8. ANGKASA, CHANDRA DAN PATI

Start from the beginning
                                    

Sejak tadi Angkasa berdiri di depan rumah bercat putih tanpa kemunculan penghuni rumah untuk membuka pintu alias Angkasa sedang menunggu Aurora tanpa kepastian.

Ting! Ting!

Angkasa terus menekan bell rumah seenaknya. Persetan jika orang yang ada di dalamnya akan marah padanya. Angkasa hanya tidak suka di buat menunggu seperti ini!

Cowok itu lalu bergerak mengambil handphonenya, mencari nama seseorang di room kontaknya. Setelah menemukannya, tombol panggilan ia pencet dengan cepat.

Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.

Angkasa berdecak emosi.

"Cari siapa?" tanya Bi Reana yang muncul secara tiba-tiba dari samping rumah.

Angkasa berbalik dan sedikit tersentak karena kemunculan pembantu sialan ini benar-benar mengagetkannya. Cowok itu lalu mengatur ekspresinya, datar. "Aurora."

"Oh ... Non Aurel udah pergi sama temannya tadi, Mas," jelas Bi Reana.

Angkasa mengerutkan keningnya, "Siapa?"

"Saya juga nggak tahu, Non Aurel berangkat bareng sama temen cowoknya," kata Bi Reana.

Mendengar itu Angkasa tiba-tiba saja mengeraskan rahangnya. Tangannya terkepal kuat lalu beranjak melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Bangsat, pekiknya dalam hatinya. Aurora membiarkannya menunggu lalu dia berangkat dengan cowok lain? Jelas Angkasa marah. Tetapi...

Aurora bagi Angkasa sebenernya apa?

**

Kepada seluruh siswa-siswi agar kiranya menuju lapangan utama SMA Andromeda untuk melaksanakan upacara bendera, terima kasih.

Suara Bu Dira menggema di seluruh sudut sekolah. Siswa-siswi segera berhamburan menuju lapangan dengan atribut lengkap. Mereka dengan sigap membuat barisan sesuai dengan kelasnya masing-masing. Ketua kelas mulai mengambil alih barisannya, absen lalu diedarkan untuk disetor setelah upacara nanti.

Anggota OSIS mulai melaksanakan tugasnya sebelum upacara dimulai, mereka secara serentak memasuki setiap barisan, mencari siswa yang melanggar aturan hari ini.

"Keluar barisan lo!" bentak salah satu anggota OSIS yang bernama Widya. Widya Mandala, anak XI MIPA 1 yang terkenal dengan ambisiusnya. Dia adalah teman dekat dari Analisa Elara.

"Salah gue apa? Atribut gue lengkap," balas Ronal dingin tanpa menoleh ke arah Widya.

"Hellow!! Lo bego apa pura-pura bego?! Jaket lo tuh, lepas!" ujar Widya dengan songongnya. "Jaket Satrova yah? Cinta banget sampe nggak mau dilepas!" Mata Widya terfokus dengan logo tengkorak gahar di jaket itu. Anak OSIS memang tidak pernah akur dengan Satrova. Terlebih Bara yang sudah lebih dulu mengibarkan bendera perang dengan ketua OSIS.

Ronal sebenarnya tidak sengaja memakai jaket kebesaran Satrova di tengah lapangan. Hari ini ia nyaris terlambat, makanya ia tidak sempat ke kelasnya dan menyimpan jaketnya dengan baik.

"Kalau gue cinta sama Satrova kenapa? Masalah buat lo?" timpal Ronal. "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul ada undang-undangnya kok."

Widya terdiam, kemudian memilih melewati Ronal dengan tatapan tidak suka. SATROVA, segala yang berkaitan dengan nama geng besar itu Widya tidak akan pernah suka.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now