45

2.2K 215 33
                                    

Menyesal.

Sadar akan keegoisannya, Iden kehilangan arah. Tuduhan-tuduhan yang ia layangkan kemarin lusa itu tanpa ia sadari menyakiti banyak orang. Terutama Kelvin-cowok yang mendapat tuduhan itu.

Berkat Tara, Iden berpikir luas. Otaknya terbuka dan sedikit memahami logika. Alasan yang kuat mengapa Iden memusuhi Kelvin adalah karena ia tahu bahwa cowok itu juga menyukai Tara.

Masalahnya, yang membuat ia menyesal adalah sifat egois yang telah menutupi kewarasannya. Ia terlalu naif. Benar, cinta memang tidak bisa dipaksakan.

Ia akan meminta maaf pada Kelvin hari ini. Dia juga akan memperbaiki hubungan persahabatan yang hampir pecah itu menjadi utuh kembali.

Iden mengendarai motornya dengan kecepatan yang kencang. Tiba-tiba, ada objek yang membuat penglihatan Iden penasaran. Dia memperjelas pandangannya.

Dilihatnya sebuah motor dengan dua manusia yang menaikinya. Iden paham motor itu milik siapa. Bibirnya mengulas senyum walaupun hatinya sedikit tergores, ia benar-benar tidak ingin egois lagi.

Sesampainya di parkiran, ia menghampiri sosok yang ia lihat di jalan tadi. Kelvin dan Tara. Terlihat Tara sedang melepas helmnya dan memberikan kepada Kelvin.

"Woi," celetuk Iden. Cowok itu menepuk pundak Kelvin dengan kedua tangannya.

"Cie ... jadian, nih?" goda Iden menatap dua manusia itu secara bergantian.

Kelvin terpaku. Ia bingung harus menjawab apa. Cowok itu takut jika akan melukai hati Iden lagi. Ia dilanda bimbang. Kelvin hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Santai aja, Vin. Sorry buat kejadian kemaren. Gue sadar gue egois." Iden kembali menepuk pundak Kelvin.

"Its oke. Makanya, lain kali lo itu tau dulu kebenarannya! Jangan malah seenak jidat lo ngomong ngasal," ketus Kelvin.
Kini, ia tidak canggung lagi.

"Yaelah, nyesel gue minta maaf. Ujung-ujungnya mulut pedes lo berfungsi juga," ujar Iden malas.

"Canda, bro." Kelvin merangkul Iden dari samping sambil saling melempar tawa.

Tara mengulas senyumnya, usahanya kemarin tidak sia-sia. Akhirnya Iden mau mengakui keegoisannya dan meminta maaf pada Kelvin.

"Jadi ... lo berdua beneran pacaran?!" tanya Iden sekali lagi. Ia menaikkan alisnya menggoda.

Samar-samar Tara mengangguk.

"Sip! Lo berdua harus traktir gue di kantin. Eh, sekalian Reval sama Zrey. Eh, sekalian temen-temen lo juga, Tar! Biar Kelvin yang bayarin," kata Iden dengan semangat.

"Gue yasinin lama-lama lo, Den!"

"Kenapa lo jadi cerewet banget sih, Den?" heran Tara, gadis itu meneliti setiap inci di wajah Iden.

"Mana saya tahu. Saya kan, nggak tahu," jawab Iden ngasal.

Tara memutar bola matanya malas. Sedangkan Kelvin geleng-geleng kepala. Cowok itu bersyukur tidak ada lagi masalah antara dirinya dan Iden. Ia berharap, tidak akan ada lagi masalah-masalah yang akan menimpanya dan juga sahabat-sahabat terdekatnya.

"Udah, ah. Ayo masuk," ajak Tara.

Kelvin dan Iden mengangguk. Kelvin berjalan mendekati Tara dan langsung menggandeng tangan gadis itu. Iden yang melihat kejadian itu langsung mendengus.

"Yang udah pacaran mah beda. Serasa dunia milik berdua. Fak!" Iden mengumpati mereka kemudian berjalan duluan meninggalkan Tara dan Kelvin.

Sesampainya di kelas, Iden langsung berkoar-koar di depan teman-teman sekelasnya. Hal itu membuat semua manusia yang berada di dalam kelas mengernyit heran. Setelah dua hari tidak masuk sekolah, rupanya otak Iden bertambah tidak normal.

REVALESTA (END)Where stories live. Discover now