30. PERASAAN MASING-MASING

225K 20.1K 6.5K
                                    

Selamat membaca kalean, semoga suka Aamiin❤️

30. PERASAAN MASING-MASING

Angkasa mengirimkan pesan kepada Analisa untuk menunggunya di parkiran, dan tentunya Analisa sangat senang membaca pesan dari pacarnya, ini sangat langka, Angkasa bahkan tidak pernah memperlakukannya seperti ini.

"Wid, Angkasa nyuruh gue ke parkiran," kata Analisa kegirangan. Ia yakin, cepat atau lambat ia akan mendapatkan Angkasa kembali, Angkasa yang ia kenal pas awal mereka berpacaran. Perhatian dan sangat hangat.

"Seriusan?" tanya Widya memastikan.

Analisa mengangguk, "Iya, jarang banget kan, terakhir kali waktu gue mau ke Milan."

Tetapi rasanya tidak begitu aneh, mereka memang pacaran, jadi mungkin saja ini waktunya Angkasa mendeklarasi hubungan mereka.

"Lo udah undang Angkasa ke ulang tahun lo?" tanya Widya.

"Belum, rencananya nanti gue bakal ngasih undangan ke dia," jawab Analisa, perempuan itu merapikan buku-bukunya lalu memasukkannya ke dalam tasnya.

"Satrova lo undang juga?" tanya Widya. Bukan apa-apa, Widya merasa risih dengan kehadiran Satrova di lingkungannya, karena sejak dulu ia tidak pernah pro dengan mereka.

"Maybe, nanti gue liat," balas Analisa. "Tapi ketuanya kan pacar gue, jadi secara tidak langsung, gue ibu ketua mereka dong."

"Cie, Ibu ketua."

Widya ikut merapikan tasnya juga, perempuan ini tidak akan langsung pulang, ia memilih menghabiskan waktu sorenya di ruangan osis.

"Rencana lo apa, Lis?" tanya Widya to the poin. Perempuan itu memang benci untuk berbasa-basi. Dan Analisa mengerti maksud Widya, ia mengerti kemana pembicaraan itu mengarah.

"Gue nggak punya rencana apa-apa, gue ngundang Aurora di ultah gue karena dia murid SMANDA,"

"Gue punya rencana," ungkap Widya.

"Rencana apa?" tanya Analisa.

Widya mendekat, perempuan itu berbisik ke telinga sahabatnya, lalu beberapa detik kemudian keduanya tersenyum penuh arti, senyum yang menandakan kalau ada rencana yang pas untuk murid baru yang terang-terangan mendekati Angkasa.

"Lo serius nggak bahaya?" tanya Analisa. Pasalnya rencana mereka terbilang cukup menantang.

"Bahaya, sekali-kali kita main-mainlah, Lis," ucap Widya memberi penenangan kepada Analisa.

"Ok, gue duluan," kata Analisa.

Perempuan itu lalu berjalan menyusuri koridor, langkahnya menuntunnya ke area parkiran yang sekarang ramai oleh anak-anak SATROVA yang belum pulang, sejujurnya suasana seperti ini sangat canggung bagi Analisa, karena ia sama sekali belum pernah bertegur sapa kepada mereka, kecuali Angkasa saja.

Kedatangan Analisa di tengah-tengah Satrova ternyata tidak mengubah situasi sama sekali, mereka tetap sibuk dengan pembahasannya, dan Analisa langsung mendekati Angkasa.

"Kenapa ngajak aku ke parkiran?" tanya Analisa. Suara perempuan itu terdengar lembut.

"Gue mau ngantar lo pulang," sahut Angkasa. Cowok itu lalu memakai jaket kebesarannya.

Walaupun Angkasa masih menggunakan 'Gue-lo', Analisa tidak masalah kalau di yang memulai untuk berbahasa 'Aku-kamu'.

"Sa, aku mau kasi kamu undangan," kata Analisa yang membuat Angkasa menaikkan alisnya satu. "Undangan ulang tahun aku, kamu nggak lupa kan?"

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now