38

2K 220 23
                                    

Udah VOTE belum?
Buruan tekan bintang, gratis!
•••

Gadis itu berdecak, diam berdiri di sebuah halte bus yang nampak sepi. Percikan air terus mengenai badannya, sehingga baju gadis itu mulai basah. Ia mundur, menghindari percikan air yang terus menyerangnya.

Niatnya, Tara ingin ke toko bunga. Tetapi, malah terjebak hujan. Jadilah, dia meneduh di halte. Benar-benar sepi dan tidak ada orang, dingin pun melanda menyambar kulit putih mulusnya.

Ia celingak-celinguk mencari minibus yang lewat. Tetapi, tidak ada. Hingga, seorang cowok menaiki motor dengan memakai hoodie berwarna hitam menepikan motornya di halte di mana ia berdiri.

Kelvin.

Tara membulatkan matanya, cowok itu nampak tidak sadar akan keberadaannya. Meletakkan tas di kursi tunggu. Dan ... menoleh ke arah Tara.

Tara sontak membuang wajahnya ke arah lain. Namun terlambat, Kelvin sudah menangkap lewat matanya terlebih dahulu.

"Tara?" Kelvin mendekati gadis itu.

Tara sontak gugup, lalu dia menoleh. "Eh, iya."

"Lo ngapain di sini?" tanya Kelvin menatap gadis itu bingung.

"Tadi mau ke toko bunga, tapi malah kejebak hujan. Jadi neduh dulu di sini," kata Tara seadanya.

Kelvin mengangguk saja. Ia menyekapkan tangannya di depan dada sambil mengusap-usap lengannya yang terasa dingin.

"Lo sendiri?"

"Gue pengen jalan-jalan aja, tapi malah pas di tengah jalan, hujan."

"Sendiri?"

"Iya, lah. Lo kira berdua, liat noh, belakang nggak ada siapa-siapa. Nasib jomblo, haha." Kelvin tertawa.

Tara pun ikut tertawa. Padahal, ada hati yang sedang menunggunya. Ia berharap, Kelvin bisa membaca pikiran dan hatihya. Mana mungkin ia mengungkapkan langsung?

Tidak terasa, hujan sudah mulai reda. Kini hanya rintikan demi rintikan yang turun. Kelvin bernapas lega, niatnya ia ingin melanjutkan aktivitas yang tertunda tadi.

"Bareng gue aja, Tar," tawar Kelvin menunjuk motornya dengan dagu.

Tara mematung. "N-nggak usah," ucapnya gugup.

"Nggak papa kali. Sekalian buat temen gue, mau kan?" tanya Kelvin sekali lagi. Berharap, Tara mau menyetujui.

Samar-samar Tara mengangguk. Kelvin sumringah, lalu ia berjalan mendekati motornya.

Karena terkena hujan, jok motor Kelvin basah. Ia sedikit menyingkap kaosnya, lalu mengelap jok motor dengan kaos itu. Sontak Tara langsung berbalik membelakangi Kelvin, karena perutnya sedikit kelihatan.

"Udah, beres. Yuk naik," ajak Kelvin mempersilahkan Tara untuk menaiki motornya.

Tara menyembunyikan senyum bahagianya kali ini. Sedikit tidak menyangka, Kelvin berbaik hati kepadanya. Entah maksud dari cowok itu apa, intinya sekarang Tara benar-benar senang.

"Jadi ke toko bunga?" tanya Kelvin, ia tidak tahu harus menjalankan motor ke arah mana.

"Em, nggak jadi deh. Besok-besok aja," kata Tara menyahuti.

REVALESTA (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum