[Season 2] 12: Under the rain

42 4 31
                                    

Minhyun's pov:
.
.
.
.
.

Seira berjalan murung memasuki pagar rumahnya. Aku tahu ia pasti sangat terpukul karena insiden tadi. Aku sendiri tidak mengerti mengapa Jaebeom bisa bersikap seperti itu.

Aku harap tidak ada pertengkaran diantara mereka.

"Seira!" Teriakku kepadanya yang sudah cukup jauh.

Ia menoleh sedikit.

Aku mengacungkan ibu jari dan jari kelingking, mengarahkan tanganku ke samping telingaku.

"Hubungi aku jika terjadi sesuatu!" Aku mengukir senyum lebar.

"Ya.. terimakasih." Balasnya lesu, ia akhirnya memasuki rumahnya.

Aku tak tenang sebenarnya meninggalkannya begitu saja. Jaebeom pasti masih di pesta sana bersama wanita itu. Apa nanti ia akan mencari Seira?

Aku mengeluarkan ponselku dan mencari kontak Jaebeom.

Hwang Minhyun:
"Seira aku antar pulang lebih dulu, bajunya basah dan kotor, dan ia juga terluka."
"Ia sudah dirumah sekarang."
"Aku rasa, ia tidak baik-baik saja."

Send

Aku memutar motorku dan menarik gas pelan. Aku tak ingin langsung pulang. Aku rasa aku ingin sedikit berputar daerah sini menikmati angin malam.

Aku... merindukan Seira-ku.

Aku merindukannya menjadi milikku.

Kini, aku tak bisa lagi melakukan apapun saat melihatnya menangis.

"Oppa, aku mencintaimu!"

"Oppa, ayo ajarkan aku memasak menu yang baru."

"Oppa, ayo kita bermain ke taman."

"Hm, kue ini enak sekali! Oppa hebat sekali!"

"Oppa, Jonghyun, Ren, ayo kita bermain game bersama! Restorant sedang lumayan sepi."

"Oppa kalah, ayo coret wajah oppa dengan bedak yang banyak!"

"Ahahaha, oppa seperti kakek-kakek."

Ah... Sesak lagi.

Aku tahu semua ini salahku, aku yang selalu mulai menyiksa diriku sendiri dengan mengingat terus lembaran kenangan itu.

Meskipun berakhir sakit, tapi aku tak pernah kapok untuk mengulanginya lagi.

Tik tik tik

Aku menghentikan motorku, lalu menengadah merasakan rintikan air mulai membasahi wajahku.

Hujan, dan Seira sendiri di rumah sana.

"Oppa, aku takut hujan dan petir."

"Oppa jangan pergi kemanapun."

"Saat hujan dan petir datang, pokoknya oppa harus menjadi boneka penenangku!"

Iya Seira.. aku rindu menjadi boneka penenangmu.

Hujan semakin deras, hingga aku memutuskan untuk berteduh di minimarket terdekat, dan membeli payung disana.

Ah, kenapa hatiku tak tenang seperti ini...

Aku mengeluarkan ponselku. Sudah jam 10 malam.

Jaebeom pasti sudah pulang kerumah kan?

Drttt

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now