23. CARA MAIN YANG BERBEDA

232K 20.6K 2.8K
                                    

Happy reading, smoga suka Aamiin❤️

23. CARA MAIN YANG BERBEDA

Banyak peduli yang datang. Hingga terasa sulit untuk membedakan, yang "baik" dengan yang "cinta".
...

Pagi sekali. Aurora berangkat ke sekolah, bukan tanpa sebab, tetapi sebelum jam pertama di mulai, perempuan itu akan mengikuti rapat perdana dengan seluruh MPK, DPO, dan anggota OSIS yang ada di SMA ANDROMEDA. Perempuan itu sebenarnya belum menyetujui apakah mau "ikut" atau "tidak" tetapi Sekala lebih dulu mengambil keputusan yang mendahuluinya, yang mau tidak mau Aurora harus ikut.

Aurelani Aurora: Gak usah jmput, gue brngkt sama Pak Dio.

Setelah mengirimkan pesan itu kepada Angkasa, perempuan itu lalu berjalan memasuki mobil Pak Dio yang di dalamnya sudah ada Pak Dio yang siap untuk mengantarnya ke sekolah.

Mobil alphard lalu berjalan membelah jalanan kota yang masih sangat sepi, jalanan cukup lenggang jadi memudahkan Aurora untuk segera sampai ke sekolah.

"Pak di luar aja yah, nggak usah masuk," titah Aurora yang membuat Pak Dio langsung meminggirkan mobilnya pas di gerbang depan tanpa berbelok untuk masuk.

"Kenapa nggak sekalian saya anter masuk aja, Non,?" tanya Pak Dio.

"Nggak usah, Pak, saya jalan kaki aja," Ya. Aurora memilih untuk jalan kaki, karena dipastikan sudah banyak siswa yang hadir dan menunggu di lapangan untuk melakukan rapat. Dan ia, tidak mau dijadikan sebagai pusat perhatian di tempat itu.

"Oke, hati-hati, Non," kata Pak Dio yang dibalas senyum dan anggukan oleh Aurora.

Aurora melanjutkan perjalananya masuk, perempuan itu langsung menuju ke tempat di mana anak OSIS berkumpul. Dengan sigap, perempuan itu mensejajarkan barisannya dengan beberapa siswa yang juga terlibat sebagai panitia PENSI 2020.

"Yang di tunjuk sebagai Panitia PENSI dari perwakilan kelas, silahkan ikut saya ke ruangan osis yang ada di lantai 2," ucap perempuan yang memakai almamater OSIS. Tertera nametag-nya di dada samping kanan, Widya Mandala. Aurora tidak lupa, perempuan ini pernah menemuinya di bangunan lama SMANDA dan mengintrogasinya tentang Angkasa.

Angkasa Naufal Merapi: Arh jrum jam 8.

Aurora berbalik mengikuti pesan yang masuk itu, dan di sana ada Angkasa yang sedang berdiri dengan pandangan datar, laki-laki itu sepertinya baru tiba dengan pakaian yang memang tidak pernah rapi, bahkan ia menatap Aurora dengan pandangan yang tidak bisa di baca.

Skip. Tanpa memedulikannya lagi, Aurora kembali ikut berjalan menuju lantai 2, sebenarnya perempuan itu tidak semangat hari ini, karena semalam ia merasakan dadanya sesak dengan kepala yang ikut pusing tiba-tiba.

Angkasa Naufal Merapi: Jgn di perbudk oleh ego, hnya krn tdk ingn trliht lemah.

Perempuan berbanda biru itu tidak memedulikan pesan Angkasa lagi, ia duduk di bangku anggota OSIS dan bersiap untuk ikut rapat perdana.

Setelah Widya masuk ruangan, ada satu lagi perempuan yang sepertinya juga anggota OSIS yang menyusulnya, perempuan itu berpenampilan elegan, cantik, dan sangat terlihat jelas kalau ia cerdas, Analisa Elara.

Pandangan Aurora dan Analisa bertemu. Pandangan yang menyiratkan banyak arti disana, hanya sebentar, tetapi Aurora merasa kalau nama Analisa pernah ia baca di sebuah layar handphone, Analisa Elara is calling you begitu kira-kira kalimat yang pernah muncul dan baru terbersit di ingatan Aurora sekarang, tetapi siapa?

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, perkenalkan nama saya Analisa Elara, saya kelas XI. MIPA.1, u can call me Analisa, Lisa, or Ana, maybe. Disini saya di beri kepercayaan sebagai ketua panitia perwakilan kelas, dan selama two weeks, kita akan selalu bertemu dan melaksanakan tugas bersama-sama," jelas Analisa yang memberi ciri khas kalau perempuan itu memang ramah.

DIA ANGKASA Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα