8

3.3K 336 39
                                    

Happy reading 🎉

Sepulang sekolah, Reval dan para kacungnya bersantai di rumah cowok itu. Mereka sangat lelah hari ini. Jelas saja, 4 orang itu dihukum oleh pak Yono untuk membersihkan seluruh sampah yang ada di SMA Tribakti tanpa terkecuali. Bayangkan saja!

Iden dan Zrey memainkan game Mobile Legend. Dua orang itu tidak pernah lepas dari permainan menyebalkan itu. Eits, itu bagi perempuan yang doi-nya sering ngegame, ya. Catat!
Mumpung ada WiFi gratis di rumah Reval, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Bang, disuruh Mami kewarung." Entah darimana datangnya, Exel tiba-tiba menyuruh Reval bak babunya sendiri.

"Kok Abang sih, kenapa gak kamu aja?" sinis Reval. Ia terus memainkan Slendrina. Game bergenre horor itu menjadi kesukaan Reval.

"Udah lah Aa' Repal, disuruh Maminya kok gitu," ucap Iden mengompori Reval. Sudah dipastikan, keadaan yang adem ayem ini akan tercemari cemoohan untuk Reval si 'anak mami'.

"Brisik lo!"

"Mami, Abang gak mau nih," adu Exel pada Feli.

"REVAAAAL!"

"Iya-iya, berangkat, Mi!" Reval langsung meletakkan ponselnya dan berlari menuju warung dekat rumahnya.

Namun, Reval berhenti. Ia lupa akan sesuatu, ia kembali lagi ke rumah.

"Kok balik lagi?" tanya Kelvin.

"Gue gak tau njir disuruh beli apaan." Reval segera berlari menuju Maminya.

"Mi, disuruh beli apa?"

"Beli gula, beli teh sama beli terasi," ucap Feli.

Sedangkan Reval berusaha mengingat-ingat ucapan Maminya tadi. Semoga saja ia tidak lupa. Biasanya ia akan salah beli dan diamuk habis-habisan oleh Feli.

"Gula, teh, trasi, gula, teh, trasi, gula, teh trasi," gumam Reval sambil menghitung-hitung jarinya.

Ia segera berlari menuju warung, namun sialnya ia kembali lupa akan sesuatu.

"Lailahailallah, duitnya lupa." Reval menepuk jidat lebarnya. Ia begitu ceroboh. Dengan terpaksa, ia harus kembali lagi ke rumahnya.

"Bolak-balik kek setrikaan lo!" cibir Iden. Terlihat, Reval nampak ngos-ngosan.

"Gue lupa duitnya." Reval menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.

"Punya temen kok pikun gini," maki Zrey dan Kelvin bersamaan.

"Bacot lo!"

Ia menuju dapur rumah nya dan mengampiri Feli. "Mami!"

"Demi anak kucing tetangga yang hamil lagi, belom jadi beli, hah?!" bentak Feli dengan muka merah menahan amarah.

"Astaghfirullahaladzim, nggak boleh suudzon sama anak sendiri."

"Ngapain balik lagi, hm?" tanya Feli melembutkan nadanya. Lembut-lembut menghanyutkan.

"Lah duitnya ketinggalan! Dasar titisan kuyang!" seru Reval mengumpati Maminya sendiri.

"Oh iya lupa, makanya bilang dulu tadi." Feli mengambil uang lima puluh ribuan di lemari lalu menyerahkan pada Reval.

Sudah tiga kali Reval bolak-balik dari rumah ke warung, oke ini terakhir kalinya. Dengan semangat, ia berlari menuju warung. Namun, kakinya mendadak lemas ketika melihat warung mbak Juminem tutup.

"Cobaan apa yang engkau beri pada hamba, Tuhan?!"

Reval berjalan gontai menuju rumah, ia frustasi serta kesal. Bolak-balik ternyata tidak ada faedahnya. Ia akan mengutuk Mbak Juminem kali ini.

REVALESTA (END)Where stories live. Discover now