P R O L O G

1.1M 51.5K 4.9K
                                    

HAI? INI CERITA KEDUA YANG KU BUAT DI DUNIA ORENS INI.

CERITA INI BAKAL UPDATE SETIAP HARI SABTU.

TANDAI TYPO⚠️

BUAT READERS BARU, SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR SUPAYA DAPAT NOTIP DARI SAYA
WEENSR
Ig : @wattpadweensr

SELAMAT MEMBACA❤️

**

Pukul 6 kurang 30 menit.

Suasana jalanan ibu kota cukup lenggang sekarang, beberapa pengendara memanfaatkan waktu seperti ini untuk menghindari drama macet yang sebentar lagi akan sesak di jalanan besar ini. Termasuk Laki-laki dengan seragam SMA berantakan, ia memacu motor sport berwarna hitamnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tidak peduli dengan klakson panas, dan umpatan dari pengendara yang lain. Pandangannya tetap lurus ke depan, sepagi ini bukan sekolah yang menjadi tujuannya.

Dia Angkasa.

Angkasa Naufal Merapi. Laki-laki bermata elang, berpostur tubuh tinggi besar dengan wajah tampan yang jadi pelengkapnya. Angkasa di kenal dengan predikat berandalan nomor 1 di SMA ANDROMEDA, ketua geng besar dengan label famous yang tidak main-main.

Dia tidak suka diusik, diatur, diganggu, maupun segala hal yang membatasi kebebasannya, Angkasa dan segala kemauannya.

Motornya berhenti di pelataran rumah sakit besar di ibu kota. Tanpa membuang-buang waktu, dia lalu bergerak cepat menuju kamar nomor 157 ruangan dimana mamanya di rawat.

Sama seperti hari biasanya ketika dia berkunjung ke rumah sakit, Angkasa hanya berdiri membeku dengan rahang yang menegang di balik kaca pintu ruangan itu tanpa berniat untuk masuk dan mendekat dengan mamanya.

"Ngapain lo disini?!" suara berat yang sangat familier di telinga Angkasa. Suara itu memenuhi ruang di lorong rumah sakit yang masih sepi ini.

"Bukan urusan lo bangsat," balas Angkasa tanpa menoleh kearah kakak kandungnya, Adiran Banda Seamora.

"Sekolahin mulut lo, jangan kurang ajar." ucap Diran dingin. Cowok itu lalu sengaja menabrak pundak adiknya agar tidak menghalangi langkahnya masuk, kontan emosi Angkasa terundang melihat sikap kakaknya.

"Lain kali, lo nggak usah kesini. Mama nggak butuh anak brengsek kayak lo!!" ucapan menikam dari mulut Diran membuat Angkasa menarik kerah baju cowok itu dengan kasar, ia lalu menyeretnya cukup jauh dari ruangan tadi.

Angkasa melayangkan pukulan bertubi-tubi yang mengenai rahang kakaknya sendiri. "Tinjauan gue kayaknya lebih pas buat omongan lo," ucap Angkasa, lalu mengajarnya kembali dengan bogeman mentah.

"Cih! Pake otak lo Saa!"

Sementara jauh dari tempat mereka berkelahi, perempuan berpakaian seragam yang sama dengan Angkasa menatapnya tertegun, perasaan shock menjalar di tubuhnya. Ada dorongan untuk menghentikannya, tetapi ia memilih untuk tidak ikut campur dengan masalah pribadi mereka.

Perempuan dengan rambut sebahu yang dihiasi dengan bando biru dongker, memilih tetap diam di kursi besi rumah sakit sambil menunggu obatnya. Dia, Aurelani Aurora.

Beberapa petugas rumah sakit mulai berdatangan melerai mereka, tidak ada yang bisa menghentikan Angkasa sampai Adiran terkapar di lantai putih rumah sakit.

"ANGGAP AJA INI SARAPAN BUAT LO, JANGAN MAIN-MAIN SAMA GUE," ujar Angkasa. Tanganya melepas cekraman kuat di kerah baju Diran, ia lalu pergi meninggalkan lorong rumah sakit yang ramai karena ulahnya.

Angkasa dan emosinya.

-TO BE CONTINUED-

Penasaran? Tunggu chapter selanjutnya^^

Tulis krisar disini.

Spam next disini.

Tagspesial:
@nrlhasanah15_
@naabilah__
@n.kinaa
@_ammaaaa

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now