13. Kamu Sangat Berharga

698 76 4
                                    

Jackson duduk termenung di sofa ruang kerjanya. Ia masih memikirkan kemana Keyrin kemarin malam. Jackson sama sekali tidak bisa tidur, pikirannya penat. Maka dari itu ia pergi pagi-pagi sekali ke kantor setelah menyiapkan sarapan untuk Keyrin.

Jackson mengacak-acak rambutnya frustrasi. Pikirannya menjadi tidak tenang.

"Dugaanku benar." Jackson mendongak, menatap orang di depannya tanpa minat.

"Kenapa kamu ke sini sepagi uni Lee?"

"Kebetulan lewat saja, Bang." Leonard duduk di single sofa. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat penampilan Jackson yang berantakan.

Padahal biasanya lelaki itu selalu tampil rapi, meski di rumah sekalipun.

"Ada apa dengan mata panda itu, Bang?"

"Aku hanya kurang tidur akhir-akhir ini."

"Apartemen Abang kosong?" Jackson mengangguk.

"Abang tinggal dimana? Di rumah Abang?" Jackson kembali mengangguk.

"Sebenarnya aku penasaran apa yang Abang kejar malam itu. Tapi aku melihat wajahnya sekilas, mirip gadis yang dulu tinggal di apartemen Abang. Apa aku salah lihat?" Leonard menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Jackson menghela napasnya.

"Lee, apa yang akan kamu lakukan ketika membuat kesalahan besar pada seseorang?" Jackson duduk dengan tegak.

"Tentu saja minta maaf, Bang. Lalu menebus kesalahan itu. Ya, meski semuanya tidak bisa kembali ke awal. Setidaknya kita tulus dan berusaha memperbaiki semuanya. Begitu, Bang kalau versi Leonard." Leonard menepuk dadanya sambil tersenyum tipis. Jackson mengangguk.

"Apa ada hubungannya dengan gadis itu?"

"Ya. Aku melakukan kesalahan besar."

"Kan sudah pernah kuingatkan, Bang. Jangan melibatkan orang yang tak bersalah dalam masalah Abang."

"Aku tahu. Menurutmu, bagaimana kalau aku menikahinya?"

"Menikahinya? Bang, tolong kalau mengambil keputusan itu dipikirkan dengan matang-matang. Apakah menurut Abang menikahi dia bisa menebus kesalahan yang sudah Abang lakukan? Itu bukan solusi dan jalan keluar, Bang. Yang benar saja." Leonard benar-benar tidak habis pikir jalan pikiran Jackson.

"Kecuali kalau kalian sama-sama saling mencintai, Bang. Menikah sama orang yang kita cuntai saja masih banyak masalah, apalagi kalau tanpa cinta?."

"Masih berniat, Lee. Belum pasti."

"Abang jangan plin-plan, dong. Ada-ada saja."

"Tidak seperti yang kamu pikirkan, Lee. Setidaknya saat aku menikahinya, aku bisa menebus kesalahanku satu per satu."

"Aku rasa itu hanya memperkeruh keadaan, Bang. Percaya padaku."

"Hah, sudahlah. Nanti kupikirkan lagi." Jackson menyenderkan tubuhnya di sofa, ia memejamkan matanya.

"Apa gadis itu Keyrin, Bang?"

"Hmm..."

"Boleh aku bertemu dengannya?"

"Terserah kamu saja, Lee. Dia ada di rumahku. Tapi tolong jangan aneh-aneh padanya. Bawa mama juga. Jangan harap aku izinkan kamu datang sendirian."

"Ngomong-ngomong, kenapa Keyrin ada di rumah Abang? Maksudku, dia menghilang, lalu tiba-tiba sudah di rumah Abang saja."

Leonard penasaran rencana Jackson selanjutnya.

"Aku mengasuhnya."

"Yang benar saja?" Jackson mengangkat bahunya.

SECRET OF JACKSONWhere stories live. Discover now