80. DIA AURELANI AURORA

246K 20.7K 21K
                                    

Selamat malam🔥❤️ yang baca wajib balass haha

Selamat membaca, semoga sukaaa<3 kalau ada typo tag ajaaa yeah.

WAJIB BANGETT VOTE DAN SPAM DI SETIAP PARAGRAF BUAT YANG RINDU SAMA ANGKASA, OKEYY

80. DIA, AURELANI AURORA

Semanis apapun, sebaik apapun, dan seindah apapun wujudnya, tetap saja perpisahan jadi hal yang paling tidak menyenangkan untuk di terima.
—Rora, menuju akhir cerita.

 —Rora, menuju akhir cerita

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

**

Suara motor yang bersahut-sahutan keluar dari gerbang besar SMANDA terdengar ramai, tapi tidak seramai biasanya karena ada seseorang yang telah menghilang dari barisan itu, suara tawa yang sering mendominasi perkumpulan mereka, kini tidak sesering biasanya, Satrova telah kehilangan cahaya paling terangnya, manusia sangar yang memiliki prinsip 'melawan adalah bentuk mencintai paling liar'.

Di balik helm full face orang-orang yang mengendarai 8 motor sport itu sama-sama menerawang, mungkin mengingat ketuanya lagi. Alaska yang memimpin barisan itu, me-rem motornya mendadak, diikuti dengan motor-motor yang ada di belakangnya, sontak semuanya berbalik, mereka menatap gerbang yang di atasnya ada tulisan besar SMA ANDROMEDA.

3 tahun penuh banyak cerita disini, 3 tahun untuk mereka saling mengenal satu sama lain, bicara, tertawa, menangis, membuat candaan, merangkul, menikmati hari-hari penuh hukuman, suara Bu Dira dan Bu Renata yang tidak pernah pro dengan tingkah mereka, Warung Zebra yang selalu jadi tempat top untuk berbagi banyak hal, parkiran dan segala tingkah konyol mereka, lapangan yang jadi saksi bisu bagaimana mereka hidup dalam solidaritas. Semua kembali terputar di ingatan masing-masing, hal senang dan sedih seperti datang secara bersamaan. Kelulusan selalu jadi kata yang ambigu, kita merayakan hari itu dengan penuh kebanggaan, lalu sadar, bahwa bersamaan dengan itu, perpisahan telah terjadi dengan sangat nyata.

Lalu samar-samar, hati mereka ikut bersuara. SMANDA, KAMI PAMIT!

Tidak jauh dari tempat mereka, perempuan berbanda biru mengamati barisan Satrova, tatapannya lagi-lagi kosong, dulunya ada seseorang yang selalu berhasil menarik perhatiannya, dulunya dia bergabung dengan mereka bersama seseorang itu. Sekarang, tidak lagi.

Tidak lama menunggu, supir perempuan itu akhirnya datang, dengan sigap Aurora masuk, menghindari kesedihan yang tidak bisa ia control jika melihat teman-teman Angkasa. Sesak yang mengerikan, ketika kita merindukan seseorang yang tidak ada, seseorang yang tidak bisa kita temui lagi walau segala cara telah kita lakukan untuk mencarinya, dia tetap tidak akan ada.

"Langsung pulang, Non?" tanya Pak Dio, supirnya.

Aurora mengangguk, lalu mobil itu bergerak meninggalkan kawasan SMANDA. Disini ada rasa tersendiri yang meluap, rasa yang tidak bisa ia jabarkan selain mengakui kerinduan jam pulang sekolah dengan Angkasa di atas motor atau mobil.

DIA ANGKASA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora