28. MELINDUNGI DARI JAUH

224K 21.2K 1.7K
                                    

Happy reading readerscu, semoga suka Aamiin❤️🍫 

#KAWALDIAANGKASA
#SATROVAFOREVER🤟

28. MELINDUNGI DARI JAUH

Orang yang terlihat tidak peduli dan diam, bukan berarti mereka tidak melakukan apa-apa.
...

Tepat 4 hari telah berlalu, hari ini Aurora sudah bisa kembali masuk sekolah seperti biasanya, tetapi bukan berarti kondisi perempuan itu sudah sembuh sepenuhnya, Aurora hanya merasa tidak betah di rumahnya, di rumah, ia merasa kesepian semakin nyata menghampirinya. Apalagi selama dia sakit, Angkasa sudah tidak pernah lagi terlihat, laki-laki itu seperti menghilang.

"Ra, nggak usah mikirin dia, belum tentu dia juga mikirin lo," gerutu Aurora pada dirinya sendiri, saat matanya menatap pelataran rumahnya yang kosong, biasanya pagi-pagi, sudah ada motor Angkasa yang terparkir di sana.

Aurora menatap handphonenya, tidak ada pesan apapun yang masuk, semua seperti kembali ke masa di mana dia belum mengenal Angkasa. Laki-laki itu tidak pernah lagi mengirimkannya pesan. 

"Are you ready sweetsoul?" tanya Dwipa dengan senyum semangatnya. Laki-laki itu baru saja keluar dari rumahnya.

"Ready!" balas Aurora tak kalah semangat.

"Jangan kecapean, semangat sekolahnya," ucap Dwipa Matra sembari mencium kening putrinya. Laki-laki itu juga memberi pelukan hangatnya.

"Semangat bertugas juga, komandan," kata Aurora membalas pelukan Ayahnya.

Aurora lalu masuk ke dalam mobil alphard dengan Pak Dio yang ikut masuk juga ketika pintu mobil sudah ia buka untuk majikannya, Aurora kemudian membuka kaca mobil, sembari melambaikan tangannya pada Ayahnya, "Bye, komandan, see u when I see u,"

Mobil alphard yang Aurora kendarai lalu melaju keluar dari pelataran rumahnya, ini hari pertamanya setelah beberapa hari sakit, dan tentunya ia harus semangat.

"Non, kayaknya jalanan besar sedang macet," ujar Pak Dio. Matanya menatap GPS dan jalanan yang ada di depannya secara bergantian.

"Jadi gimana dong, Pak?" tanya Aurora. "Saya bisa terlambat kalau terjebak macet, Pak."

"Kita lewat jalan pintas saja, Non," kata Pak Dio, memutuskan.

Di persimpangan depan, mobil alphard itu lalu berbelok kiri, melewati jalanan sepi dengan arus yang lancar, Aurora tidak pernah lewat disini sebelumnya, ini kali pertamanya.

Kawasan yang Aurora lalui benar-benar sepi, hanya ada perumahan kosong yang tidak terurus, ada juga beberapa rumah yang terlihat terbuka tetapi tidak berpenghuni. Selain itu, tempat ini penuh dengan semak-semak besar, tanda kalau tempat ini sangat jarang di jarah oleh siapapun.

"Pak, kecepatan mobil di tambah yah," kata Aurora cemas. Ia ingin cepat-cepat melewati kawasan ini.

"Ok, Non," balas Pak Dio.

Sepanjang perjalanan Aurora berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, perempuan itu memasang earphone dan memutar lagu sekeras-keras mungkin agar ia bisa menetralisir kegelisahannya.

"Non, sepertinya ada yang mengikuti mobil kita sejak tadi," ungkap Pak Dio.

Sejak keluar dari pelataran rumah, Pak Dio sudah merasa kalau ada motor yang mengikutinya dari belakang, tetapi saat memasuki jalan pintas motor itu hilang, dan muncul lagi beberapa menit yang lalu.

Aurora melepas earphonenya, perempuan itu berbalik, menatap ke arah belakang, Bukannya itu motor Angkasa? Batinnya.

"Motor hitam itu, Pak?" tanya Aurora.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now