21. PERTANYAAN KETUA SATROVA

256K 21.8K 3.4K
                                    

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin❤️Silahkan tandai typo yeah!!

21. PERTANYAAN KETUA SATROVA 

Dengan cerita yang berbeda, ada yang selalu bersama tetapi tidak bisa menyatu, ada yang tidak pernah bersama lalu seakan sengaja ditakdirkan untuk jadi satu, dan ada juga yang sudah saling menyatu tetapi pada akhirnya tidak ditakdirkan untuk bersama. 
... 

Malam ini Vana bermalam di rumah Aurora, perempuan itu sengaja kesini untuk menemani Aurora karena Ayahnya masih berada di Makassar untuk beberapa hari kedepannya. Iya, harusnya hari ini Dwipa Matra sudah kembali ke Jakarta, tetapi karena ternyata masih banyak urusannya yang belum selesai, jadi laki-laki itu memperpanjang waktunya di Makassar.

"Kalau cemilannya segudang gini, sebulan pun gue betah kali di rumah lo, Ra," kata Vana sambil memilih cemilan yang sengaja di sediakan di kulkas besar Aurora.

"Tahu gini gue nggak perlu repot-repot ke alfamart nyari coklat, kalau rumah lo udah kayak jualan alfamart, Ra," ucap Vana yang tidak berhenti takjub melihat betapa lengkapnya makanan dan cemilan yang ada di rumah Aurora. "Mana gratis lagi."

Aurora hanya tersenyum melihat keantusiasan sahabatnya yang sejak tadi berdiri memilih makanan, genggaman tangannya sudah penuh dengan aneka cemilan. Kali ini surga benar-benar nyata bagi Vana.

"Om Dwipa mau nggak ngerekrut gue jadi anaknya?" tanya Vana asal.

"Nanti gue kabarin kalau Ayah gue buka lowongan," jawab Aurora yang membuat keduanya terkekeh.

"Jadi lo pasti enak banget, Ra," simpul Vana. "Semua keinginan lo pasti diiyain sama Ayah lo."

"Enak nggak enak, karena gue kemana-mana sendiri, Va. Temen gue cuman bisa di hitung jari," kata Aurora.
"Dan gue juga udah nggak punya Mama yang selalu bisa gue ajak kemana-mana kayak lo."

"Kebahagian hakiki itu nyatanya bukan cuman uang, harta dan jabatan, tetapi juga seseorang," lanjut Aurora dengan sorot mata teduh. Vana bisa melihat kesedihan yang mendalam pada mata itu.

Vana bergerak ke samping Aurora, perempuan itu merangkul sahabatnya, "Lo punya gue, gue selalu ada buat lo, tenang aja, kita lewati dunia yang banyak bercanda ini sama-sama, gue juga nggak punya temen selain lo, Ra."

Aurora tersenyum menampilkan deretan giginya yang tersusun rapi, "Makasih, Vana."

Tidak perlu sempurna, teman yang baik dan selalu ada juga salah satu anugrah terbaik dalam hidup.

"Udah, nggak usah nyiptain suasana mellow lagi, gue mau marathon Drakor," sahut Vana. Lalu mengambil laptop dan menyumbat kedua telinganya menggunakan earphone.

"Va? Lo nggak mau ngerjain tugas matematika dari Bu Dira?" tanya Aurora.

"Gue nggak mood ngerjain tugas malam ini, gue mau happy-happy dulu di rumah lo," ucap Vana. "Entar gue suruh Abang gue kerja tuh tugas, aman."

Vana lalu hanyut dengan film yang ada di depannya, sedangkan Aurora berada di sampingnya dengan posisi berbaring, entah kenapa akhir-akhir ini ia selalu merasa kelelahan, tulang-tulangnya terasa ngilu, dan juga deru nafasnya kadang tidak teratur.

Sekala Bumi Sagarmatha: Bsk kt ltihn dari pagi smpe sore. Lo bisa kan?

Besok memang sedang tanggal merah. Dan Aurora pikir ia akan menghabiskan waktunya di rumah untuk istirahat. Tapi nyatanya?

Aurelani Aurora: Iya gue bisa.

Sekala Bumi Sagarmatha: Ketua OSIS Smanda minta WA lo

DIA ANGKASA Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu