18. Senyum Yang Rapuh (1)

584 71 7
                                    

November 2018

Cuaca hari ini begitu cerah secerah hati seorang pria yang sedang menandatangani berkas di meja kerjanya sambil senyum-senyum sampai mengabaikan pria paruh baya yang duduk di depannya.

"Jack, dari tadi Papa perhatikan kamu senyum-senyum sendiri." Jack mendongak, menatap sang ayah sambil menyipitkan matanya. Wajahnya berubah tanpa ekspresi.

"Papa salah lihat." Jackson mengerang dalam hati.

"Tidak, kamu terus tersenyum sejak Papa di sini. Sampai kamu lupa Papa ada di ruang kerjamu." Dominick, biasa dipanggil Nick penasaran pada putra pertamanya ini.

"Mama sudah cerita."

Jackson meletakkan pulpennya. Menatap Nick dengan serius.

"Itu benar, Pa. Aku akan menikah awal tahun depan. Papa tidak keberatan, kan?" Nick menggeleng.

"Sama sekali tidak, Jack. Tapi aku merasa ada yang janggal." Nick menatap Jackson curiga. "Apapun yang kamu rahasiakan, lambat laun akan ketahuan."

"Pa, aku tidak merahasiakan apa pun."

"Asal-usul gadis itu. Aku tahu tentangnya." Nick menatap mata Jackson, tenang dan polos.

"Apa yang Papa tahu?" Jackson menelan ludahnya susah payah, ia berusaha tetap tenang.

"Semuanya." Nick menghela napasnya pelan. "Jangan menikah dengannya. Kamu hanya akan menambah luka dihatinya jika dia tahu kamu menikahinya hanya karena rasa bersalah dihatimu. Dia sudah cukup menderita, kan?"

"Pa...." Nick menggeleng.

"Mungkin semua orang bisa kamu bohongi, tapi kamu tidak bisa membohongi dirimu sendiri, Jack. Coba bayangkan, bagaimana kalau sewaktu-waktu ingatan gadis itu kembali? Sebaiknya urungkan saja niatmu menikahinya."

"Aku tidak mau!"

"Jangan keras kepala, Jack! Ingat, kamu yang menghancurkan keluarganya hanya karena alasan tidak masuk akal itu! Kamu menghancurkan masa depan gadis itu!"

Jackson berusaha tetap tenang, meski rasanya ia ingin meneriaki ayahnya. Tapi, ia sama sekali tidak bisa melawan. Nick begitu cerdik dan dengan mudahnya mengetahui rahasia yang disimpan Jackson baik-baik.

"Siapa yang memberitahu Papa?" Nick mengangkat bahunya.

"Pa, tolong jawab!" Kesabaran Jackson mulai habis.

Nick bangkit berdiri, "ayah gadis itu temanku" ucap Nick sambil tersenyum tipis. Lalu keluar dari ruang kerja Jackson. Jackson bangkit berdiri, ia panik.

"Kalau Papa sudah tahu, kenapa Papa diam saja, hah!" Jackson membanting meja kerjanya.

Ia melangkah mondar-mandir, pikirannya tidak bisa tenang. Hatinya menjadi gelisah.

"Apa yang harus kulakukan? Apa papa akan menjadi lawanku?" Jackson mengacak-acak rambutnya.

"Papa tidak akan memberitahu Keyrin, kan?" Jackson geleng-geleng.

Tiba-tiba pintu terbuka, Jackson mengepalkan tangannya saat Nick kembali lagi keruangannya.

"Pa...." ucapnya mendekati Nick yang kini sudah duduk santai di sofa. Nick hanya berdeham pelan.

"Pa, kalau Papa sudah tahu semua yang kulakukan, kenapa Papa diam saja?"

"Aku hanya ingin melihat sejauh mana kamu bertindak." Nick menatap Jackson serius, ada api kemarahan dalam mata Nick.

"Menurutmu, apakah aku bisa mencegahmu? Kamu begitu berambisi menghancurkan mereka. Jack, apa yang merasukimu saat itu? Kalau kamu memberitahu, mungkin aku akan memaafkanmu!"

SECRET OF JACKSONWhere stories live. Discover now