11: Escape

54 15 2
                                    

[play mulmed^^]

❤️❤️❤️

Jaebeom pov:
.
.
.
.
.

Aku memeluk tubuh gadis mungil dihadapanku dari arah belakang. Merasakan tubuhnya, detak jantungnya, dan hembusan nafasnya. Sangat nyaman. Dan hangat. Seperti biasanya. Tubuhnya bagaikan candu bagiku. Bagaikan nikotin yang tidak dapat ku tinggalkan meskipun sehari.

"Please, be mine" ucapku pelan.

Aku menelusuk kan wajahku ke sela lehernya, mencari ruang hangat disana. Menghirup harum vanilla yang terbaur dari tubuhnya. Sangat manis dan menenangkan. Semua beban pikiranku seakan menghilang. Hanya gadis ini yang memenuhi pikiranku sekarang. Senyumnya. Tawanya. Semua terbayang diotakku.

Aku mohon tetaplah seperti ini. Gumam ku.

Aku terdiam cukup lama. Begitupun dengan gadis dipelukan ku. Ia tidak bergerak atau memberikan respon lain. Hanya terdiam mematung. Aku pun semakin menarik tubuhnya lebih mendekat padaku, hingga tidak ada sisa jarak diantara kami.

Ia tetap tidak merespon. Tapi setidaknya, ia tidak menolak ku seperti sebelumnya.

Aku sedikit menyungging senyum. Tinggal sedikit lagi. Sedikit lagi saja aku bisa memilikinya.

Tapi kenapa rasanya semua terasa sangat sulit?

Yang ku inginkan hanyalah dirinya. Tidak yang lain. Kenyamanan yang ku rasakan saat bersamanya. Rasa yang sudah lama mati didalam hidupku kembali hidup.

Kembali menggebu-gebu dan menginginkannya.

Hidupku yang sudah lama kelam. Seperti tv usang yang hanya menampilkan layar berwarna hitam dan putih. Kini memancarkan warna. Warna kehidupan yang membuatku kembali bersemangat menjalankan hari-hariku. Hanya karna dirinya.

Kini aku benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang ku cintai kedua kalinya.

Rasanya sangat sakit.

Aku akan melakukan apapun agar aku bisa memilikimu, Seira.

Maafkan aku, jika itu akan menyakitimu. Tapi aku berjanji, akan menggantikan semua rasa sakit itu menjadi kebahagiaan. Kau tidak akan mengeluarkan air mata lagi.

"Seira. Aku mencintaimu. Benar-benar mencintaimu" ucapku membalik tubuhnya menghadap ku.

Ia menatapku tanpa dapat ku definisikan arti sorot matanya.

"Aku mohon, tetaplah bersamaku dan selalu bersamaku" aku menggenggam kedua tangannya.

Aku menatap wajahnya secara detail. Tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

Mata bulat menyerupai anak biji kacang hazel, dengan bola mata berwarna hitam. Hidung mungil yang menjulang. Pipinya yang tirus dengan blush peach tipis yang menempel di atas tulang pipinya. Dan bibir tipisnya dengan sedikit polesan pewarna bibir berwarna pink-peach yang membuatnya terlihat segar tapi lembut dan manis.

Semuanya indah. Semua yang ada dalam dirinya. Sangat indah.

Jari-jariku mulai meraba pipinya, mengelusnya lembut. Kemudian mengalihkannya pada bibir mungil yang terpampang disana.

Hasrat ku kembali bergejolak untuk menyentuh bibir itu. Aku tidak dapat menahannya.

Aku kembali mendekatkan wajahku, dan mengecupnya untuk kedua kali. Aku tidak peduli jika ia akan menamparku lagi.

Tangan kiriku mulai melingkar dipinggangnya, dan tangan kananku meraba kebelakang tengkuk lehernya.

Menikmati bibir lembutnya. Nafasnya.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now