26

2.3K 236 23
                                    

"Gimana ceritanya lo bisa jatoh sih, Al," ucap Reval seraya membersihkan luka yang ada di lutut Allesta.

Reval mengambil kapas lalu menuangkan alkohol. Lalu di arahkan ke lutut gadis itu. Reval sangat telaten, dengan hati-hati ia mengobati luka Allesta. Takut gadis itu kesakitan.

"Gara-gara cowok nggak tau diri!" cerca Allesta bersungut-sungut.

Reval mengernyitkan dahi. "Nggak tau diri, siapa? Selingkuh lo dari gue?"

Allesta menoyor kepala Reval pelan. "Selingkuh, ndasmu!"

"Tadi, waktu gue jalan, ada cowok nabrak gue dari belakang. Jelas yang salah dia lah, eh cowok itu malah nyalahin gue. Awas aja kalo ketemu lagi," ucapnya menjelaskan.

Reval mengangguk tanda paham. "Oh."

Allesta menatap mata Reval. Terlihat cowok itu terus mengobati lukanya tanpa melihat ke arahnya. Membuat Allesta bertanya-tanya.

"Udah, tuh."

Ia meletakkan alkohol kembali ke kotak P3K. Lalu, bangkit dari duduknya hendak melangkah pergi. Namun, Allesta menahannya.

"Mau kemana?"

"Kelas," jawab Reval singkat.

"Lo nggak ada niatan bantuin gue jalan? Kaki gue masih sakit ini," ucapnya sambil menunjuk kakinya yang sudah di plester itu.

Reval berdecak. "Nggak. Lo 'kan bisa jalan sendiri."

Allesta menghela napasnya sembari berusaha berpikir. Reval tiba-tiba aneh, pasti dirinya membuat kesalahan.

Gue jatoh, gara-gara cowok, dia nabrak gue. Ah! Masa dia cemburu, sih? batin Allesta.

"Lo cemburu, ya?"

Reval yang sudah membuka kenop pintu langsung berbalik menghadap Allesta. Ia berjalan mendekati gadis itu.

"Apa tadi?"

"Cemburu."

"Gue, cemburu? Kalo di pikir-pikir kayaknya iya," ujar Reval. Cowok itu duduk di tepi ranjang UKS di samping Allesta.

Allesta terdiam.

"Lo tau, gue cinta sama lo?"

Allesta mengangguk.

"Lo tau, gue nggak mau kehilangan lo?"

Lagi-lagi Allesta mengangguk.

Allesta bingung. Apa maksud dari cowok yang berada di sampingnya ini. Mau tidak mau ia hanya diam. Mendengarkan ucapan Reval yang mungkin akan ia tanggapi dengan anggukan.

"Yaudah."

Allesta terkejut. "Hah? Gimana, sih."

Reval tidak menjawab. Melainkan mengulurkan tangan ke arah Allesta. "Ayo, gue bantu ke kelas," ucap Reval.

Allesta masih diam.

"Sayang?"

"Eh, iya." Allesta menerima uluran tangan itu.

REVALESTA (END)Where stories live. Discover now