14

2.7K 327 9
                                    

Allesta masuk ke dalam kamarnya setelah acara makan malam di rumah selesai. Ia duduk di tepi ranjang sembari mengotak-atik ponselnya.

Dia membuka galeri dan menemukan foto dirinya tengah bersama Bisma. Allesta tertawa ringan. Disitu terlihat Bisma sedang menggunakan masker milik Allesta. Ulah Allesta yang mengerjai Bisma.

Walaupun mereka menjalin pacaran baru sebulan, namun kenangan bisa dibilang banyak. Mereka pacaran memang sebentar, tapi kejebak friendzone sudah setahun lamanya. Wajar, kalau banyak memori.

Allesta menggelengkan kepala untuk menepis pikiran anehnya. Enggak! Allesta tidak mau untuk kembali lagi pada Bisma. Sudah jelas kan, cowok itu diam-diam brengsek.

Ia beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah gitar yang terletak disamping lemari lalu menuju balkon. Suasana yang lumayan dingin, membuat Allesta harus memakai jaketnya.

"Lagu apa, ya?"

"Mendingan lagu yang menceritakan kondisi hati gue, haha."

Allesta memetik gitarnya asal sembari memikirkan lagu apa yang akan ia nyanyikan.

Aku rindu kamu ... Lebih dari yang kau tahu.
Meski yang kuterima ... Kau tak ada untukku.

Aku cinta kamu ... Lebih dari mimpi besarmu.
Walau harus setia ... Dari cinta yang lain.

Dengarkanlah kasih ... Jadi aku sesaat saja..

Memilih bersamamu adalah, takdirku...
Tapi aku juga manusia yang punya rasa...

Dikesepian ini kucoba, tuk bertahan mencintaimu ... Menung--"

"Aww," pekiknya kala sebuah batu terlempar mengenai kepalanya.

"Gila, siapa sih yang lempar!"

Allesta celingak-celinguk melihat kebawah, dan disana ia menemukan seorang cowok sedang menyengir tak berdosa.

Allesta menghela napas. "Ngapain lo disitu? Pasti lo kan, yang lempar batu ini ke gue?!" jeritnya sambil memperlihatkan batu yang mengenainya tadi.

"Kepo!" balas Reval tak kalah keras. "Gue mau ke atas, tunggu bentar!"

Allesta tambah kicep. Ia menunggu saja cowok itu naik ke balkon kamarnya. Reval mengambil tangga disamping rumah Allesta. Tangga itu terlihat tinggi sekali. Pasti sampai ke atas.

Cowok itu memposisikan tangga itu agar pas sampai ke atas. Dengan hati-hati ia menaiki satu persatu anak tangga. Hingga ia sampai dan berada didepan wajah Allesta.

"Malam, Vyo!"

"Ngapain sih, malem-malem lo kesini. Mana pake acara naik tangga lagi." Allesta membantu Reval agar bisa masuk ke area balkonnya.

"Pemanasan, Vy. Biar pas bangun rumah tangga sama lo, gue udah siap," cicit Reval asal membuat Allesta geram. Ia merasa muak dengan gombalan-gombalan yang diberikan cowok itu.

Satu pukulan mendarat di perut Reval. "Nggak ada hubungannya, Sarimin!"

Reval duduk di kursi tempat Allesta duduk tadi. Ia mengambil gitar juga untuk dimainkan. "Lo bisa main gitar, Vy? Wah, hebat lo. Makin cinta gue," ucap Reval sembari mulai memetik senar gitar pelan.

REVALESTA (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt