47. BERJUANG SEKALI LAGI UNTUK SELAMANYA

235K 22.8K 2.9K
                                    

Mo bilang bigthanks buat yang nge-spam sampe 3k❤️🥺 bener-bener buat sy senenggggg dan bangga punya pembaca seantusias ini❤️❤️ sayang banyak-banyak kalian!

Ramein tiap paragraf yahh!🔥

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin❤️ Kalau ada typo tandai aja yah.

47. BERJUANG SEKALI LAGI UNTUK SELAMANYA

Karena indah, berlian tidak semudah itu untuk di dapatkan.
...

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

70 panggilan tak terjawab Angkasa Naufal Merapi.

Baru saja Aurora selesai mengerjakan tugasnya, handphonenya sudah sangat ramai dengan banyak notifikasi, dan tentunya Aurora hanya bisa melongo ketika melihat nama Angkasa yang muncul di bar notifnya.

"Dasar! Kuker," monolog Aurora lalu mematikan handphonenya, memilih untuk tidak peduli.

Perempuan itu beranjak keluar kamarnya. Sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam, itu artinya Ayahnya sudah pulang.

Dengan cepat-cepat, Aurora turun ke lantai bawah, hari ini cukup melelahkan baginya, dan sudah jadi ritual jika Aurora menghabiskan sedikit sisa jam tidurnya untuk bercerita banyak hal dengan Ayahnya, atau tidak Ayahnya yang bercerita banyak kepadanya.

"Selamat malam, Komandan," sapa Aurora manis.

Dwipa yang duduk di ruang tamu lalu menoleh, membalas senyum hangat putri kesayangannya, "Selamat malam, Aurelku."

"Itu surat apa, Ayah?" tanya Aurora ketika melihat surat yang sedang Dwipa baca.

Dengan cepat Dwipa menepis surat yang ada di tangannya, menyembunyikannya dari putrinya, "No, bukan apa-apa, surat biasa," kata Dwipa.

Anak kesayangannya tidak boleh tahu tentang kasus penyekapanya sedang diproses secara total, Aurora tidak boleh tahu kalau Dwipa bertindak di belakangnya, selama ini ia selalu sukses merahasiakan hal ini.

"Ayah, kata dokter Ariandi hasil pemeriksaan Aurel ada sama Ayah, benar?" tanya Aurora.

"Iya, ada sama Ayah."

"Aurel boleh tahu?" tanya lagi Aurora.

Dwipa berpikir keras, tidak mungkin ia mengatakan kalau kondisinya semakin buruk, itu hanya akan membuat putrinya kehilangan semangatnya, "Kesehatan kamu sejauh ini stabil," jawab Dwipa, berbohong. Tetapi ini semua demi Aurora.

"Alhamdulillah," kata Aurora bersyukur.

Dwipa senang melihat senyum yang terbit di bibir putrinya, tapi hatinya seperti tersayat, tidak rela jika setelah istrinya, anaknya yang nantinya akan meninggalkannya lagi.

DIA ANGKASA Where stories live. Discover now