?"tanyaku

"Saat kamu bangun, aku akan hilang. Aku hanyalah sebagian dari sihir kegelapanmu, yang mengambil wujud untuk membantumu.

Namun seiring kamu tumbuh, kamu sudah tidak membutuhkan ku lagi. Jadi, aku akan kembali menyatu dengan sihir kegelapan yang ada di tubuh dan jiwamu," kata Kak Luna

"K-kalau begitu... terima kasih karena sudah membantuku dan menjagaku,"kataku, Kak Luna tersenyum.

"Sama-sama Luke, sekarang kamu perlu bangun,"kata Kak Luna

"Yang lain menunggumu, kakakmu, Bael, Ryu, Allan, Elroy, William, Keith, dan Austin... mereka semua menunggumu, jadi bangunlah Luke,"kata Kak Luna

Aku dapat melihat tubuh Kak Luna yang semakin lama semakin menghilang menjadi semacam serbuk emas dan hitam. Serbuk itu menghilang, seperti tertiup angin.

Aku dapat melihat cahaya putih. Apakah aku akan bangun? Tunggu aku... kakak, Kak Bael, Kak Ryu, Allan, Elroy, William, Keith... tunggu aku Austin...

Aku menutup mataku sebelum akhirnya membukanya. Aku melihat sekelilingku, ruang medis... aku melihat sampingku dan mendapati Austin yang sedang duduk di kursi samping kasur.

"Austin...,"kataku dengan nada yang serak. Austin mendengarku, dia terlihat kaget dan senang. Aku pun bangun dari posisi tidurku.

Namun, sebelum aku dapat berkata apa-apa, Austin dengan cepat menciumku tepat di bibirku. Aku membelalakkan mataku.

'Austin...'pikirku

Aku pun menutup mataku dan membalas ciuman Austin.

Aku Reinkarnasi?! Selamatkan sang VillainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora