Epilog

26 3 0
                                    

Untuk kedua kalinya, aku berdiri disini.

Dan kembali merasakan suasana ini.

Orang-orang yang tersenyum, mengucapkan selamat padaku.

Tapi satu hal yang berbeda. Yaitu hatiku. Dan seorang laki-laki yang berdiri mengukir senyum kepadaku.

Tapi dengan tujuan yang sama.

Mempersunting ku.

Ia menggenggam tanganku perlahan. Dan mengecup keningku.

"Aku berjanji, akan menjagamu sampai akhir hayatku."

Air mataku menitik. Ia memelukku perlahan, menyandarkan kepalaku di dadanya.

"Mulai hari ini, kau, dan aku, telah menjadi kita."

"Terimakasih, oppa. Aku sangat berterimakasih. Oppa masih menerimaku, meskipun aku tidak lagi utuh seperti dulu."

"Di mataku, kau selalu sama. Seira yang dulu, yang kemarin, yang sekarang berdiri di hadapanku, dan bertahun-tahun kedepannya. Kau adalah Seira. Tidak pernah ada yang berkurang."

"Aku menyayangi oppa.."

"Aku tahu." Ia mengelus kepalaku.

"Eomma! Paman!"

Jaejoon berjingkrak dan berlari kearah kami. Dia langsung saja melompat ke tubuh Minhyun, saat Minhyun merendahkan tubuhnya dan merentangkan tangan.

"Mulai hari ini, Jaejoon panggil paman appa, ya."

"Jaejoon punya appa. Jaejoon senang sekali." Jaejoon memeluk Minhyun.

Bahkan hingga hari ini, aku selalu membayangkan, dan berharap, Jaejoon bisa seperti itu kepada Jaebeom.

Tapi kini aku sadar, itu adalah kemustahilan.

Selama ini, aku hidup dengan imajinasi yang tinggi, dan selalu membayangkan Jaebeom masih ada disisiku, hidup bersamaku.

"Putri kecilku.."

Aku yang tersenyum menatap Jaejoon dan Minhyun, mendongak mendengar deruan pelan tersebut.

"Ayah...?" Ucapku terkejut.

"B-bagaimana ayah bisa tahu.. aku--"

"Suamimu yang memberitahu ayah." Ayah mengelus pipiku. "Kenapa kau berbohong pada ayah waktu itu, hm?"

"Maafkan aku ayah." Aku akhirnya menangis memeluk ayah. "Aku malu pada ayah. Maaf aku berbohong."

"Tidak apa-apa.. ayah mengerti."

"Kak Seira~" seorang gadis remaja ikut memelukku bersama ayah.

"Eunbi.. kau datang juga."

"Tentu saja! Aku harus datang untuk mengucapkan selamat pada kak Seira! Hehe."

"Terimakasih, sudah datang."

"Ah kakak itu tidak asik sekali. Kakak, ayolah.. jangan terlalu formal padaku." Eunbi menggandeng tanganku dan tersenyum lebar.

"Haha, iya, adikku yang manis."























•••

4 tahun kemudian.

"Jaejoon.. Sehyun... Ayo bersiap. Kita akan ke rumah nenek."

"Yeayyy, kerumah nenekk~"

"Jaejoon jangan lari-lari seperti itu.."

"Hap, ayo dengarkan perkataan eomma."

"Ah appaa...."

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now