16

2.6K 295 10
                                    

Part ini diisi oleh Reval dan keluarganya.
Bagian uWu hanya sedikit, wkwk.
Vote dulu, yuk. Ramaikan dengan komentar-komentar kalian:(
Typo bertebaran!

______________

Sehabis dari rumah sakit tadi, mereka berdua kini tengah berada di rumah Allesta. Reval mengantarnya pulang, karena memang kondisi yang tidak memungkinkan. Allesta yang terus menggaruk-garuk badannya membuat ia ngeri.

Reval membantu Allesta untuk berbaring, menyelimutinya dan mengambilkan gadis itu minum. Kebetulan, ada Yesi dirumah. Jadi, Reval setelah ini akan langsung pulang.

"Al, Mama kebawah dulu, ya. Kamu sama Reval disini," pamit Yesi yang diangguki oleh Allesta.

Sebelum pergi, Yesi menepuk pundak Reval. "Reval, jagain Allesta dulu, ya."

Reval mengangguk mantap. "Iya, Tante. Siap!"

Yesi tersenyum, lalu ia melenggang pergi dari kamar Allesta. Dan, akhirnya disini hanya ada dua manusia.

"Diminum dulu," titah Reval menyodorkan segelas air putih yang tadi ia bawa dari dapur. Allesta menerima dengan senyumnya.

Ia meneguk sampai tandas segelas air itu lalu menyerahkannya kembali pada Reval. Setelah itu, ia kembali dengan aktivitasnya. Menggaruk-garuk badan.

"Jangan digarukin terus, Vy. Nanti infeksi," ucap Reval lalu menghalangi tangan Allesta untuk menyentuh badannya sendiri.

Allesta tidak tahan, rasanya sangat gatal. "Ini gatel banget, Val. Nggak tahan gue," desahnya menggeliat.

"Tahan aja bentar, besok juga udah mendingan." Reval duduk ditepi ranjang Allesta.

Allesta menggeser badannya agar menjauh dari Reval. Matanya memicing. "Mau ngapain lo? Jangan-jangan, lo mau ajak gue yang iya-iya lagi," ucapnya mencurigai Reval. Satu boneka mendarat tepat di depan wajahnya.

Ia mengambil boneka yang mengenainya tadi, lalu balik melemparnya.

"Suudzon terus lo sama gue. Tapi, kalo lo minta sekarang gue siap kok. Mau dimana? Hotel? Semak-semak? Atau dibawah pohon pisang? Dibawah kolong ranjang ini juga boleh. Biar anti mainstream," tawar Reval dengan tatapan mesum membuat Allesta bergidik.

"Mulut lo pengen gue sabunin rasanya," kesalnya.

Reval terkekeh. Ia melihat ke arah pergelangan tangannya. Wajahnya panik, sekaligus terkejut.

Ia menepuk jidatnya. "Njir, telat gue." gumamnya lirih.

"Vy, gue pergi dulu, ya. Mau jemput nyokap gue, nih. Sampe telat gara-gara lupa."

Allesta mengangguk. "Iya. Makasih, Val. Hati-hati lo," ujar Allesta.

Sebelum pergi, Reval menyempatkan menggenggam tangan Allesta, lalu mencium punggung tangannya.

"Gue pulang. Cepet sembuh."

****

"Bisa diamuk Mami gue, mana ini udah telat tiga puluh menit astaghfirullah," gumam Reval memukul stir mobilnya gusar.

Reval terus bergumam-gumam kecil. Pasti nanti ia akan mendengar pengajian dari Maminya. Ceramah tanpa henti, ditanya sampai akar-akar. Apalagi ini lagi hamil, pasti tambah runyam.

Karena tidak fokus, mobilnya berjalan tanpa dikendalikan. Berjalan yang tidak seharusnya, hingga mengalami serempetan dengan pemilik mobil lain.

REVALESTA (END)Where stories live. Discover now