[Season 2] 17: Lose

34 5 15
                                    

Aku berjalan menyusuri koridor ruangan yang sangat tertata dan rapih. Sesaat sebelumnya, aku bertanya pada salah satu orang disana letak ruangan Jaebeom. Setelah aku memberitahu bahwa aku adalah istri Jaebeom, mereka segera menunjukkan ruangannya kepadaku. Semua orang disana menunduk dan memberi salah hormat padaku.

임 재범 [Lim Jaebeom]

Setelah aku membaca papan nama tersebut yang tertempel di depan pintu, tanpa ragu pun aku membuka pintu tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Karena orang yang sebelumnya menunjukkan tempat ini padaku bilang Jaebeom sedang tak sibuk dan tak ada tamu didalam.

Ceklek

"Hai, sayang." Aku memasuki ruangan yang cukup luas tersebut. Ada Seulgi juga disana. Tapi aku mengabaikannya dan tetap berjalan kearah meja Jaebeom.

Jaebeom hanya menatapku dingin, terlihat masih kesal padaku.

"Tadi pagi kau tidak sarapan, aku khawatir kau tak sempat makan dan menahan lapar." Aku meletakkan tempat makanan yang sebelumnya ku bawa dari rumah.

Aku memasak banyak makanan kesukaan Jaebeom.

Jaebeom masih mendiamiku dan mengabaikanku.

"Kau tak mau makan?" tanyaku.

"Aku akan memakannya nanti."

"Kenapa tak sekarang? Kan ada aku disini. Aku juga belum sempat sarapan, jadi ayo kita sarapan bersama." Tanganku mulai membuka tempat makanan lebih dari satu tersebut.

"Kenapa kau kesini?"

Aku yang hendak menyuapinya seketika terdiam.

"Eoh? Tentu saja mengantarkan makanan untuk suami tercintaku."

Aku menyodorkan sepotong gimbap padanya. Awalnya ia tak menerimanya, tapi karna aku memaksanya dengan memulai dramaku, akhirnya ia menerima suapanku.

Aku melirik Seulgi yang hanya menatap kami tajam.

"Kau juga mau makan bersama kami? Aku membuat cukup banyak." Aku tersenyum lebar padanya dan bersikap manis.

"Tidak, terimakasih," jawabnya.

Aku mulai menyantap dan menikmati makananku dan menyuapi Jaebeom sambil sedikit berbincang pada Jaebeom agar ia tak lagi diam. Ya tak apa meskipun ia menjawabku singkat.

"Emmm... Bukankah sekarang kau sedang santai, sayang? Lalu asistenmu sedang apa disini? Ia tak melakukan apapun juga. Aku merasa sedikit terganggu karena kita sedang menikmati waktu berdua." Tanyaku menatap Seulgi masih tersenyum manis.

Tak lama kemudian, Seulgi bangkit dan meninggalkan ruangan sambil menghentakkan kaki kesal.

"Cukup, aku kenyang." Jaebeom menolak suapanku.

"Kau baru makan sedikit loh."

"Aku sudah sarapan tadi."

"Ahh... begitu.. oh ya, ini aku membuatkan milkshake strawberry kesukaanmu," Aku menyerahkan botol minuman kepada Jaebeom.

"Terimakasih."

Aku merangkul tangan Jaebeom dan bersandar padanya, bersikap manja.

"Kenapa tiba-tiba.. aku merindukan diri kita yang dulu ya, mengingatnya asik sekali." Aku tertawa melirik wajahnya. Ia tetap bungkam. Bahkan tak menatapku sedari aku datang.

"Sebaiknya kau kembali saja, setelah ini aku ada rapat." Jaebeom melepas rangkulanku dan bangkit menyiapkan banyak berkas-berkas di mejanya.

"Ah, ada rapat ya. Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat. Baiklah, aku pulang sekarang." Aku merapihkan tempat makan di meja. Dan bangkit.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now