26: Marriage | End Season 1

54 14 24
                                    

Seira's pov:
.
.
.
.
.

Di sinilah aku berada. Setelah keputusan yang kubuat 3 minggu yang lalu.

Didalam sebuah gedung, dengan ruangan yang sangat besar dengan nuansa putih, dan dekorasi yang sangat indah. Banyak bunga-bunga putih dan cantik disana.

Sebenarnya aku berada diruang rias, dan terkadang mengintip keluar, menatap ruangan gedung tersebut. Tempat dimana pernikahan kita akan berlangsung.

Aku belum bertemu dengan calon suamiku -maksudku Jaebeom- hingga kini. Terakhir kami bertemu, pagi tadi saat aku hendak di rias.

"Kau bersungguh-sungguh dengan ini? Masih ada waktu untuk mundur."

"Ya, aku bersungguh-sungguh."

"Aku tidak ingin kau menikah denganku dengan rasa terpaksa."

"Aku sungguh yakin, Jaebeom."

Kira-kira seperti itulah percakapan kami pagi tadi. Ia sudah sangat berubah. Menjadi sangat baik.

Sebentar lagi acaranya akan dimulai. Itu membuat jantungku berdetak cukup keras. Apa yang kini aku rasakan.. kenapa aku takut?

"Calon pengantin Jaebeom-ssi sangat cantik." Ucap salah satu orang yang sedang merias wajahku.

"T-terimakasih," Ucapku tersipu.

"Lihatlah dicermin, kau terlihat sangat sempurna. Aku yakin saat Jaebeom-ssi melihatmu, ia akan semakin mencintaimu,"

"Ah, aku rasa itu terlalu berlebihan."

"Kami tinggal sebentar ya, kami akan menemuimu calon suamimu dan segera kembali."

Sekitar dua sampai tiga orang yang tadi me-riasku pergi meninggalkanku sendirian.

Sekitar dua sampai tiga orang yang tadi me-riasku pergi meninggalkanku sendirian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku menghela nafas berat. Kenapa hatiku mendadak berat. Tapi aku harus melanjutkan ini.

Lupakanlah masa lalumu, Seira. Sekarang lihatlah Jaebeom yang ada, menunggumu dan akan bersamamu mengukir masa depan bersama.

Ya, hanya Jaebeom. Tidak ada lagi Minhyun. Ia masa lalumu.

Selama tidak bertemu dengannya, aku pasti akan baik-baik saja. Aku bisa melakukan semua ini. Jaebeom sudah sangat berjasa untukku. Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk membalasnya. Menyerahkan diriku kepadanya.

"Lee Seira-ssi, sudah waktunya. Ayo, kami akan menuntunmu."

Beberapa bridesmaid datang untuk menggiringku memasuki altar pernikahan. Mereka memberiku se-buket bunga untuk ku genggam.

"Kedua mempelai diharapkan memasuki altar pernikahan."

Aku berjalan mengikuti hamparan kain putih yang terbentang cukup panjang menuju altar pernikahan, bersama dengan bridesmaid ku yang setia menggiring dibelakangku.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now