[Season 2] 11: Party

34 6 13
                                    

Seira's pov:
.
.
.
.
.

Detik demi detik, hari demi hari, dan bulan demi bulan berlalu. Melewati masa pernikahanku dengan Jaebeom, dan juga tentu saja tagihan Ibu mertuaku yang semakin hari semakin menjadi.

Aku menatap benda ditanganku yang seharusnya menampilkan tablet bulat kecil yang berjejer disana. Namun kali ini kosong. Semua sudah habis ku minum dan aku lupa menyimpan stoknya.

Aku menghela napas.

Aku memang ingin mengurangi penggunaan obat anti kehamilan ini.

Karena memakainya dalam jangka waktu panjang, aku mulai merasakan efek samping. Tubuhku menjadi mudah merasakan lelah dan sakit, dan kepalaku sering nyeri akhir-akhir ini.

Aku sempat memeriksanya ke dokter minggu kemarin diam-diam tanpa sepengetahuan Jaebeom, dan dokter melarangku untuk menggunakannya lebih jauh lagi. Karena itu akan sangat berbahaya.

Apa tak apa jika aku tak meminumnya lagi?

Benar tak apa kan? Aku tinggal membatasi hubungan seksualku dengan Jaebeom.

Aku harap ia mengerti.

Aku menaruh kembali benda tersebut di laci nakas, saat mendengar suara deringan ponselku.

Aku mengernyit, nomor siapa yang menghubungiku ini?

"H-halo"

"Ah, Seira."

"Maaf, ini siapa ya?"

"Astaga! Kau lupa denganku?"

"Maaf?"

"Ini aku Suyeon! Park Suyeon. Hei, kau melupakan chairmatemu sendiri saat SMA!"

"Ah kau Suyeon!? Benarkah?" Aku berbinar, saat mengetahui yang menghubungiku adalah teman semasa SMA-ku. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku, as usually," ia tertawa. "Kau sendiri?"

"Aku baik."

"Kau kenapa semenjak lulus kuliah menjadi susah kabar? Kau tidak aktif di media sosialmu lagi. Beruntung aku masih menyimpan nomormu."

"Ah aku... terlalu sibuk, hehe."

"Ya tentu saja, sibuk berpacaran!" Ia mendengus.

Aku hanya terkekeh. Suyeon belum mengetahui jika aku sudah menikah. Karena pernikahanku sangat mendadak dan aku sama sekali tidak mengundang orang yang ku kenal satu pun. Aku juga tidak mengundang minhyun saat itu, tapi mungkin Jaebeom yang mengundangnya.

"Ah, Seira. Sabtu depan akan ada acara reuni seluruh angkatan di sekolah kita. Ayo kita datang."

"Ah aku....."

"Kenapa? Kau tak mau datang? Padahal ini reuni yang sangat langka loh, terakhir 3 tahun yang lalu."

"Iya aku tahu..."

"Ayolah Seira! Kau harus datang!"

"Akan aku coba usahakan."

"Baiklah, aku akan menunggumu disana. Oh ya, ajak pacarmu juga ya!"

"Hei, aku tidak bilang jika aku bisa!" protesku.

Tut

Suyeon mematikan sambungannya begitu saja. Hah, dasar Suyeon ini. Ia tidak pernah berubah sedikitpun dari semasa sekolah.

...

Aku duduk terdiam menunduk cukup lama di kasur, sambil memainkan jariku.

Jaebeom merebahkan dirinya disampingku, dengan netra masih sibuk menonton tv.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now