13

2.8K 320 48
                                    

Siap ketemu Reval dan Allesta?

Seorang berjalan menuju gerbang
dengan berlenggak-lenggok bak model. Dengan atasan sedikit ketat dan rok yang pas dengan lutut. Rambutnya yang berwarna coklat menambah pesona gadis itu.

Ia menerima sapaan-sapaan manis dari para cowok yang melihatnya. Tak ayal jika banyak yang terpesona. Wajah cantik itu seolah menghipnotis mereka semua.

Ia terus berjalan memasuki arena sekolah dengan lengkungan di bibirnya yang tak pernah pudar. Tiba-tiba, langkahnya terhenti kala melihat sesuatu yang membuatnya naik darah.

Ia terus memperhatikan gerak-gerik yang ia lihat. Ternyata benar, ia tak mungkin salah. Gadis itu langsung menghampiri apa yang dilihatnya dengan menggebu-gebu.

Dia mendorong badan seorang cewek yang berada didepannya sehingga terjatuh ke depan. "Heh! Maksud kamu apa jalan bareng sama pacarku?!" tegasnya.

"Reval! Kamu kok sama dia sih? Jadi selama aku nggak berangkat kamu pacaran sama dia?"

Reval langsung membantu Allesta berdiri. Ya, dia adalah Allesta Vyoncia, si gadis yang didorong oleh Cica Klarista.

"Apa-apaan sih lo, Cak!" bentak Reval.

Allesta berdiri dan langsung mendorong balik Cica. "Suka-suka gue lah. Bukan urusan lo ya cabe Tribakti!"

Cica melotot. Ia baru saja disebut cabe sekolahnya. Rasa tidak terima hadir dalam lubuk hati Cica. "Jelas urusan aku lah! Reval ini pacarku. Dan kamu ...." Ia menunjuk Allesta dengan jari telunjuknya. "... Kamu itu pelakor!"

"Cica! Stop! Gak usah lo ikut campur urusan gue. Dari awal gue udah bilang kan, lo gak perlu ngatur-ngatur hidup gue. Dan, gue gak ada rasa suka secuil pun untuk lo," seru Reval menatap Cica tajam.

Allesta tersenyum kemenangan sekarang. Sepertinya bermain-main dengan si Cabe Tribakti boleh juga.

"Udah? Telinga lo berfungsi kan, atau jangan-jangan lo tuli? Cepet ke dokter aja sih. Untung gue peduli sama lo." Allesta bersedekap dada.

Adegan itu tak luput dari pandangan murid-murid SMA Tribakti. Banyak pasang mata yang menilai kejadian itu. Sebagian melihat pesona Reval, tak sedikit juga yang mencaci Cica.

"Kamu ...." Cica menggantungkan kalimatnya. "... Awas aja ya kamu!"

"Sorry, gue gak perlu awas buat ngadepin lo! Kalo perlu bawa seluruh antek-antek lo buat ngelawan gue," ucap Allesta santai.

Cica berusaha menahan amarah dan malunya. Ia melenggang pergi dari tempat itu dan mendapat tatapan-tatapan tajam dari para siswi.

"Daebak! Sumpah lo keren banget, Vy!" seru Reval menatap Allesta takjub.

Allesta tertawa renyah. "Biasa aja. Gue cuma gak suka kalo ada orang semena-mena kaya pacar lo itu."

Reval menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Pulang sekolah nanti bakal gue putusin, janji deh. Gak pake tapi boong." Reval mengangkat dua jarinya peace.

Allesta mengangkat ibu jarinya. "Bagus. Keputusan yang bagus, Val. Udah mending putusin aja. Apa sih yang lo banggain dari cewek cabe itu," gerutunya kesal.

"Uluh-uluh, pacar Abang Reval agaknya cemburu," godanya mencolek dagu Allesta.

"Dih, PD banget lo."

Reval dengan cepat menggenggam tangan Allesta lalu berjalan menuju kelas mereka.

Nyaman, itu yang Allesta rasakan. Namun, ia masih belum bisa untuk mencintai Reval. Beda. Rasa ini beda. Ia yakin, bukan cinta.

REVALESTA (END)Where stories live. Discover now