21. Takut Kehilangan

816 88 9
                                    

Keesokan harinya...

Makanan di meja makan begitu banyak dengan berbagai menu makanan. Semua keluarga Jackson sudah berkumpul kecuali Jackson dan Keyrin.

Jackson masih mencoba membujuk Keyrin karena Keyrin merasa tidak pantas bergabung bersama keluarga besar Jackson. Terlebih Keyrin sudah melihat Mine yang datang sejak siang.

Alhasil Keyrin hanya mengurung diri di kamar.

Namun akhirnya ia mau. Dengan kepala menunduk, ia melangkah di belakang Jackson. Jackson sendiri menggenggam tangan Keyrin begitu erat.

Mereka duduk bersebelahan dan mencuri perhatian dari keluarga. Keyrin menunduk, rambut panjangnya terikat rapi. Matanya juga sembab.

"Key...." ucap Devany dengan lembut. Tapi Keyrin yang merasa tidak tenang dan tidak nyaman merasa panggilan itu kasar. Ia menahan agar air matanya tidak jatuh. Keyrin mengusap sudut matanya, ia perlahan mengangkat wajahnya dan memaksakan senyumnya.

Namun senyum itu perlahan menghilang saat melihat sosok perempuan yang duduk tepat di depannya. Keyrin meremas ujung jaketnya.

"Key..." bisik Jackson sambil memegang tangan Keyrin. Keyrin kembali tersenyum, ia menatap ke sebelah perempuan itu, seorang pria yang mempunyai wajah sama persis seperti Jackson. Namun tubuh pria itu lebih berisi dibanding Jackson dan model rambut mereka juga berbeda.

Lalu ia menatap piring di depannya yang sudah di isi Jackson. Sungguh, Keyrin sedang tidak nafsu makan.

Saat makan malam sudah dimulai, Keyrin hanya mematung. Ia merasa ada yang memperhatikannya diam-diam, ia semakin tidak nyaman.

"Key, makan ya. Sedikit saja, Key..." ucap Jackson dengan lembut. Keyrin mengangguk. Ia meletakkan tangannya di meja makan. Meraih sendok dengan tangan yang bergetar.

Namun untuk memegang sendok pun Keyrin tidak sanggup. Alhasil ia bangkit berdiri. "Maaf, saya tidak bisa ikut makan malam. Permisi." Keyrin membungkuk sopan, lalu berlari menuju kamar.

Ia sadar sikapnya tidaklah sopan, tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak bisa tenang, ia membutuhkan pelampiasan.

"Biar aku saja yang susul," ucap Leonyca saat Jackson bangkit berdiri.

Leonyca berdiri dan pergi menyusul Keyrin ke kamarnya.

Jackson kembali duduk, ia bahkan tidak memakan makanannya. Rasanya, ia ingin berlari melihat Keyrin dan menenangkan gadis itu.

Sementara itu Leonyca masuk ke kamar. Ia mendekati Keyrin yang duduk di sudut kamar. Sambil memeluk lututnya.

"Key..." Leonyca duduk di sebelah Keyrin. Keningnya berkerut melihat bibit Keyrin yang berdarah. Keyrin menggigit bibirnya sampai berdarah untuk menahan tangisnya.

Leonyca menarik Keyrin kepelukannya. "Tidak apa-apa, ya. Jangan takut. Kalau mau nangis, nangis saja sampai puas. Aku sudah menutup pintunya dan tidak ada yang akan melihatmu menangis." Leonyca menepuk-nepuk punggung Keyrin.

Dengan gerakan pelan, ia memeluk Leonyca sangat erat sambil menangis tersedu-sedu.

"Menangislah sampai puas. Jangan menggigit bibir lagi, pasti sangat sakit, ya?" Leonyca mengelus punggung Keyrin. Tubuh itu bergetar hebat.

Keyrin menangis lumayan lama di pelukan Leonyca. Hinggga ia lelah dan berhenti menangis.

Leonyca melepas pelukan mereka, ia mengusap pipi Keyrin dari sisa air mata. Mata Keyrin bengkak, hidungnya merah, dan wajahnya juga pucat.

"Lega?" tanya Leonyca sambil tersenyum tulus. Keyrin mengangguk, ia membalas senyuman Leonyca.

Leonyca bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya pada Keyrin. Keyrin menerimanya dan ia berdiri.

SECRET OF JACKSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang