[Season 2] 9: Fear

31 9 15
                                    

Aku terduduk di depan lemari, merapikan baju disana yang terlihat sudah sedikit menumpuk dan berantakan. Memilah beberapa baju milikku dan Jaebeom yang sekiranya sudah tak terpakai, lalu memasukkannya kedalam kardus besar.

Sebenarnya aku sama sekali tidak ada niatan merapikannya tadi. Hanya saja karena perkara aku lupa menutup rapat lemari tersebut dan nora yang masuk kedalam sana, langsung mengacak acak seluruh baju milikku dan Jaebeom.

Srett

Sebuah syal berwarna peach terjatuh dari dalam lemari dan menutup wajahku saat aku hendak menarik baju lain. Aku terdiam sejenak merasakan harum yang merebak dari syal tersebut.

Harum peach.

Tentu saja harum itu bukan khas milikku, atau pun Jaebeom.

Aku menarik syal tersebut dari wajahku, dan menatapnya.

Bagaimana syal ini bisa ada disini?

Aku masih sangat ingat asal usul syal ini dan hari besar yang terjadi saat itu. Ini syal pemberian Minhyun saat sebelum ia mengakhiri..

Ah sudahlah.

Aku melipat syal tersebut dan ikut memasukkannya ke dalam kardus.

Aku ingin sekali pergi ke restoran Minhyun, karena rindu pada kedua temanku itu dan tentunya dengan Minhyun juga. Tapi aku rasa tak ingin menampakkan diriku lagi dihadapan Minhyun, takut ia kembali sakit saat melihatku.

Aku sudah baik-baik saja, tapi belum tentu Minhyun juga seperti itu.

Aku tahu, sulit melupakan cinta pertama, apalagi hubungan kami hampir 9 tahun lamanya. Mencoba melupakannya saja bisa membuat diriku sendiri hampir gila. Ya, akupun belum melupakannya.

Aku rasa, 9 tahun yang kita lewati terlalu indah dan berharga untuk di lupakan. Akan akan selalu mengingat dan mengenang itu sampai kapanpun, meskipun rasanya sakit.

Kakiku mulai melangkah membawa kardus besar tersebut kearah gudang.

Aku sedikit berjinjit berusaha menaruh kardus ditanganku, menyusun dengan kardus lainnya yang sudah bertumpuk.

"Nora, minggirlah, jangan ganggu aku." Aku sedikit menggeser tubuh nora menggunakan kakiku, karna ia terus menerus menempel dengan kakiku.

Bruk

"Akhh," Aku meringis saat beberapa kardus terjatuh dan menimpaku. Aku kehilangan keseimbangan karna nora menggigit kakiku.

Sudut sebuah benda kotak keras yang terjatuh dari kardus tersebut mengenai keningku. Aku tidak tahu jelas benda apa itu. Seketika aku ikut terjatuh dan tertiban.

Prangg

"Nora, kau baik-baik saja?" Aku meraih tubuhnya panik. Ia juga hampir tertiban beberapa barang tadi, jika aku tak menghalanginya dengan tubuhku.

Nora menjilati tanganku.

"Syukurlah, Jaebeom pasti akan marah padaku jika anak papa nya ini terluka." Aku terkekeh dan mengelus tubuhnya. Tak lama kemudian, nora meloncat dari tubuhku dan berlalu pergi keluar gudang.

Aku mengalihkan pandang pada sekitarku yang terlihat sangat berantakan. Lalu menghela nafas berat.

Hari ini pasti akan terasa sangat panjang.

Aku mulai meraih barang tersebut satu persatu dan kembali merapihkannya ke dalam kardus dengan telaten.

Apa ini?

Aku mengernyit melihat sebuah bingkai yang sedikit pecah tak jauh dari tempatku, lalu aku bangkit dan menelitinya.

Foto Jaebeom dan seorang wanita.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now