15. Self-injury (1)

706 77 7
                                    

Dua minggu sudah berlalu, kehidupan yang Keyrin jalani seperti biasa. Ia menjadi bergantung pada Jackson dan lelaki itu sangat memanjakannya.

Mereka juga sudah semakin dekat dan akrab. Keyrin juga tidak pernah melukai dirinya lagi atau merasa ketakutan. Yang ada sekarang malah Jackson yang merasa takut.

Takut sewaktu-waktu Keyrin ingat semuanya, takut Keyrin mengetahui rahasia yang disimpannya rapat-rapat.

Siang ini seperti biasa Keyrin membersihkan rumah. Meski sebenarnya tidak perlu melakukannya karena setiap pagi ada dua orang perempuan yang membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menyetrika.

"Hah, akhirnya selesai." Keyrin berdiri tegak untuk meluruskan pinggangnya.

"Wah, kamu rajin sekali." Keyrin langsung menoleh ke arah suara itu. Ada dua orang wanita berdiri di tengah ruangan. Keyrin mengerutkan keningnya. Ia tidak mengenal kedua wanita itu. Jackson juga tidak ada memberitahu.

Keyrin mendekati kedua wanita itu, ia tersenyum salah tingkah sekaligus bingung.

"Aku mamanya Jackson."

"Wah, selamat datang, Bu. Ayo kita duduk." Keyrin berubah jadi ramah. Ia tersenyum lebar.

"Aku adiknya." Keyrin membesarkan matanya. Ia mengarahkan Devany dan Leonyca menuju ruang tamu. Devany dan Leonyca duduk di sofa, sementara Keyrin berdiri.

"Ibu ingin minum apa?"

"Hanya Mama yang ditawarin?" Leonyca menggembungkan pipinya.

"Kakak ingin minum apa?" Keyrin semakin salah tingkah.

Devany memperhatikan Keyrin dari kaki sampai rambut. Keningnya berkerut saat melihat kedua tangan Keyrin. Namun ia tersenyum.

"Kami bisa ambil sendiri. Kamu duduk saja." Keyrin mengangguk. Ia duduk di single sofa, ia menundukkan kepalanya saat Devany dan Leonyca menatapnya terang-terangan. Seperti menilai.

"Nama kamu siapa?" Devany membuka pembicaraan.

"Keyrin, Bu." Devany melirik Leonyca yang hanya mengangkat bahu.

"Keyrin yang dulu pernah tinggal di apartemen Jackson?" Keyrin mengangkat kepalanya, menatap Devany kebingungan.

"Ma, abang berpesan agar hati-hati bicara dengannya. Ia lupa ingatan," bisik Leonyca.

Devany mengangguk, ia tersenyum. Meski dalam hati ia sangat penasaran pada Keyrin. Terlebih melihat bekas luka di tangan Keyrin.

"Key, apa Jackson memperlakukan kamu dengan baik?" Keyrin mengangguk dengan cepat.

"Kamu suka padany, ya?" tanya Leonyca sambil menaikkan turunkan alisnya. Keyrin menggeleng meski ia tidak dapat menyembunyikan senyumnya.

Leonyca melirik ponselnya, ada pesan masuk dari suaminya.

"Ma, sepertinya aku harus pergi. Matt menungguku."

"Hmm, ya sudah. Hati-hati di jalan, Nak." Leonyca mengecup pipi Devany dan bangkit berdiri.

"Key, aku pulang dulu, ya. Kapan-kapan kita ngobrol." Keyrin mengangguk.

Selepas Leonyca pergi, tinggallah Devany dan Keyrin.

"Key, duduk di sini." Devany menepuk sofa di sebelahnya. Keyrin mengangguk dan berpindah tempat duduk.

Devany mengelus rambut Keyrin. Menatap gadis itu takjub. Keyrin begitu cantik dengan rambut panjangnya yang berwarna coklat. Bola matanya berwarna coklat.

"Kamu pasti bosan di sini. Jackson memang pekerja keras."

"Aku tak masalah, Bu." Keyrin tersenyum sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Devany yang mengikuti gerak-gerik tangan Keyrin terkejut melihat leher Keyrin.

SECRET OF JACKSONWhere stories live. Discover now