[Season 2] 28: Father?

29 4 2
                                    

Aku berjalan dengan tangan senantiasa mengenggam tangan Jaejoon memasuki pekarangan sekolahnya.

Hari ini merupakan hari penting untukku dan Jaejoon. Karena Jaejoon akan tampil di panggung di acara pertunjukkan akhir tahun disekolah Jaejoon.

Jaejoon baru saja naik kelas 2. Ia sudah semakin besar sekarang.

Aku tersenyum dan merendahkan diriku menghadap Jaejoon.

"Jagoan eomma sangat tampan hari ini. Semangat ya!" Aku terkekeh kecil mengacak rambutnya.

"Tapi eomma...." Jaejoon menunduk dengan wajah masam.

"Ada apa? Jaejoon merasa tak sehat?"

Jaejoon menggeleng pelan.

Ia menatap anak-anak yang berlalu lalang bersama orang tua mereka.

Aku menoleh ke kanan.

"Papa, nanti belikan aku mainan jika aku tampil bagus oke?"

"Iya.. papa akan belikan apapun yang kau mau."

"Aku sayang papa."

Lalu aku beralih ke kiri mengikuti arah tatap Jaejoon.

"Putri appa cantik. Ayo tunjukkan yang terbaik di panggung nanti ya."

"Tentu saja appa."

"Nanti appa akan mengajak putri appa bermain ke taman hiburan."

"Yeayyy!"

Aku menunduk terdiam.

"Eomma. Apa hanya aku yang tak memiliki appa?"

"Sayang.. jangan berbicara seperti itu.." Aku mengelus pipi Jaejoon.

"Teman-temanku sering bercerita... Rasanya sangat menyenangkan memiliki appa."

"Mereka bermain bersama. Appa mereka sering mengajak mereka pergi bermain ke tempat yang menyenangkan. Membelikannya mainan, ice cream. Appa mereka juga sering menceritakan dongeng tiap malam pada mereka. Aku juga sering melihat mereka diantar dan di jemput oleh appa mereka."

"Appa dan eomma mereka juga sekarang datang menonton dan pasti bersorak pada mereka."

Aku menggigit bibirku. Aku tahu apa yang dirasakan Jaejoon. Aku juga pernah merasakannya. Aku tidak tahu harus berkata apa padanya.

"Jaejoon kan juga memiliki paman. Apa paman tidak menyenangkan?"

Jaejoon menoleh seketika mendengar suara tersebut.

"Paman!" Jaejoon langsung berlari kearah Minhyun yang datang bersama Ren dan Jonghyun dibelakangnya.

"Paman datang!" Jaejoon memeluk Minhyun.

"Tentu saja paman datang untuk Jaejoon."

"Jaejoon harus tampil yang terbaik ya, paman akan membelikan prime untuk Jaejoon. Nanti kita main bersama."

"Benarkah paman?"

Minhyun mengangguk dan mengecup kening Jaejoon.

Aku tersenyum tipis. Beruntunglah aku mengajak Minhyun dan yang lain juga. Jaejoon menjadi ceria lagi.

"Paman, ayo kita kesana. Paman harus duduk di kursi depan ya supaya bisa melihat aku!"

Jaejoon berlari menarik tangan Minhyun.

Aku hanya terkekeh kecil.

"Ayo Seira.."

Jonghyun tersenyum merangkulku.

Tears & HurtsWhere stories live. Discover now