10: Nothing else

68 19 11
                                    

Aku terbangun karena dering alarm ponsel yang tiada hentinya. Kuraih ponsel tersebut dan melirik jam yang tertera dilayar. Pukul 6 pagi.

Aku menatap sekeliling tempat dimana aku berada sekarang.

Ini kamarku.

Aku mengernyit.

Bukankah semalam aku berada diteras hingga dini hari?

Aku mulai mengingat kejadian yang terjadi semalam.

Ah, memalukan sekali. Aku menangis dengan bodoh dihadapannya dan memeluknya seperti itu. Jika aku seperti itu, ia akan semakin salah paham kepadaku.

Aku menepuk keningku keras.

Tapi, aku tidak mengingat kejadian selanjutnya saat terakhir aku memeluknya.

Bagaimana bisa aku ada disini?

Aku menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku dan bangkit.

Tubuhku terbalut dengan jas jaebeom. Jas berwarna biru tua yang sangat kebesaran di tubuhku. Aku dapat mencium aroma parfum jaebeom yang melekat di jasnya.

Dengan cepat, ku lepaskan jas tersebut dan melemparkannya di atas kasur.

Aku menatap seluruh bagian ruangan kamarku. Kenapa terlihat berantakan sekali? Lebih mirip seperti kandang hewan ketimbang kamar seorang perempuan.

Kuhela napasku berat, dan segera membereskan semuanya. Kurasa aku harus lebih rajin membersihkan kamarku dan bagian rumah yang lainnya. Jika minhyun mengetahui diriku yang berantakan seperti ini, ia pasti akan memarahiku.

Jangan salah. Biasanya aku sangat rajin membereskan kamarku, hanya saja karna beberapa hari ini mood ku sedang tak bagus dan banyak hal yang membuatku stress, alhasil inilah yang terjadi.

Aku meraih jas jaebeom dan ku gantung dibelakang lemari. Baiklah, aku berniat menyucinya nanti.

"Seira, kau sudah bangun?" seseorang membuka pintu kamarku.

"Ya, ibu. Aku sedang membersihkan kamarku" ucapku masih sibuk membereskan kasur.

Ibu mulai berjalan dan duduk di kursi meja rias ku. Senyum terukir lebar diwajahnya.

"Ada apa dengan ibu?" Aku mengernyit aneh.

"Harusnya ibu yang bertanya padamu, ada apa dengan kalian semalam?"

"Semalam?" Aku menatap ibu dengan bingung.

"Ada apa dengan semalam? Ah, bukankah semalam aku terkunci diluar? Bagaimana aku bisa dikamar?"

"Tanyakan pada jaebeom" aku mendengar ibu sedikit terkekeh.

"Apa maksud ibu? Apa yang terjadi?"

"Jaebeom yang membawamu kekamar"

Aku sedikit terkejut. Sepertinya semalam aku tertidur. Sekarang, aku rasa tidak hanya jaebeom yang akan salah paham, tapi juga ibu. Ia pasti melihatku yang sedang memeluk jaebeom.

"Ibu, jangan salah paham dengan apa yang ibu lihat. Itu semua tidak benar"

"Benarkah? Apa kau menyembunyikan sesuatu dari ibu?"

Aku menghela napas. "Ibu..semalam aku sudah membicarakan semuanya dengan jaebeom"

"Ibu tau, jaebeom sudah mengatakannya"

"Benarkah? Apa yang ia katakan?" Aku merasa antusias, ia pasti membatalkannya kan? Iya kan?

Aku duduk dikasur dan bersiap mendengarkan ibu.

Tears & HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang