8. ANGKASA, CHANDRA DAN PATI

333K 26.5K 3.9K
                                    

Selamat membaca dulur!
Silahkan voment sebuanyaak mungkin biar aku cepat update:v
Tandai typo‼️

8. ANGKASA, CHANDRA DAN PATI

Beberapa pertemuan diciptakan karena 2 alasan: Yang pertama, untuk bertemu lalu abadi dengan rasa. Yang kedua, untuk bertemu lalu berpisah dengan luka.
**

Hari Senin sebenarnya menyenangkan jika sedang tanggal merah plak! Hari senin dan upacara adalah kalimat sakral yang paling ampuh membuat anak sekolah harus bangun pagi-pagi kemudian memakai atributnya lengkap lalu berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. Memang tidak adil jika hanya disandingkan dengan durasi Senin ke Minggu, dan Minggu ke Senin. Tetapi jangan lupa, hari Senin hadir agar Selasa tak di benci.

"Ayah berangkat dulu, kamu ke sekolah sama siapa?" tanya Dwipa Matra yang sudah lengkap dengan seragam Samapta Bhayangkaranya. Laki-laki paruh baya itu ternyata masih terlihat tampan diumurnya yang sudah menginjak kepala 47.

Aurora menoleh, "Sama Chandra, hari ini dia janji mau jemput Aurel." Mata Aurora lalu tertuju pada handphonenya yang memberi notifikasi pesan masuk.

Chandra Pati Sagara: Gue OTW

"Chandra ... Chandra Pati Sagara?" tebak Dwipa Matra sembari mengingat nama teman putrinya itu. Ayah yang selektif, mungkin itu adalah julukan yang pas untuk Dwipa Matra. Memang sejak dulu ia tidak pernah melarang putrinya untuk bergaul dengan siapa saja. Tetapi setelah kasus penculikan Aurora saat kelas 1 SMP dulu, Dwipa menjadi tidak segan membuat benteng pertemanan untuk Aurora, termasuk menyuruh orang-orang kepercayaannya untuk menjaga putrinya secara internal karena ia paham betul dunia terlalu kejam bagi Aurora yang kekurangan kasih sayang seorang ibu.

Aurora mengangguk, "Iya, Komandan."

"SMA Cakrawala sama SMA kamu kan berjauhan? Kok bisa dia bela-belain jemput kamu?" selidik Dwipa yang terkesan protektif di telinga Aurora.

Aurora mengangkat kedua bahunya, "Mungkin karena kita udah lama nggak ketemu, lagipula Chandra sering kesini 'kan dulu? Jadi Boleh dong Aurel berangkat sama Chandra?" rengek Aurora dengan wajah memohon.

Dwipa berfikir sejenak, "Boleh."

"Aurel sayang Ayah," kata Aurora dengan senyum manisnya. "Semangat komandan! Hati-hati," lanjutnya sambil menyalami tangan Ayahnya.

"Semangat juga Aurelku,"

Satu-satunya semangat Aurora adalah Ayahnya, satu-satunya alasan Aurora untuk selalu kuat adalah Ayahnya, cinta pertama seorang anak perempuan. Begitu kan?

Setelah selesai, Aurora lalu beranjak menuruni anak tangga dengan penampilan khasnya, seragam sekolah yang di balut dengan switter berwarna putih. Lalu mata perempuan itu ikut menoleh kearah jendela bersamaan dengan terdengarnya suara motor di pelataran rumahnya.

Chandra Pati Sagara.

"Bi? Nanti kalau ada teman Aurora yang jemput, bilangin kalau Aurora udah pergi duluan yah," kata Aurora kepada Bi Reana yang sedang membersihkan guci kesayangan almarhum mamanya.

"Oke, Non."

**

"Ck, udah 30 menit gue disini," runtuk cowok dengan jaket hitam bertuliskan Satrova.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now