32. BERJARAK

226K 21K 2.1K
                                    

Selamat membaca! Semoga suka Aamiin❤️ dukung cerita DIA ANGKASA dengan meninggalkan jejak ketika membaca, terima kasih.

32. BERJARAK

Lalu setelah begitu dekat, apa harus sejauh ini?
...

Setelah hari itu, tidak ada lagi Angkasa Aurora, yang ada hanya Angkasa Analisa dengan rumor yang tersebar luas di SMA ANDROMEDA bahwa mereka berpacaran. Tentunya berita ini membuat gempar seisi sekolah, baik dari kalangan senior, junior maupun seangkatannya.

Analisa sama Angkasa bakal jadi couple gols di SMANDA

Yang satunya cantik, yang satunya ganteng, mantep.

Gue nggak setuju kalau Angkasa nggak sama gue

Apa kabar tuh si cewek baru? Jadi dia putus sama Angkasa

Kasian cuman jadi tempat persinggahan doang

Enak jadi Angkasa, kalau ada PR tinggal nyuruh Lisa buat ngerjain

Beberapa cibiran-cibiran panas Aurora dan Vana dengar sepanjang koridor, semua sibuk membahas tentang hubungan Angkasa dan Analisa. Dan tentunya tidak lepas dari nama Aurora yang jadi pertanyaan. Apakah dia putus dengan Angkasa? Atau memang hanya di jadikan sebagai tempat persinggahan? entahlah, mereka menyimpulkan sesuai versinya masing-masing.

Mendengar cibiran itu, Vana tentunya tidak diam saja, ia menghentikan langkahnya, dan otomatis Aurora yang berada di sampingnya juga berhenti.

 "Jaga ucapan lo, beb, kalau ngomong nggak usah ngadi-ngadi, nggak semua urusan orang perlu lo urusi," kata Vana pada seangkatannya yang seenaknya berkomentar. 

"Tapi emang kenyataannya kan? Teman lo cumam dijadikan sebagai tempat pelampiasan?" balas Dea tidak mau kalah. Dea Ananda.

Vana jelas tidak terima, "Lo siapa? Sok tahu banget sama kehidupan sahabat gue hah?!"

"Vaa-"

"Nggak, Ra. Mulutnya perlu gue kasi pelajaran," potong Vana dengan ekspresi galaknya.

Jangan kebiasaan diemin orang kayak gini, Ra. Sekali-kali perlu dikasi tahu supaya nggak ngelunjak!

Seperti dejavu, ucapan Angkasa tiba-tiba terlintas di kepala Aurora. Dulunya laki-laki itu yang berada di posisi Vana, melindunginya. Dan sekarang? Bukan lagi.

Aurora yang tadinya memilih untuk diam, tiba-tiba tergerak untuk berbicara persis di hadapan Dea. "Thanks buat asumsi lo yang nggak bermutu, gue emang nggak bisa nutup mulut lo, tapi gue punya tangan yang bisa gue pake buat nutup telinga gue."

Dea mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar perempuan yang ada di depannya, tetapi dengan gesit tangan Aurora menahannya.

"Lo bebas berasumsi apapun tentang gue, dan gue bebas buat menahan lo untuk nggak nyakitin gue," kata Aurora, "impas kan?" Aurora tersenyum penuh Arti ke arah Dea.

Perempuan itu mengepalkan tangannya, merasa di permalukan oleh Aurora, karena kali ini semua orang menyoraki perempuan berbanda biru itu, seolah sepakat dengan apa yang ia katakan barusan.

"See?"

Dea berbalik arah, meleset pergi dari kerumunan itu. Kali ini ia salah jika menganggap Aurora perempuan biasa, nyatanya ia lebih dari itu.

Vana menatap puas ke arah Aurora.

Sedangkan, seseorang dengan dasi yang ia ikat di kepalanya menarik senyum kecil di bibirnya, posisinya jauh dari kerumunan itu, tetapi  perlawanan yang dilakukan Aurora tadi cukup untuk membuatnya bernafas lega. Ia bisa menjaga dirinya sendiri.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now