03. Keinginan Jackson

1.3K 125 1
                                    

Jackson baru saja menyelesaikan pekerjaannya pukul 03.15 dini hari. Dia menaikkan tangannya ke atas untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Aku lihat dia sebentar," ujarnya sambil berdiri. Lalu melangkah keluar dari kamarnya. Jackson masuk dan mendekati Keyrin yang tidur dengan pulas. Jackson mencek keadaan Keyrin.

"Syukurlah, panasnya sudah turun." Jackson meraih ponsel Keyrin dan melihat ada banyak panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk. Sayangnya Jackson tidak bisa membuka kunci ponsel Keyrin.

Wajar banyak yang menelepon Keyrin, keluarganya sudah pasti mencarinya karena tidak pulang ke rumah.

Jackson menyipitkan matanya saat melihat nama ‘Ayah’ muncul di layar. Ayah Keyrin ternyata kembali menelepon.

Jackson tersenyum tipis. Ia tidak mengangkat telepon itu. Meletakkan kembali ponsel Keyrin di nakas, Jackson berdiri dan keluar dari kamar Keyrin. Lelaki itu menutup pintu kamar dengan gerakan pelan, lalu melangkah menuju dapur.

Jackson mengambil 2 minuman kaleng dari kulkas, ia membawa minuman itu ke kamarnya. Di kamar, Jackson duduk di sofa berwarna cokelat.

Ia membuka kedua tutup minuma kaleng itu, dan menyesapnya satu kaleng. Satu kaleng ia letakkan di meja.

"Cheers," ucap Jackson pelan. Ia terkekeh dengan tingkahnya.

"Tidak lama lagi aku gila!" ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Jackson mengusap sudut matanya. Ia kembali tenang dan menyesap minumannya. Saat minuman kaleng yang di pegang sudah habis, Jackson meremasnya dengan kuat dan melemparkan ke sembarang arah.

"Aku sudah seperti orang gila!" Jackson menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya. Ia geleng-geleng, pipinya memerah karena emosi.

Jackson menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan secara perlahan.

"Baik. Aku hanya perlu mencari penggantinya." Jackson menyenderkan tubuhnya di sofa. Ia menatap langit-langit kamarnya. "Ya, aku bisa melupakan Mine. Sadarlah, Jack! Mine itu sekarang adik iparmu! Tapi kenapa sesulit ini?" Jackson memejamkan matanya.

Ia bangkit berdiri dan keluar dari kamarnya. Ia kembali masuk ke kamar Keyrin. Jackson duduk di tepi ranjang. Menatap Keyrin dengan kening yang berkerut.

"Key, bangun...." ucap Jackson dengan lembut. Tangannya menepuk pipi Keyrin berkali-kali.

Keyrin merengut karena tidurnya di ganggu. Ia membuka matanya, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya lampu yang terang.

"Ada apa?" tanya Keyrin sembari duduk dan bersandar di kepala tempat tidur. Keyrin menguap dan mengucek matanya.

Saat sudah sadar sepenuhnya, tubuh Keyrin langsung kaku. Jackson menatapnya tajam sehingga membuat Keyrin mulai takut. Ia memejamkan matanya sekilas dan membukanya lagi. Memberanikan diri menatap mata Jackson yang kini tatapan itu sudah berubah.

Keyrin berdebar. Tanpa sadar, tangannya terulur dan menyentuh kening Jackson yang berkerut. Ia mengelus kening itu sampai kerutannya hilang.

"Tidak bisa tidur?" tanya Keyrin pelan. Suaranya begitu lembut. Jackson memejamkan matanya, ia mengangguk.

Namun tiba-tiba Keyrin menarik tangannya saat ponselnya bergetar. Ternyata ayahnya masih terus menelepon Keyrin.

"Ayah," desisnya. Keyrin mengangkat telepon itu. Sementara Jackson membuka matanya.

"Ayah, Key minta maaf karena tidak memberi kabar. Key baik-baik saja, kok."

"Syukurlah akhirnya kamu angkat, Key."

"Key menginap di rumah teman, Ayah. Key lupa memberitahu. Maaf...." Keyrin menggigit bibirnya karena merasa bersalah pada ayahnya.

"Kamu membuatku khawatir, Key. Pelayan di rumah meneleponku dan memberitahu kalau kamu belum pulang, Nak."

SECRET OF JACKSONWhere stories live. Discover now