25. Aku Hanya Lelah

623 79 2
                                    

Jackson menatap seorang perempuan yang tidur dengan pulas penuh perasaan. Tangan kanannya mengelus rambut dan wajah perempuan itu bergantian.

Ia merasa lega, calon istrinya baik-baik saja. Meskipun rumahnya tidak bisa dimasuki sembarangan orang, tetapi Jackson perlu juga memperketat keamanan rumahnya

"Key, kini aku tidak takut kamu mengetahui rahasiaku. Yang aku takutkan adalah, seseorang dibalik kematian ayahmu."

Jackson mendesah pelan. Ia tidak takut menghadapi pelaku pembunuhan itu, yang ia takutkan adalah orang itu akan menyakiti Keyrin.

Keyrin menggeliat, mencari posisi nyaman yang kini ia menghadap Jackson. Jackson tersenyum tipis. Sungguh, ia berjanji dalam hati akan menjaga dan melindungi Keyrin melebihi dirinya sendiri.

Jackson sedikit terkejut saat ponselnya bergetar. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana, melihat siapa yang meneleponnya malam-malam seperti ini.

Jackson berdiri dan keluar dari kamar Keyrin dengan langkah yang buru-buru. Keningnya berkerut saat mengetahui siapa yang menelepon.

Jackson masuk ke dalam kamarnya. Ia melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur, namun nampaknya si penelpon tidak mau menyerah. Ia menelopon lagi. Jackson mendekati tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Lalu mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?!" tanya Jackson menahan diri agar tidak memaki.

"Jack, aku membutuhkanmu." Suara itu begitu lembut. Jackson menghela napas sambil menekan pangkal hidungnya.

"Mine, ini sudah larut malam. Kalau tidak ada yang penting, aku tutup teleponnya.".

"Jangan, Jack! Aku benar-benar membutuhkanmu."

Jackson menghela napas, lalu ia memutuskan sambungan telepon.

"Sialan! Dia benar-benar sudah gila." Jackson menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh terpengaruh dengan Mine atau siapapun yang mencoba mengganggu rencana pernikahannya.

Jackson meletakkan ponselnya di tempat tidur sembari berbaring. Ia menatap langit-langit kamar dan meletakkan tangannya di kening.

Ia mulai kepikiran dengan ucapan-ucapan ayahnya mengenai Mine.

"Kalau dia bukan Mine, lalu dia siapa? Dan Mine yang asli di mana?" Jackson menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau memikirkan hal lain. Ia tidak mau Keyrin mengetahui isi pikirannya dan ia tidak mau membuat Keyrin terluka.

Jackson mengambil posisi duduk, lalu ia berdiri dan melangkah keluar dari kamar. Ia ingin melihat Keyrin sekali lagi.

Dengan gerakan pelan, ia membuka pintu kamar dan mendekati tempat tidur. Namun jantungnya seperti berhenti berdetak untuk sepersekian detik.

"Key!" Jeritnya saat tidak menemukan Keyrin di tempat tidur.

Jackson berlari keluar dari kamar, tujuannya sekarang adalah ke dapur. Seketika ia merasa lega melihat Keyrin yang berjongkok di depan kulkas yang terbuka.

"Key...." Jackson duduk di sebelah Keyrin. Ia memeluk Keyrin yang kebingungan.

"Kenapa?" tanya Keyrin menyentuh lengan Jackson. Namun lagi-lagi Jackson terkejut merasakan sentuhan tangan Keyrin yang dingin. Lalu ia melepaskan pelukannya saat mencium bau karat.

"Key!" pekiknya saat melihat pergelangan tangan Keyrin yang berdarah. Keyrin berusahan menyembunyikan tangannya, ia tersenyum lebar meski tidak sampai ke mata.

Jackson langsung menggendong Keyrin dan mendudukkannya di kursi. Ia berjongkok di depan Keyrin dan segera mengobati pergelangan tangan Keyrin.

Ia tidak bicara lagi, namun pikiran dan hatinya dipenuhi dengan ketakutan-ketakutan yang luar biasa.

SECRET OF JACKSONDove le storie prendono vita. Scoprilo ora